Komen tembus 50 up lagi. Kalo gak tenbus ya tunggu sampe tembus hehe
Hari ini hari pengangkatan Jeremy sebagai CEO perusahaan milik Jeffryan, Mardika tentu saja hadir dan yang tak terduga adalah hadirnya Hasna di acara ini. Ia duduk bersama Nana dan menemani wanita hamil itu selama suaminya sibuk dengan acaranya.
"Has, nginep aja yuk di rumah. Kangen tidur sama Hasna aku tuh"
"Gak bisa, Na. Ada yang nunggu di rumah aku sekarang tuh" alasan Hasna
"Ih, Hasna punya gebetan baru gak bilang-bilang. Bagus deh kalau hasna udah move on!"
Mardika yang duduk dua baris di depan mereka nampak penasaran dengan obrolan dua orang itu. Tapi ia terlalu malu untuk bertanya.
Jeremy yang sudah selesai dengan acaranya langsung menghampiri mereka berdua dan memeluk istrinya.
"Sayang, suruh Hasna nginep rumah dong. Kangen aku tuh" adu Nana pada suaminya
"Nginep aja sih, Has. Gue anterin pulang besok siang" ujar Jeremy
"Iya, Has. Anak gue ngiler ntar pas lahir" rengek Nana sambil mengelus perutnya
Hasna tampak berpikir sejenak. Ia kemudian mengangguk.
"Tapi gue pulang dulu bentar ya, pamitan sama orang rumah" jawab Hasna
Nana tampak memicingkan matanya menatap Hasna penuh selidik.
"Lo gak kawin tanpa ngundang gue kan Has? Atau lo tinggal berdua apa pacar baru lo?"
"Iya, gue tinggal berdua sama pacar baru gue. Makanya gue mau pulang dulu pamitan sama dia" ujar Hasna sedikit keras agar Mardika dengar
"Ya udah gue anterin pulang dulu baru nanti nginep rumah deh. Pacar lo semoga gak tolol kaya mantan lo ya, Has" sahut Jeremy sambil melihat Dika di depannya
Mardika keluar kamar pukul sebelas dan tanpa sadar ia menabrak anak kecil berusia lima tahunan.
"Kamu siapa? Ngapain di rumah saya?" Tanya Mardika sedikit kaget
"Om siapa? Kok ada di rumah uncle J?"
Anak itu langsung digendong oleh seseorang dan ternyata itu adalah Hasna.
"Sorry, anak aku emang bawel. Jibril, kenalin ini uncle Dika, kakaknya uncle J"
Anak itu mengulurkan satu tangan mungilnya dan langsung dijabat oleh Dika.
"Om nya mirip sama foto yang ada di kamar mama" ujar Jibril yang langsung dibekap mulutnya oleh Hasna
Mardika sedikit bingung. Bagaimana ceritanya Hasna bisa tiba-tiba punya anak yang usianya lima tahunan.
Jeremy masuk tanpa permisi ke kamar Mardika sambil menggendong anak tadi. Dika hanya memandang adiknya malas.
"Lo ngapain bawa anak Hasna ke kamar gue?" Tanya Dika
"Bacod lo, bang. Mereka lagi pelukan berdua, gue diusir sama bini"
Dika menggeser tubuhnya saat Jeremy meletakkan Jibril di ranjangnya.
"Anak kandung Hasna?" Tanya Dika
"Iya, dia bilang biar gak kesepian aja kalau di rumah. Biar ada yang dijadikan semangat hidup" jawab
Jibril menatap Dika yang tidur di sampingnya. Ia tidur di tengah-tengah.
"Om Dika, kenapa mama suka nangis sambil peluk foto om Dika?" Tanya bocah itu polos
"Emang mama suka nangis?" Tanya Dika
Bocah itu mengangguk. "Mama sayang sama om Dika, kenapa om Dika gak sayang balik sama mama?"
"Om Dika sayang sama mama kenapa gak nikah sama mama?"
Dika dan Jeremy mematung. Bisa-bisanya anak umur lima tahun bicara seperti itu.
"Emang Jibril ngerti soal sayang-sayangan?" Canda Jeremy
Anak itu mengangguk lagi.
"Ngerti! Kaya uncle J sama onty Nana kan? Sayang terus menikah biar mama gak sedih lagi!"
"Omelin tuh om nya, udah bikin mamamu nangis tuh!" Jeremy berusaha menjadi kompor
Puukkk
Mardika mengaduh saat lengannya ditinju oleh bocah itu.
"Balasan soalnya om suka bikin mama nangis!"
° ° °
Mereka sarapan bersama di meja makan, termasuk Hasna dan Jibril. Anak itu nampak akrab dengan Jeremy.
"Kamu adopsi resmi gitu, Has? Langsung jadi wali?" Tanya Jeffryan
"Iya, dikasih akta kaya bayi lahir gitu, masuk kartu keluarga juga. Jadi aku punya keluarga lagi sekarang" jawab Hasna
"Kenapa gak nikah aja si, Has? Dokter Gibran ganteng tuh, atau Pak Dimas yang punya rumah sakit tempat kita kerja itu. Mereka kan ngejar-ngejar kamu dari dulu" sahut Nana
"Trauma ya, Has?" Ujar Jeremy sambil melirik Mardika yang sedari tadi diam
"Belum ada yang cocok di hati"
Jibril tiba-tiba membagikan permen di sakunya kepada setiap orang di meja makan.
"Kata mama sharing is caring. Jadi Jibril bagi-bagi aja permennya" ucap anak itu
"Makasih ya sayang. Sini mama peluk" Tya merentangkan tangannya dan membawa anak itu ke pangkuannya
"Kita pulang ya habis ini" ajak Hasna
Anak itu menggeleng. Hasna terus membujuk anaknya agar mau pulang tapi anaknya malah menangis.
"Gak mau pulang, mau main PS lagi sama uncle J sama om Dika"
"Mamanya sendirian dong di rumah" Hasna berusaha terlihat sedih
"Nginep lagi aja. Boleh kan uncle J?" Tanya Jibril
Jeremy mengangguk semangat. "Boleh dong, nanti Jibril bisa main PS sepuasnya!"
"Nginep aja, Has. Kamu jadi susternya Nana aja. Kan mau lahiran tuh mantu saya bentar lagi" ujar Jeffryan
"Iya, saya juga suka ke luar kota nemenin Bapaknya kerja. Jadi kasihan Nana" sahut Tya
Mutlak, Hasna kembali tinggal di sini. Tetapi sebagai suster dari istri Jeremy. Jeffryan dan Tya melakukan ini agar dua orang bodoh ini kembali bisa dekat seperti dulu.
° ° °
Hasna pergi ke dapur untuk membuatkan susu anaknya. Dan ternyata Dika duduk di pantry dan juga sedang minum susu.
"Hai..." Sapa Dika
"Iya"
"Tangan kamu udah sembuh lukanya?"
Wanita itu hanya mengangguk sambil mengaduk susu.
"Lain kali jangan begitu lagi ya. Jangan bikin kamu sakit"
"Lebih sakit luka yang lama sih, mas. Lukanya masih berasa sampai sekarang" jawab Hasna sengak
"Maaf..."
Wanita itu menatap Dika dari kepala sampai ke ujung kaki.
"Mas Dika gimana kabarnya?"
"Much better. By the way, anak kamu lucu. Kok kepikiran adopsi anak?" Tanya Dika
Hasna duduk di samping lelaki itu dan mulai bicara.
"Aku cuma mau membuktikan sama seseorang, kalo aku bisa bahagia dengan atau tanpa anak yang lahir dari rahim aku. Gak punya anak bukan berarti gak bisa bahagia—"
"Kalau kita gak dikasih kesempatan buat punya anak. Kita bisa jadi orang tua dari anak-anak yang gak punya orang tua"
Dika mematung saat Hasna pergi meninggalkannya. Ucapan Hasna tadi seperti menancap di hatinya.
Gadis itu masih tidak berubah. Ia masih Hasna miliknya dulu. Hasna yang tangguh dan pintar bicara.
Next?
Moment Dika sama Hasna bakalan banyak di chap kedepan. Makanya komen kalau mau lanjut tuhhh
KAMU SEDANG MEMBACA
TEARS IN HEAVEN (MARKHYUCK)
FanfictionTentang suster Hasna yang berjuang semaksimal mungkin agar pasiennya, Mardika. Berupaya semaksimal mungkin agar Mardika bisa sembuh dari sakitnya.