#3 : The Grim Reaper

826 112 4
                                    


"Konon, para dewa-dewi memilih beberapa manusia untuk diberi berkat dewata. Ibu hanya berharap, malam ini, Park Jungkook diberkati dewi bulan" Ibu Park mengelus rambut Jungkook yang menatap tidak mengerti.

"Jika diberkati, bu. Apa yang akan terjadi dengan menusia-manusia itu?" tanyanya.

Ibu Park tersenyum, lalu menggeleng kecil. Berkat dewata itu sudah lama menjadi legenda, tidak ada yang tahu bagaimana bentuknya ataupun pengaruhnya. "Mereka... Pasti akan menjadi klan terkuat di dunia, klan yang diberkati dewa".

Jeon Jungkook mengeratkan selimut, dingin sekali di tengah malam, tangannya mencengkram kemeja putih milik Taehyung yang ia curi kemarin. Ia berharap ibunya sama sekali tidak mencium wangi parfum lavender di balik selimut.

"Apa ibu pernah tahu serigala yang tidak punya feromon?" tanya Jungkook, matanya berbinar antusias.

"Para beta tidak punya feromon, sayang. Dan ibu sudah lama tidak mencium feromonmu, seolah kamu tidak memiliki aroma sama sekali." Ibu Park tersenyum teduh dan beranjak dari ranjang, lalu mencium dahi Jungkook penuh sayang. "Ibu ke bawah dulu ya, sepertinya hyungmu sudah datang".

Jungkook mengangguk dan tersenyum, sementara Ibu Park keluar dan menutup pintu perlahan, tidak lupa menguncinya.

Ibu Park berjalan terburu menuruni tangga dan terkejut melihat putra sulungnya berdiri mencengkram daun pintu ruang tamu, darah merembes dari perutnya, menetes ke lamtai.

"Jimin! Apa yang terjadi!?" Ibunya membopong Jimin menuju sofa terdekat dan berlarian mencari kotak obat.

"Hhh, ibu. Aku-" Jimin terengah, keringatnya merembes dan terjatuh ke atas sofa kemudian bercampur dengan darahnya. "Aku bertemu kematian, bu" katanya.

Jeon Jungkook dapat mendengar dengan jelas dari balik pintu kamarnya, ia mencium aroma darah yang pekat dan mengganggu dicampur oleh wangi familiar.

Tangan Jimin bergetar dan ia merobek pakaiannya, menampakkan luka berdarah yang tercipta karena pukulan benda tumpul. Badannya kaku karena terasa perih di daerah rusuk, ah, mungkin beberapa tulangnya remuk.

"K-kurasa besok aku tidak bisa mengikuti festival matahari, t-tulangku-ARRRGH!"

Tidak perlu dijelaskan, Ibu Park sudah tahu ketika ia membersihkan luka Jimin. Ibu Park melihat tulangnya muncul ke permukaan sehingga ia otomatis meringis ngeri.

"Siapa... Siapa yang berani melakukan ini pada putra ibu?" Ibu Park mendesak, sementara nafas Jimin terlalu terburu dan dipenuhi rasa sakit.

"Ini salahku, bu. Aku tahu ini akan terjadi, kalau ibu mau tahu, dia jauuuh lebih kuat dari Pangeran Bungsu. Dia benar-benar seorang pencabut nyawa. Ugh!" Park Jimin mengerang ketika dagingnya dibersihkan.

Jeon Jungkook membekap mulutnya, menahan pekikannya. Siapa yang lebih kuat dari Jeon Jungkook?

Lihatlah kamarnya yang dipenuhi piagam penghargaan turnamen antar sekolah bertarung, dia bahkan salah seorang dari dua belas serigala kelas A dan berada di tingkat pertama. Siapapun itu yang lebih kuat darinya, berarti lebih kuat dari Sang Pemanen Nyawa dari klan Eos. Lebih kuat dari siapapun di teritorial empat klan mata angin.

Dan membahayakan siapapun di dunia ini sehingga harus di musnahkan. Jungkook harus mengabari sebelas serigala lainnya, ini berita buruk, sangat buruk.

Ramalan Themis akan terjadi di generasinya, dan ini sangat buruk.

Besok, setelah terbit fajar, Jungkook harus bergegas mengumpulkan sebelas serigala kelas A di daratan Korea Selatan.

.
.
.

HUMAN | vkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang