Wooyoung menatap kosong ke depan. Sudah semalaman ia berada di tempat si penagih utang ibunya, San.
Gelap, dan terlebih lagi sedikit bau anyir disini. Makanan yang diberikan pelayan semalam juga tak Wooyoung sentuh.
TUK TUK TUK
Wooyoung langsung mengarahkan pandangannya pada orang yang tengah turun masuk ke ruangan ini.
"Bagaimana tidurmu?"
Wooyoung menatap takut sosok pria didepannya. Pria kemarin yang ia benci walaupun itu hari pertama mereka bertemu.
"Makanannya belum disentuh rupanya?"
Orang itu, San, mendekat dan memegangi pipi Wooyoung dengan kencang.
"Akhh!" Wooyoung meringis sekaligus menatap tak suka San.
"Hentikan tatapan bencimu padaku, Wooyoung. Karena sebentar lagi kau akan menyusul ibumu di atas sana!". San menunjukkan kembali smirk nya.
"K-kenapa kau hikss tega?!" Wooyoung berteriak.
"Tak perlu berteriak seperti itu!" San mencekik leher Wooyoung.
"AKHH! AKHH! LEP-AKH LEPASKAN!"
San tersenyum puas melihat Wooyoung kesakitan.
"Kau tau? Hutang ibumu sangat banyak! Dirimu tak cukup untuk membayarnya!"
Wooyoung sudah pasrah jika ia memang akan mati hari ini. Satu tetes air mata meluncur bebas dari pelupuk Wooyoung saat matanya terpejam.
San yang melihat air mata Wooyoung terdiam. Ia mengendurkan tangannya yang mencekik leher Wooyoung.
"Hosh hosh!" Wooyoung meraup udara sebanyak-banyaknya ketika San benar-benar melepaskan tangannya.
"Ck, Jongho!" Teriak San.
Tak lama, Jongho datang ke ruangan tempat Wooyoung di kurung.
"Ya tuan?"
"Bersihkan dia!" San pergi meninggalkan keduanya.
"Tuan mau kemana?"
"Aku harus bertemu Hongjoong hyung, berikan dia pakaian dan beri dia makan! Aku pulang malam!" Setelahnya San hilang dibalik tangga.
Jongho sedikit terkejut dengan pernyataan San.
"Sebentar, hyung bisa berjalan?" Tanya Jongho.
Wooyoung menggeleng pelan. Karena dirinya terlalu lemah sehabis menangis semalaman, juga perutnya belum diisikan apa-apa.
"Baiklah, aku gendong ya?"
Jongho jongkok didepan Wooyoung, dan Wooyoung pun menaiki punggung Jongho. Mereka keluar dari tempat gelap itu.
~~
Wooyoung menatap makanan yang ada didepannya. Jongho yang mengerti, memakan makanannya terlebih dahulu.
"Lihat, aku tidak pingsan bukan?"
Setelah melihat Jongho yang juga memakan makanan yang didepannya, Wooyoung juga melahap makanannya.
Jongho tersenyum melihat Wooyoung yang makan dengan lahap. Ia memberikan gelas yang berisikan air untuk Wooyoung.
"Pelan-pelan makannya hyung!"
"M-maaf".
Jongho mengangguk sambil tersenyum.
"JONGHO—Loh siapa dia?" Perempuan paruh baya masuk ke ruang makan seraya menaruh buah.
KAMU SEDANG MEMBACA
D E S I R E // woosan (COMPLETED)✓
FanficSan yang kasar, Wooyoung yang pemaaf. Mereka bertemu karena hutang dari ibu Wooyoung. FORMAL✔️ ‼️18+ ‼️ (Agar tidak menimbulkan keresahan, komentar berbau vulgar akan dihapus🙏🏻)