19

6.2K 684 96
                                    

Komen 50 dong honeyyyy



Jeremy meletakkan kunci mobilnya di depan sang papa.

"Nih, BMW aku jadi punya papa kalau mereka ngewe! Bang Dika pasti nunda dulu!"

"Gak mungkin... Mereka pasti langsung ngewe. Dia tuh sering sange tapi ditahan. Gak kaya kamu yang tanam saham duluan"

"Papa ngasih jaminan apa kalau gitu?" Tanya Jeremy

Jeffryan merogoh saku celananya.

"Nih!" ATM berlogo bank America dengan warna hitam

Tya dan Nana yang sejak tadi menyimak percakapan dua lelaki itu hanya bisa geleng-geleng kepala.

"Kamu waktu dilamar Jeremy dalam keadaan sadar kan? Gak kena pelet?" Tanya Tya

"Gak tahu juga deh, ma. Semoga si dedek kelakuannya gak kaya daddynya" ujar Nana sambil mengelus perutnya

Hasna dan Dika sedang berjemur di jendela kamar hotel mereka. Dika memeluk tubuh Hasna yang hanya dibalut bathrobe sedangkan ia bertelanjang dada.

Kepalanya bersandar di pundak Hasna sambil bersenandung kecil.

"Ternyata nikah seenak ini ya. Bangun tidur lihat orang yang paling kita cinta ada di samping kita" ucap Dika

"Makanya gak usah drama ngajak putus terus ngusir aku dari rumah. Gak nyangka kan kalau goyangan aku se-hot itu!"

Dika menggigit leher Hasna gemas.

"Omongannya gak difilter"

"Tapi beneran kan? Kamu aja sampai ngajakin tiga ronde!" Jawab Hasna

"Iya sih... Lagi yuk" ajak Dika

Hasna mengangguk. Mereka sudah tiga hari menginap di hotel meninggalkan Jibril bersama keluarga Dika di rumahnya.

° ° °

Jibril hari ini ikut Jeffryan ke kantor dan hadir dalam rapat bersama kolega bisnisnya.

Jeffryan nampak risih saat seorang wanita terus memperhatikannya sambil membuka kancing kemeja atasnya serta menaikkan roknya.

"Pak Jeffryan suka main golf gak?"

"Suka" jawab Jeffry cuek

Wanita itu memberikan kertas berisi nomor telpon dan juga alamat rumah kepadanya.

"Buat apaan?" Jeffry mulai marah

"Itu nomor telepon saya. Kali aja pak Jeff kesepian dan minta saya temani tinggal telpon saya dan datang ke apartemen saya"

Jeffryan tertawa sinis.

"Kamu gak lihat saya gendong anak kecil dan pakai cincin. Tandanya saya sudah  berkeluarga" jawab Jeffryan kesal

Wanita itu memeluk Jeffryan dari belakang dan mengecup pipinya.

"Anaknya baru satu ini kan?"

"Dia cucu saya! Anak saya udah pada punya anak dan istri saya itu yang lagi duduk di sana"

Tya sudah tidak heran. Kadang saat ia berjalan bersama Jeffryan atau Mardika banyak yang tidak percaya mereka berdua adalah orang tuanya dan mereka dikira kakak dari anak-anaknya.

Dika dan Hasna sudah kembali ke rumah. Jibril bermain bersama Dika di kamar. Sedangkan Hasna sibuk memasak di dapur.

"Testimoni dong... Punya abang gue gimana? Keras, panjang, bergerigi nggak?" Tanya Jeremy

"Mantap, gan!"

"Berapa ronde selama di hotel? Di ranjang doang apa sampai ke balkon?" Kepo Jeremy

Hasna memukul pundak adik iparnya.

"Masa ya di balkon! Mentok-mentoknya cuma di wastafel! Paling dikit tiga ronde sih"

"Widihhh abang gue kuat juga"

Jeremy mengeluarkan botol kaleng dari saku jaketnya.

"Apaan?" Tanya Hasna

"Susu kuda liar. Dijamin habis minum ini kalian kuat 7 ronde nonstop!"

Kuping Jeremy langsung dijewer oleh Tya yang baru datang.

"Gak ada sopan-sopannya sama kakak ipar ya! Heran mama tuh!"

"Kan aku ngasih tips supaya rumah tangga makin harmonis. Kunci utamanya di dunia perewean kan?" Sahut Jeremy

"Ngaco kamu tuh!"

Tya langsung pergi sambil membawa kaleng susu tadi. Jeremy seketika langsung berteriak.

"MAMA UDAH MAU PUNYA CUCU YA! JANGAN SAMPAI PAPA LUPA GAK PAKE KONDOM! AKU GAK MAU PUNYA ADIK!"

Jeremy yakin bahwa kedua orang tuanya akan langsung praktik di kamar.

Dika berbaring di pangkuan Hasna dengan Jibril yang sudah lelap di sampingnya.

"Aku berhenti jadi perawat, ya?" Tanya Hasna

"Jangan... Aku gak mau kamu kehilangan hobby dan passion kamu setelah nikah sama aku"

"Tapi aku mau ngejagain kamu sama Jibril di rumah"

Mardika bangun dan menangkup wajah Hasna lembut.

"Kamu mau sekolah lagi? Ambil FK terus jadi dokter?" Tanya Dika

"Nggak ah! Mahal banget, lagian suamiku udah kaya raya"

"Aku mau kamu tetap jadi Hasna yang dulu. Aku gak mau kamu terbebani harus menyerah pada mimpi kamu gara-gara menikah sama aku" jawab Dika

Hasna mengecup bibir Dika dengan tiba-tiba membuat Dika geleng-geleng kepala.

"Nakal ya kamu sekarang" ujar Dika sambil mencubit hidungnya

"Hukum aku dong— Daddy" bisik Hasna

"Tahu gitu tadi Jibril titipin di kamar mama aja" gerutu Dika

"Orang aku lagi datang bulan. Yakali mau gituan"

"Enak dong... Nanti jadi strawberry milkshake" jawab Mardika

Mereka berdua tertawa.

"Minum obat dulu tuh. Jangan sampai kita berantem sampai pisah gara-gara aku ngomel kamu gak minum obat!"

"Iya iya... Ini diminum kok"

Jika pasangan lain saling mengucapkan good night sebelum tidur. Maka Hasna berbeda. Ia akan terus mengingatkan Dika untuk segera minum obat karna kadang Dika suka melewatkan obat malamnya dan langsung bergegas tidur.





Next?

Ditamatin cepet aja yaaaaa

TEARS IN HEAVEN (MARKHYUCK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang