O3

418 75 12
                                    

"Okkotsu Yuuta..."

"Okkotsu Yuuta..."

Ini sudah kesekian kalinya Inumaki menyebut nama Yuuta membuat telinga Maki nyaris tuli dibuatnya.

"Berhentilah mengoceh bodoh dan makan ," gadis tinggi dengan surai hijau yang terikat rapi itu memukul pelan kepala Inumaki.

Jujur saja , ia jadi tidak minat makan karena Inumaki yang terus mengoceh menyebut nama Yuuta.

"Yuuta memintaku untuk tidak melupakannya ,"

Inumaki menatap kesal kearah Maki sambil terus memegangi dahinya yang sakit.

Sungguh , Maki tak habis pikir dengan Inumaki

Apa isi kepalanya hanya ada nasi kepal hingga membuat Inumaki seperti ini ?

Ah , entahlah

"Ingat saja di dalam hatimu dan berhenti mengoceh ,"

Inumaki mengerutkan dahinya , masih merasa kesal dengan Maki yang belum meminta maaf

Yuuta hanya tertawa canggung ketika melihat interaksi kedua teman barunya itu.

Mereka sekarang berada di rooftop , Inumaki lah yang mengajak Yuuta untuk makan bersama

Sekalian mengenalkan kepada Yuuta teman-teman Inumaki yang lain katanya

"Okkotsu-senpai ,"

Yuuta menegakkan badannya , menoleh kearah laki-laki yang tadi memanggilnya.

"A-ah iya ? ,"

"Kuharap senpai bisa bersabar dengan sifat-sifat mereka yang unik ," ujarnya dengan wajah datar.

Ah , Yuuta tidak begitu ingat siapa namanya Kalau tidak salah Megumi , Fushiguro Megumi.

Yuuta meringis , menggaruk pipinya dengan canggung

"Ne , Yuuta"

Yuuta menoleh begitu merasa bahwa dirinya dipanggil. "Kamu tadi memintaku untuk mengingatmu bukan ?,"

Iya , Inumaki tidak salah. Pada nyatanya Yuuta memang meminta kepada Inumaki untuk mengingatnya

Yuuta tersenyum masam kemudian mengangguk kecil membuat Inumaki menatap Maki lalu melanjutkan adu mulut dengannya.

Nobara menghela nafas jengah

Sepertinya istirahat ini akan dia habiskan dengan mendengarkan adu mulut senpai-senpai nya.






































"Yuuta , Yuuta , Yuuta..."

Sepertinya ini sudah ke-1000 kali Inumaki menyebut nama Yuuta bahkan telinga Maki sudah mati rasa karenanya.

"I-inumaki , tidak perlu berlebihan ," Yuuta jadi tidak enak pada Maki , sungguh.

"Apa yang berlebihan ?" Inumaki mengerjap , respon polos dari Inumaki malah membuat Yuuta menggaruk tengkuknya dengan canggung.

"Ingat aku di dalam hatimu saja ya , jangan diucapkan terus nanti kamu haus ," Yuuta tersenyum masam

Berbicara dengan Inumaki ternyata harus semirip berbicara kepada anak TK ya , butuh kesabaran yang besar.

"Aku engga haus"

Yuuta menghela kecil , kemudian mengangguk. Terserah Inumaki saja Yuuta sudah lelah.

"Sudahlah Yuuta , berbicara padanya butuh kesabaran extra" Maki mempercepat langkahnya , meninggalkan Yuuta dan Inumaki.

Inumaki mendengus sebal yang dibalas tawa kalem milik Yuuta.

"Yuuta , ekstrakulikuler apa yang kamu ambil ?" Inumaki menoleh kearah Yuuta , sedikit mendongak karena Yuuta lebih tinggi darinya

"Ah , aku mengambil gitar dulu ayahku sering bermain gitar bersamaku"

Binar mata Inumaki nampak begitu nyata.

"Serius ?!" Serunya

Lagu , Yuuta mengangguk. Toh untuk apa dia berbohong ?

"Wah , dulu ibuku suka bermain gitar dan biola," Inumaki tersenyum lebar dengan bahagia begitu bercerita

Namun tak lama senyuman bahagianya luntur digantikan dengan senyuman yang menyedihkan.

Senyuman yang ia tunjukkan untuk dirinya sendiri

Tertawa kecil , "tapi sekarang sudah berhenti sih". Bohong kalau Yuuta bilang ia tak sadar akan perubahan Inumaki.

Hanya saja dia tidak berani bertanya padanya.










































"Ayok masuk kelas , sudah mau bel"

***

forever [yuuta✗toge]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang