O6

323 62 0
                                    

Sejak insiden di rooftop pagi tadi , Yuuta merasa sedikit kikuk kala bersama Inumaki. Padahal kalau dilihat-lihat Inumaki terlihat santai seolah apa yang barusan terjadi adalah aktual.

Walaupun sebenarnya Inumaki merasakan hal yang sama dengan Yuuta. Tapi Inumaki sebisa mungkin menyembunyikan rasa canggung yang menguap di atmosfer.

"Kalian tidak melakukan hal aneh di UKS sampai-sampai jadi canggung begini kan ?" Maki , merasa muak akan kecanggungan diantara mereka berdua.

Yuuta menegakkan tubuhnya , menggaruk pipi dengan gugup sementara Inumaki menggeleng sembari menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

"Okkotsu senpai gugup karena melihat wajah damai milik Inumaki senpai ketika terlelap , kan ?"

Bingo.

Iris violet Inumaki melebar , disusul dengan rona yang menjalari wajah pucat dan telinganya.

"Eh , padahal aku hanya bertanya ," Megumi mengerjap sekali begitu melihat reaksi senpainya. "Inumaki senpai! , telingamu memerah!," seru Yuuji kemudian tergelak bersama Nobara. Kerutan halus muncul di dahi mulus milik Inumaki , padahal Inumaki sudah berusaha menutupi rona merah yang menjalari pipi dan telinganya. "ini karena panas!"

Nobara mengangkat satu alisnya , bingung. Sepertinya Inumaki bukan pembohong yang handal. "Bercanda kamu senpai!" Padahal bisa dilihat jelas bahwa di seberang sana AC tengah menyala. Lantas apa yang membuatnya panas ?.

"Teman-teman , bisakah kita tidak membahasnya ," Yuuta tersenyum kecut yang di setujui oleh Inumaki. "Ah , berarti yang tadi dikatakan Megumi benar adanya!," Yuuji berseru diikuti oleh Nobara yang mengangguk-angguk. Oh , astaga demi Tuhan bisakah mereka membahas yang lain saja ?.

"Inumaki-chan , kudengar kamu sakit. Pagi tadi kamu di UKS ? Lantas mengapa dirimu tidak ada waktu aku ingin menjengukmu!" Sosok laki-laki jangkung mendekati Inumaki , menampung kedua pipi Inumaki dan menatapnya dengan wajah khawatir yang di buat-buat.

Inumaki menekuk wajahnya , menatap tak suka sosok di depannya karena main menangkup pipinya tanpa izin.

"Satoru , lepaskan! Kamu hanya membuatnya tambah pusing," baritone rendah halus mengalun disusul dengan kemunculan sang pemilik suara. "Maaf ya Inumaki , sudah baikan ?," Geto tersenyum lembut pada Inumaki yang dibalas anggukan. "Sudah meminum obatmu ? , Penjaga UKS memberimu obat tidak ?," Geto berjalan mendekati Inumaki. Geto duduk disamping Inumaki kemudian tangannya terulur untuk mengecek suhu badan Inumaki.

"Kamu tidak panas kok , kalau sakit jangan memaksakan dirimu ya". Inumaki mengangguk lagi , entah mengapa dia merasa Geto seperti ibunya sekarang. "Kurasa Inumaki tidak sakit ," sela Maki membuat Gojou dan Geto menoleh ke arah Maki dengan tatapan bingung.

"Kamu-," Maki menunjuk Satoru yang ditunjuk hanya menelan ludah dengan kasar.

"-kamu menganggu Inumaki lagi , kan ?" Tatapan Maki menajam , menghunus hingga ke ulu hati. Iris coklat Geto melirik ke arah Gojou membuat Gojou hanya tersenyum lugu dengan kekehan yang sesekali keluar dari bibirnya.

Geto memijat pangkal hidungnya. "Satoru , sudah berkali-kali ku bilang jangan mengganggunya," yang di nasehati hanya mengangguk-angguk seolah faham apa yang dikatakan Geto , padahal Gojou tidak faham dan tidak ingin faham. Jadi dia hanya mendengarkan ocehan Geto kemudian di abaikan.

Bahasanya , masuk kuping kanan keluar kuping kiri.

"Ah , iya namamu Okkotsu Yuuta bukan ?," Mencoba menghindari nasihat Geto , Gojou mengajak Yuuta berbicara. Kekehan Yuuta mengudara kemudian dia mengangguk kecil. "Heee , jadi ini yang namanya Yuuta. Hei Yuuta-chan , Inumaki-chan sering sekali membicarakan mu loh" Gojou sedikit berbisik walaupun sebenarnya itu tidak bisa dikategorikan sebagai berbisik karena suara Gojou masih terlampau jelas bahkan oleh Maki yang di seberang sana.

"Apa-apaan!," Inumaki tidak terima , menatap Gojou dengan pandangan tak suka. Ini salahnya karena bercerita kepada Gojou , seharusnya dia bercerita kepada Geto yang jauh lebih waras dan pandai menyimpan rahasia tidak seperti Gojou yang ember kesana kemari bahkan kepada orang menjadi topik pembicaraan.

Gojou tertawa keras , puas sudah rasanya membocorkan curhatan Inumaki. "Aku tidak berkata demikian , kamu menyebarkan berita hoax," Inumaki memukul pelan bahu Gojou berkali-kali. Terlihat jelas wajah pucat nya kini menjadi semerah tomat.

Di sana , Yuuta hanya memperhatikan interaksi mereka berdua dengan senyum yang menghiasi wajah. Dirinya senang ketika Inumaki menceritakan banyak hal tentang dirinya kepada Gojou. Namun tidak bisa di pungkiri juga bahwa dirinya cemburu melihat keakraban dua insan di depannya , walau sebenarnya Yuuta tau Gojou hanya milik Geto semata.

***

forever [yuuta✗toge]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang