15

2.5K 197 10
                                    

Wooyoung turun dari kamar San. Ia melihat San yang tidur di sofa ruang tamu.

"Maafkan aku...."

Wooyoung menghela nafas dan bergegas ke dapur membuat sarapan.

"Ah iya, aku harus menemukan alamat yang semalam!"

Wooyoung buru-buru menghabiskan makanannya dan bergegas mandi.

"Loh kok udah ada sarapan? Kan bi key lagi ke pasar?" Tanya Jongho yang baru bangun tidur.

"Apa San Hyung memasak bekas semalam?"

"Tidak, ini masih hangat. Apa Wooyoung hyung?"

**

Sementara itu, Wooyoung yang sudah selesai mandi langsung berpakaian dan tak lupa mengambil foto yang semalam ia temukan.

Lalu ia turun dan melewati San yang masih tertidur.

"Aku izin tidak ya? Tak usah kali ya? Kan masih berantem!"

Wooyoung langsung keluar dari rumah San. Tak lupa ia menuliskan note untuk orang rumah, bahwa ia ke makam ibunya sebentar. Ya sebagai alasan.





























~~

TOK TOK TOK!

"Permisi tuan Choi, ada yang ingin bertemu dengan anda!"

"Suruh masuk saja!"

"Silakan, mas!"

"Makasi mba!"

Wooyoung memasuki ruangan bertuliskan 'CEO' di pintunya.

"Permisi, pagi tuan Choi!"

"Ya pagi, kau yang mau melamar pekerjaan itu ya?" Wooyoung menggeleng.

"S-saya kesini ingin menanyakan soal foto ini. Apa anda kenal dengan ibu saya?" Wooyoung menyodorkan foto kepada orang didepannya.

"Jangan bilang kau..... Jung Wooyoung?"

Wooyoung mengangguk dan menatap bingung tuan Choi.

"Ya saya Wooyoung!"

"A-astaga!"

Tiba-tiba tuan Choi memeluk Wooyoung. Wooyoung semakin bingung.

"A-aku ayahmu!" Wooyoung terkejut.

"A-ayah ku?!"

"Ya! Akhirnya aku bisa melihat anakku dengan Krystal!" Wooyoung masih tak mengerti.

"Bisa kau jelaskan pelan-pelan, tuan?"

"Saya, Choi Minho ayah kangdungnu. Dan juga ayah dari San yang mengurung mu!"

Wooyoung seperti tertimpa beban berat. Sangat sesak dan menyakitkan di kepala.

"H-hah?"

"Kalian, San, Jongho, kau, dan juga Hongjoong adalah saudara kandung. Aku...... meniduri banyak wanita dulu, dan akhirnya aku menemukan anakku yang terakhir!"

Wooyoung menggeleng dan mundur beberapa langkah menghindari ayah San.

"Ekspresi mu sama seperti San saat pertama kali ia mengetahui kalau kalian saudara kandung! Dan kau.....sangat mirip dengan ibumu!"

Wooyoung menangis dan menggeleng kencang.

"Tidak! Tidak mungkin aku bersaudara dengan San!"



























D E S I R E // woosan (COMPLETED)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang