#16 : Poison

558 81 3
                                    

Mancing keributan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mancing keributan

————————————

Suasana desa diatas sungai begitu pekat, daerah ini adalah tempat yang paling dekat dengan hunian manusia. Orang yang melihat desa ini pasti menganggap jika tempat ini adalah pelacuran dan perjudian.

Bulan menggantung di langit, purnama. Sama sekali tidak mengganggu kekacauan yang terjadi.

Sebuah sampan didayung menggunakan bambu memasuki area desa, pemiliknya memakai topi jerami yang begitu lebar sehingga wajahnya tidak tampak. Dayung dari batang bambu memercikkan perairan sungai yang gelap. Perlahan-lahan sampan mengarungi sungai, melewati celah-celah pondasi rumah yang terbuat dari kayu hitam.

Permukaan air berkabut dan menimbulkan bau busuk. Di bawah rumah tampak jaring-jaring ikan terbengkalai. Sampan melewati bawah jembatan bambu yang dibuat seadanya.

Pengemudinya menahan nafas begitu beberapa serigala melompat melalui jembatan di atas kepalanya. Matanya melirik sembunyi-sembunyi namun tetap menunduk. Suara gonggongan dan geraman terdengar.

Dakk!

Suara pisau yang membelah kepala ikan terdengar nyaring, seorang nelayan terdiam di perahunya, tangannya memegang ikan yang amis menyengat.

Dayung terus digerakkan, perlahan sampan itu bergerak menuju jaringan pintu masuk gorong-gorong yang terbuat dari bata. Bibirnya mengatup. Lampu-lampu diatas begitu terang digantung di tiap sisi jalan yang remang.

Sampan bersandar, sang pengemudi mengikatkan tambang ke kayu. Langkah kaki telanjangnya menuntun ke atas dan ia bersenandung. Menyanyikan lagu yang tidak boleh dinyanyikan.

Mata ungunya berkilat memandang seseorang yang mencegatnya, berdiri tepat di jalannya. Orang yang mencegatnya mendadak kaku, mengenal tekanan ini. "Serigala level A," kagumnya.

"Aku ingin bertemu dengan V," kilatan matanya menjadi terang, seperti kucing dalam kegelapan, membuat siapapun bergidik melihatnya.

"A-aku tidak tahu, anda bisa menanyakannya pada pemilik bar di atas"

.
.
.

"Mustahil," gelak seseorang, bir di tangannya tumpah-tumpah. "Kau ingin mati di tangan tuan V?" dialah pemilik bar yang dimaksud.

Jungkook menggeram, melotot, membuat satu ruangan yang hingar-bingar itu terdiam, semua memandang ke arahnya. Aroma feromon memekat di udara. Orang-orang yang notabenenya hanyalah beta kini merasakan kengerian, pertama kalinya feromon tercium oleh mereka. Siapa orang ini? Kenapa aromanya begitu liar? seperti tumbuhan yang diparut dan ditimbun sehingga membuat siapapun mengernyit.

Orang dihadapan Jungkook itu mendecih, berdiri dan merangkul Jungkook. "Jangan bicarakan tentang V disini," bisiknya. "Terakhir kali ada yang mengucapkan namanya, orang itu di perkosa di tempat ramai-ramai".

HUMAN | vkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang