Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jakarta, 31 Maret 2025
31 Maret setelah ulang tahun Renjun. Dia berhubungan entah Tuhan memang sudah mengatur semuanya atau tidak tapi hari ini bukan tentang Renjun dan segala kabut yang ada, hanya bintang lain yang aku temui secara tak sengaja namun ternyata dia juga ikut andil dalam cerita ini.
Hari ini saat aku tuliskan rentetan kata dan kalimat dalam lembar baru yang akan usang, 31 Maret yang aku tahu tentang ditemukanya planet katai yang sama halnya dengan 134340 dan 136199 hanya saja kami berbeda nasib.
Dia 136472, Saling pandang tanpa saling kenal, tapi aku tahu namanya Mike, pemuda tampan berdarah campuran Canada-Indonesia, jangan tanyakan tentang wajah yang terpatri dengan sempurna dalam bingkai yang apik, tentu saja dia akan jadi salah satu bintang yang bersinar.
Hanya saja ternyata itu hanya ada dalam kalimatku semata, nyatanya dia hidup dalam bayangan 136199. Anggap saja cinta mati, tidak selayaknya aku dan Renjun tapi Mike lebih mementingkan berfikir dengan perasaanya dibandingkan dengan logikanya seperti halnya diriku.
"Lo Rhea kan? Teman dekat Huang Renjun?"
Kalimat pertama yang dia ucapkan, terdengar tidak terlalu ramah namun cover tak semestinya sama dengan rupa dalamnya, terkadang berbeda hanya untuk menarik minat pembaca.
"Gue cuma mau ngasih tau, kalau 136199 sedang berusaha meraih tahta disamping Matahari atau bisa gue sebut Renjun?"
Saat itu aku memandangnya hanya sebuah omong kosong belakang yang dia ucapkan sebagai gurauan, karena 'dia' yang lain belum bergerak maju untuk memperebutkan tahta.
Aku fikir saat itu aku seperti orang bodoh yang teringat sebuah drama tentang Matahari yang hanya bisa memiliki satu bulan, tidak dengan dua, jika iya maka salah satunya harus menghilang.
Itu merupakan kali pertama dan terakhir kami bercengkerama atau bisa dibilang hanya dia yang bertutur kata sedangkan aku hanya mengurai kalimatnya menjadi sebuah penjelasan.
Saat itu si Matahari tengah sibuk-sibuknya dengan beberapa tumpukan buku fisika yang ia pinjam dari perpustakaan, aku tahu apa yang sedang Renjun lakukan saat itu karena saat dia datang aku ada di depannya, seperti kaca transparan yang tembus pandang anggap saja aku seperti itu mata Renjun saat pukul 01:45 ditanggal 31 Maret tepatnya diperpustakaan meja paling pojok yang dia duduki.
Dia menatap buku tebal dengan rumus yang berderet cantik sedangkan aku dibalik jendela tepat didepan tempatnya duduk. Perpustakaan kami berada di tengah-tengah taman sekolah antara kelas Xl dan kelas XII dengan jendela hitam diluar yang akan membuat pandanganmu kabur jika menatap kearah luar, itu alasannya dia tidak melihatku.
"Lo tau Rhea, babanya Renjun memang toleran dalam hal mencari sekutu tapi tidak untuk pasangan, Renjun harus tetap dengan seseorang yang seiman dan seamin dengannya, itu yang sedang direncanakan 136199"