Jangan lupa votenya sebelum baca!
Kembali pada Beijing disore hari, jingga yang tak membiru dengan cukup merah yang ramai. Rhea yakin semua orang tahu bahwa tak mudah membuat kota sebesar Beijing sepi senyap begitu saja, bahkan orang-orang akan beranggapan mereka tidak perlu melihat jam untuk berhenti beraktifitas, jika masih ramai maka tak ada salahnya untuk tetap terjaga.
Mau kemana lagi sore ini? Pantai? Dia tidak mungkin dapat pergi sejauh itu untuk menjangkau pantai terdekat di Beijing dari tempat tinggalnya, anggap saja taman dekat apartemennya cukup sebagai tempat refreshing untuk menghilangkan penat sejenak, melupakan beberapa kesibukan fikirannya yang terpenuhi dengan nama si Senja.
"Aku fikir suara gelak tawa anak-anak cukup untuk membuat tenang" gumamnya pelan dengan mata tertutup, kepalanya yang terbungkus kain hitam panjang atau sebut saja hijab mulai menengadah menatap awan dengan fikiran yang mulai melayang.
Hari ini hari Rhea tanpa Charon, karena pemuda itu cukup sibuk akhir-akhir ini bolak-balik untuk menata kehidupan baru adiknya yang baru ia temui lagi setelah sekian lama, meski 5 tahun ini hanya sempat bertukar kabar tanpa bertemu namun Nix tetap satu-satunya adik yang Charon miliki, tali persaudaraan mereka tak mungkin putus bukan?
Sekali lagi Rhea kembali menerawang setelah menatap sekumpulan anak kecil yang hilir mudik berlarian didepannya, beberapa diantara mereka bahkan saling mengoper bola warna-warni yang memantul, mungkin jika kehidupannya berjalan dengan normal dia bahkan sudah punya beberapa anak untuk dia jaga hanya saja cerita hidup Rhea terlalu rumit untuk sekedar mengharapkan kehidupan yang normal.
Lulus sekolah, kerja, bertemu pasangan, menikah lalu punya anak dan hidup bahagia, sesimple itu kehidupan normal yang diinginkan banyak orang tapi nyatanya untuk sampai dalam setiap tahapnya selalu ada hal yang tak terduga yang Tuhan berikan sebagai ajang ujicoba apakah mereka pantas mendapatkannya atau tidak.
"Ngomong-ngomong tentang pernikahan, aku bahkan melupakan apa pekerjaanku" gumamnya dengan pandangan yang telah beralih menatap kedua kakinya diatara rumput hijau taman ini.
Bruk...
Sebuah bolah berwarna hijau cerah menghantam punggung kakinya, Rhea cukup kaget tapi itu bukan masalah bola lembut itu bahkan tidak membuat rasa sakit apapun pada kakinya.
"对不起阿姨 Minghao tidak sengaja"
Anak kecil ini meminta maaf dengan kepala tertunduk, matanya sesekali melirik kearah bola yang tak sengaja ia lempar jauh yang kini berada ditangan Rhea.
Anak ini, adalah anak yang sama dengan seorang anak kecil yang berada digendongan Senjanya tempo hari. Rhea bahkan merasakan tubuhnya bergetar, dia gugup, takut apapun itu sulit untuk dijelaskan bahwa mata anak ini mirip sekali dengan Renjun, si Senjanya.
"Apa itu sakit? Seharusnya Minghao tidak melemparnya terlalu jauh" mata anak itu terus menelisik kearah tangan Rhea yang bergetar, dia fikir Rhea kesakitan karena lemparan bolanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Rhea 134340
FanfictionRhea dan Renjun berbeda. 134340 yang beredar mengelilingi Matahari dalam waktu 248 tahun di Bumi. [SLOW UPDATE]