4

4.5K 392 16
                                    

Jongho memaksa Wooyoung dengan rajukannya agar Wooyoung mau turun ke bawah. Padahal Wooyoung sedang menghindari San.

"Ayolah hyung! Tuan Choi akan segera kesini jika kau tak kunjung turun!" Jongho masih menarik-narik tangan Wooyoung.

"Aku tak mau, Jongho!" Wooyoung tetap memegangi pinggiran tempat tidurnya.

CKLEK

"E-eh tuan Choi!" Jongho membungkuk memberi hormat.

"Kau belum turun juga?" Pandangan San teralih pada Wooyoung.

"B-buat apa?"

"Ya sarapan, kau mau mati sebelum waktunya karena tak makan?" Tanya San dingin.

"A-aku bisa makan nanti!"

San menatap marah ke Wooyoung.

"Jongho, lasciaci noi due". (tinggalkan kami berdua)

"B-baik tuan".

Wooyoung yang tak mengerti hanya menatap mereka bingung. Jongho meninggalkan mereka berdua.

"Jongho!" Wooyoung panik Jongho meninggalkan mereka berdua dikamar.

"Ada yang mau aku tanyakan".

San berdeham sedikit. Wooyoung yang takut memundurkan dirinya sedikit.

"K-kau. Bagaimana kau bisa ada di kamarku kemarin?"

Wooyoung melotot.

"Dan....apa kita h-having sex?" Tanya San hati-hati.

Wooyoung terdiam sejenak, ia menelan ludahnya sebelum mengucapkan sesuatu.

"A-aku hanya berkeliling melihat-lihat, dan memasuki kamar yang ternyata kamar mu. Lalu kau...kau masuk dalam keadaan mabuk dan semuanya terjadi". Wooyoung kembali mengingat kejadian yang membuatnya sesak.

"Apa kau berbohong?"

Wooyoung memberanikan menatap manik San dan menggeleng. San yang melihat manik Wooyoung tertegun lalu membuang pandangannya ke arah lain.

Sial! -San.

"Jangan anggap perlakuanku bisa membiarkanmu lepas. Kau tetap akan mati!"

Wooyoung melotot. Ia kembali menangis.

"A-apa kau sekejam ini?" San menoleh dan mendekat ke arah Wooyoung.

"Semua yang tak bisa melunasi harus menggantikannya dengan nyawa!"

"Akh!"

San mecengkram pipi Wooyoung dengan satu tangannya. Wooyoung hanya bisa menahan rasa sakitnya dengan menangis.

"Tuan Choi, ada tamu!"

Teriak Jongho dari luar. Cengkraman San pun terlepas.

"Kau....kembali ke bawah sana!" San menghempaskan Wooyoung dan meninggalkannya.





























Wooyoung menggesekkan tangannya untuk membuat kehangatan. Ia kembali dikurung di ruangan bawah yang gelap itu.

"K-kumohon! Akh!"

BRUK!

"Tolong! Jangan sakiti aku hiks!"

Wooyoung terkejut ada seseorang yang jatuh dari tangga, seperti di doroong paksa masuk ke ruangan itu.

"Hikss hikss".

Wooyoung yang kasihan berusaha mendekati orang itu.

"H-hei?"

D E S I R E // woosan (COMPLETED)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang