1O

266 47 7
                                    

"Ah sudahlah!"

Yuuta mengerjap dua kali , apa dia salah lagi hingga Inumaki kembali meninggikan suaranya. "Ano , Inumaki , maaf tapi aku benar-benar tidak tau apa yang membuatmu cemburu," Yuuta menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Merasa tidak enak hati pada Inumaki.

Dasar tidak peka.

"Lupakan," Inumaki menopang dagu lalu mengalihkan padangannya dengan wajah yang sedikit memerah. Merajuk.

Maki yang sedaritadi menyimak kedua insan ini mengobrol jadi kesal sendiri lantaran gemas. Yang satu terlalu polos dan bertele-tele , yang satu lagi tidak peka luar biasa. Rasanya Maki ingin menghajar keduanya.

Maki menghela nafas di ujung sana. "Biarkan saja deh".

****

Yuuta menatap punggung Inumaki yang berjalan menjauh. Cemburu , ya?. Ah jangan-jangan Inumaki cemburu karena dia dekat-dekat dengan Rika. Inumaki menyukai Rika ya ? , Padahal Yuuta kira Inumaki menyukainya. Hanya karena bercerita semalaman dan tertawa bukan berarti seseorang menyukaimu , kan ?.

Bahu Yuuta menurun perlahan , kaki jenjangnya ia gerakkan untuk menendang kerikil-kerikil yang berada di dekatnya. Galau.

Padahal selama ini , ia kira Inumaki menyukainya. "Maki , Inumaki menyukai Rika ya ?".

Maki menoleh , memasang tampang pura-pura tidak tau padahal hati kecilnya menjerit kesal. "Ah , benarkah. Yah mereka cocok sih".

Bagus. Kamu membuat suasana hati seorang pemuda yang kini berdiri disamping mu kian memburuk.

"Cocok ya"

"Tanyakan saja pada Inumaki , jadi semuanya akan jelas , kan ?" Yuuta mengangguk-angguk kecil dengan tatapan kosong membuat Maki memukul kepala Yuuta lantaran geram padanya.

"Kalau tidak ditanya , kamu takkan tau apa yang dia rasakan!," Suaranya naik beberapa oktaf membuat Yuuta tersentak kaget. "Cepat tanyakan," Maki mendorong punggung tegap Yuuta.

"Nah , cepat—"

"Yuuta"


























Sosok gadis mungil dengan suraian legam itu berlari-lari kecil mendekati sang pemuda. Senyuman manis terukir di wajah Rika.

"Yuuta , hari ini aku mendapatkan nilai sempurna di pelajaran matematika". Yuuta tersenyum lebar. "Rika sudah berjuang ya ," Yuuta menepuk pelan kepala Rika membuat sang empunya makin melebarkan senyuman.

"Maaf menyela , tapi kita sedang ada urusan" Rika sedikit mendongak untuk melihat Maki. Lalu ia tersenyum lagi. "Ah , maaf ya. Yasudah aku permisi".

Rika membungkuk , lalu berjalan menjauhi mereka berdua. Entah sadar atau tidak , sepasang iris violet itu menatap tajam tiga insan dari kejauhan. Hatinya sungguh panas begitu melihat Yuuta menepuk pelan kepala Rika. Seharusnya dia yang diperlakukan seperti itu.

Mendengus , Inumaki memilih untuk melangkahkan kakinya keluar gerbang sekolah.

***

forever [yuuta✗toge]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang