#2 : The Youngest Prince

907 120 12
                                    

Namanya Jeon Jungkook, matanya sejernih langit malam, dan terkadang menjadi secerah lavender. Dia anak yang sejatinya pemalu, namun sangat hangat. Anak yang penurut dan suka merisaukan banyak hal, hidupnya tampak sempurna di dalam hierarki keluarganya.

Dan masalahnya, kini ia melewati batas aturan keluarganya sendiri.

"Haa-ah" nafas yang tidak teratur membuat pandangannya kabur, seperti saluran paru-parunya menyempit tiba-tiba. Di dalam kamar, ia menggigiti ibu jari. Pikirannya pusing, menghantam alam bawah sadarnya. "Sial, sial, sial" gumamnya.

Harusnya ia tidak menemui Kim Taehyung pagi ini.

Klan Selene, atau nama praktisnya adalah klan bulan, adalah kaum yang menguasai daerah hutan pesisir. Kepercayaan mereka terhadap ramalan bintang amat kuat sehingga ketika bintang melarang semua omega keluar dari sarang, maka akan jadi kewajiban. Tidak ada seekor omega yang belum berpasangan terlihat di hutan ini, mereka semua dikunci di dalam rumah.

Itu sudah ditetapkan sejak pertama kali Tuan Besar Park dipilih menjadi pemimpin klan, tapi sayangnya anggota keluarga tuan Park tidak semuanya menerima.

Sebut saja Jeon Jungkook, sang pangeran bungsu.

Dia adalah omega yang membenci takdir, dia adalah omega yang keras kepala sehingga membuat resah keluarga Park. Sejak kecil, Jeon Jungkook tidak suka dianggap manis ataupun cantik, namun penampilan dan gerak-geriknya melawan kata-kata itu. Jeon Jungkook sangat elegan dan manis. Ia bahkan selalu duduk manis dan tanpa sadar melakukan hal-hal yang cenderung terlihat centil.

Tapi ia benci dibilang centil, padahal itu fakta.

Jeon Jungkook tahu itu adalah sifat alamiahnya, namun ia laki-laki dan ia ingin terlihat sangat laki-laki, oleh karena itu ia berlatih lebih keras dari siapapun. Jungkook berlatih menyembunyikan aromanya dengan sempurna, tidak akan ada yang menyadarinya kecuali jika benar-benar mencium langsung kulit Jungkook. Ia pergi ke pelatihan senjata secara sembunyi-sembunyi dan belajar bertarung dengan para alpha lebih keras dari siapapun. Sampai setahun yang lalu kakaknya, Park Jimin, menjadi lawan dalam latihan pertarungan tingkat A. Dan memang itu adalah tingkat tertinggi dimana hanya ada alpha terkuat saja, sangat berbahaya bagi Jungkook sebenarnya, Jimin kemudian marah seharian penuh dan mengunci Jungkook di kamar.

Tidak adil, pikir Jungkook. Bagaimana bisa ia bertemu dengan pasangannya jika kerjaannya hanya dirumah saja.

"Bisa kok, sayang" Ibu mengelus rambut Jungkook penuh kasih, "takdir selalu memberi yang kamu butuhkan, ingat itu".

Maka sejak hari itu, terciptalah aturan tersirat di rumah keluarga Park. Jeon Jung Kook tidak diperbolehkan keluar dari kamar kecuali 5 menit dan makan malam, biasanya jika sudah lebih dari lima menit, Jimin akan menarik kerahnya dan memaksanya segera masuk ke kamar. Dan Jungkook tidak diperbolehkan memberontak.

Oleh karena itu, tidak ada seorangpun manusia di dunia ini yang kenal baik dengan Jeon Jungkook. Tidak pula para teman Jimin dan rekan ayahnya.

Membosankan di kamar, Jungkook memilih kabur. Lalu ketika ia berhasil lompat dari jendela kamar, ia merasa bahagia, terlalu bahagia sampai lupa jika bertelanjang kaki. Hutan pesisir ia jelajahi, sampai kemudian ia bermain terlalu jauh ke hutan pegunungan. Dimana ia pertama kali bertemu dengan Taehyung.

DHEG!

"A-agh!" perut Jungkook serasa dicengkram dari dalam, pedih dan ia tidak tahu bagaimana caranya menetralisir rasa sakit. Ingin saja ia coba mencopot pinggangnya selama beberapa saat, karena jujur saja, ini sangat-sangat-sangat sakit.

Perasaan yang sama saat ia melihat Taehyung pertama kali.

Saat itu, ia hanya tidak sengaja melihat seorang pria yang duduk sendirian menatap ke langit, padahal salju turun begitu deras. Bulir-bulir putih berjatuhan dengan indah di atas kepala pria itu, wajahnya yang terlalu sempurna itu terlihat putih karena kedinginan.

HUMAN | vkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang