15. Home

37 6 2
                                    

Jangan lupa votenya sebelum baca!

Terhitung sudah beberapa hari sejak pertemuan kembali dengan si Senja, bahkan tak jarang bell apartemennya sering berbunyi karena kedatangan Huang Renjun yang tak pernah disambut baik oleh Rhea, entah mengapa atau apapun alasanya Rhea masih belum bisa berhadapan langsung dengan Senjanya.

Selain hampir tidak pernah menerima kedatangan pemuda itu, Rhea sendiri tidak pernah keluar dari apartemennya sejak hari itu juga karena terlalu takut bahwa Huang Renjun akan kembali menemukannya diluar sana, dia kira Senjanya tidak akan mengikutinya sampai ke tempat persinggahan tapi nyatanya pemuda itu mengetahuinya.

Saat kamu berharap untuk bertemu tapi saat dipertemukan kamu bahkan berdo'a agar kalian tidak akan pernah bertemu kembali, manusia memang sesulit itu untuk diketahui keinginan dan perasaanya bahkan sulit juga untuk mengungkapkan, munafik bukan?

"Jika dia kembali datang apakah kau akan membiarkannya menunggu di depan pintu lagi?"

Charon mengacaukan segalanya, bahkan Rhea sudah hampir lupa tentang itu saking menenangkannya segelas coklat panas dengan pemandangan Beijing yang indah dari balkon apartemen mereka, ini hampir musim dingin bahkan beberapa pohon dibawah sana sudah gundul tidak berdaun jadi suhu udarapun turun semakin dingin disetiap waktunya.

"Memangnya kenapa? Bukankan jika dia lelah nanti pasti dia akan pulang?" ucapnya, tangannya sibuk menggenggam mug berisi coklat panas sedangkan pandangannya berada pada pemuda yang kini berada disampingnya dengan tubuh bersandar pada pagar pembatas.

"Kau seharusnya tahu Renjun, dia pasti tidak akan menyerah sebelum bertemu denganmu, mungkin beberapa waktu lalu akhirnya dia pulang karena aku mengusirnya dengan paksa tapi saat aku pergi siapa yang akan melakukannya? Kau? Aku yakin kau tak akan bisa melakukan itu pada Senjamu"

Menurut Rhea ini adalah pembicaraan tanpa ujung, semua hal tentang Senjanya tak akan berujung dengan mudah, ditambah suasana dan cuaca kota Beijing hari ini cukup membuat moodnya sedikit memburuk, Rhea benci kedinginan tapi dia suka salju. Apa yang lebih indah dari musim semi? Menurutnya saat salju pertama turun.

"Yasudah biarkan saja dia disana sampai puas" Rhea hanya berusaha untuk tidak perduli meski dalam hati kecilnya itu tidak mungkin dia lakukan.

"Dan membiarkannya mati kedinginan?" Charon menatap sahabat perempuannya itu dengan tatapan yang sulit untuk diartikan.

"Hadapi dia dengan dewasa Rhea, seperti yang sudah pernah aku katakan kalian telah tumbuh lebih dewasa dibanding kemarin saat masalah ini baru dimulai jadi hadapilah sebagaimana kau tumbuh selama ini, jangan terus menghindar atau kau akan menyesalinya"

Bagaimanapun juga sekeras apapun seorang Charon mengatakannya berkali-kali kepada Rhea semuanya terasa berlalu begitu saja tanpa harus dipertimbangkan, ego manusia memang selalu diatas segalanya dan itu dapat menghancurkan apapun dengan mudah, bahkan sebuah hubungan yang telah lama yang rajut tak ada artinya dimata sebuah ego.

Diary Rhea 134340 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang