#6 : Just Human's Defense

649 101 2
                                    

Tinjuan Kim Taehyung itu tidak main-main.

Suara bedebum bagai guntur terdengar tiap tangannya menyentuh karung pasir yang digantung di pohon. Jeon Jungkook sebagai coach pribadi hanya meneriakkan "HARDER!" berulang-ulang. Bagi kawanan werewolf, latihan seperti ini sudah menjadi makanan harian sejak dilahirkan.

"H-hah! Jungkook! Istirahat dulu!" Taehyung berbaring di atas tanah, nafasnya tersengal dan buku jarinya berdarah.

Jungkook memekik, "aduh, tanganmu, Taehyung!" lelaki itu menggeram rendah sebelum meraih jemari Taehyung, "kupatahkan saja, ya, tanganmu ini?" kesalnya.

Bicara begitu tapi sudah siap dengan air dan peralatan penanganan luka lainnya, muka Jungkook masam. Taehyung tertawa dalam hati.

"Aku senang karena Jungkook peduli padaku" gumam Taehyung setelah melihat tangannya dibungkus dengan baik dan benar.

"Aku tidak peduli" sengit Jungkook.

Sejak hari dimana Taehyung melihat Jungkook menangis, Jungkook total berubah pada Taehyung. Ia semakin garang, pemarah, tidak sabar, dan cenderung menolak disentuh di kulit. Jungkook tidak ingin memperlihatkan sisi omeganya pada Taehyung. Jungkook ingin terlihat keren dan layak menjadi coach sungguhan.

Taehyung tersenyum, hatinya tertawa karena Jungkook mudah ditebak. Taehyung sengaja melukai tangannya hanya untuk menjahili Jungkook, muka Jungkook yang jutek itu menutupi sebagian besar kekhawatirannya, dan sayangnya Taehyung melihat jelas sebagian kecil rasa yang tidak dapat ditutupi.

"Heyyy... Mau kemana?" Taehyung menarik fabrik celana Jungkook ketika coachnya itu berdiri.

"Bukan urusanmu"

"Duduk, Jungkook" titah Taehyung.

"Go to the hell," desis Jungkook.

Taehyung menatap Jungkook tajam, seakan ingin membunuh manusia kelinci yang berdiri kaku disana. Telinga Jungkook memerah. Harusnya ia tidak mengatakan itu pada Taehyung.

"Duduk, Jungkook" ulang Taehyung.

"Aku mau per—"

"Aku sedang tidak mood. Duduk" suara Taehyung tajam, mengiris dan rasanya begitu sakit di rongga dada Jungkook. Ada yang salah disini. Betis Jungkook gemetar pelan dan membeku, tidak ada tenaga untuk bergerak.

Taehyung menarik kaki Jungkook untuk menekuk, membuat Jungkook jatuh terduduk. Ada yang salah disini. Betis Jungkook masih bergetar pelan dan seluruh ototnya mati rasa.

"Hmf—" nafasnya berat, terengah. Dan Jungkook baru menyadari jika ia memasuki masa pre-heat, ia terburu berdiri meskipun terjungkal sekali. Mengatur nafas, kemudian berlari menjauh.

Kim Taehyung?

Ia hanya menatap pemandangan punggung Jungkook seolah tidak ada yang menarik disana.

.
.
.

"Kenapa, Kim Taehyung?!" jerit Jungkook di kamarnya sendiri. Masa heat membuat amarahnya membludak dan tangisannya pecah.

Sebentar lagi, sebentar lagi Taehyung pergi ke kota!

Kenapa ia harus pergi ke kota?!

Kenapa manusia satu itu membuatku gila?!

Jungkook tertatih membuka lemarinya dan meraih satu-satunya pakaian yang tidak ia gantung. Kemeja Kim Taehyung.

Biasanya periode heat Jungkook meliputi bulan baru saja, dan sekarang? Kenapa ia harus merasakan sakit dua kali bulan ini?

Jeon Jungkook menghirup kemeja itu dalam-dalam, tidak ada seberkaspun aroma feromon disana, yang ia ciuam hanyalah wangi parfum lavender. Aroma tubuh Taehyung.

HUMAN | vkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang