San bangun dari tidurnya. Ia melirik jam yang ada di meja nakas samping tempat tidurnya.
"Jam 5". Gumamnya.
San memasuki kamar mandi. Selang 15 menit, ia keluar lengkap dengan pakaian formalnya. Hari ini ia ingin mengunjungi ayahnya.
Setelah memakai jam dan menyemprotkan sedikit parfumnya, San turun ke bawah. Diciumnya ada wangi masakan yang memuat perutnya meronta.
"San? Kau kerja dihari minggu?"
San berbalik dan menatap orang yang memanggilnya.
"Wooyoun?" Yang disebut sedikit tertawa.
"Wooyoung, pakai g! Tak mau sarapan dulu?" San menggeleng.
"Tak usah—"
KRUYUK
Wooyoung tertawa mendengar suara perut San. San memalingkan mukanya yang menahan malu.
"Sebaiknya kau makan dulu, kebetulan aku baru saja selesai membuat sarapan!"
Wooyoung berjalan menuju meja makan dan mempersilahkan San untuk duduk. Lalu ia menata makanannya di meja makan.
"Makanlah selagi hangat! Aku bangunkan Jongho dulu!"
San menahan tangan Wooyoung.
"Yuno—"
"Yunho kali?"
"Apalah namanya itu, mandikan dia". Wooyoung tersenyum lebar.
"Benarkah? Berarti dia—"
"Ya, aku mengizinkannya, selama ia tak terlihat oleh mataku berkeliaran didalam rumah. Karena aku tak sudi melihat penghutang berkeliaran didalam rumahku". San mulai memakan makanannya.
"B-baiklah".
Wooyoung buru-buru ke kamar Jongho untuk membangunkannya.
"Padahal aku kan juga keluarga penghutang?" Gumam Wooyoung.
~~
Wooyoung memilihkan baju yang bagus untuk Yunho pakai. Ternyata Yunho lebih tinggi daripada Wooyoung.
"Sepertinya yang ini cocok? Bagaimana kau suka?" Tanya Wooyoung.
Yunho yang masih bingung kenapa ia dibawa ke atas dan dipersilahkan untuk membersihkan diri.
"Hah? Yang mana saja bagus". Kata Yunho.
"Jongho, yang ini bagus kan ya?" Wooyoung itu ternyata rempong, ia harus diyakinkan menurut orang-orang disekitarnya.
"Iya hyung bagus kok!"
"Ok, Yunho kau pakai yang ini ya! Cepat sana mandi!" Wooyoung mendorong Yunho ke kamar mandi yang ada didalam kamarnya.
"Kau yakin hyung, Yunho hyung bisa dikamarmu tanpa ketahuan?" Wooyoung mengangguk yakin.
"Aku yakin! Kalau dikamar mu pasti dia tak enak denganmu yang berkutat dengan semua pekerjaannya San!"
"Benar juga, omong-omong tuan Choi kemana hyung?" Wooyoung seidkit berpikir.
"Katanya mau ke bos besar? Ah gak tau, kan aku pelupa!" Jongho melotot.
"HAH?!" Wooyoung kaget.
"Aduh kenapa teriak sih ho?"
"T-tak apa-apa hyung, maaf". Raut wajah Jongho langsung khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
D E S I R E // woosan (COMPLETED)✓
FanfictionSan yang kasar, Wooyoung yang pemaaf. Mereka bertemu karena hutang dari ibu Wooyoung. FORMAL✔️ ‼️18+ ‼️ (Agar tidak menimbulkan keresahan, komentar berbau vulgar akan dihapus🙏🏻)