#20 : Tribune's Blood

532 75 7
                                    


Apakah aku seorang penjahat?

Apakah aku seorang penjahat?

Apakah aku seorang penjahat?

Orang sepertiku?

Coretan-coretan itu digores alamiah oleh tangan seorang anak berumur dua belas tahun, menggunakan cutter di buku kotak-kotak khas pelajaran menulis bahasa. Matanya melebar seolah melihat anjing neraka.

"Tae-tae?" seorang wanita masuk ke dalam ruangan gelap itu, ibu dari sang anak.

Ibu, batin anak itu. Aku tidak akan memberi tahu ibu, aku janji, ayah.

"Ayo tidur, kalau kamu tidak tidur, ayah tidak akan tenang di alam sana". Sang anak menutup buku dan menyembunyikan cutter di dalamnya, menatap sunggingan senyum di bibir ibunya..

Ibu, ayah memang berbeda alam dengan kita. Tapi dia tidak mati.

Ibunya menuntun anak itu ke atas kasur dan menyelimutinya, lalu menepuk halus puncak kepalanya. Anak itu memutuskan untuh tidur bohongan. Sehingga ibunya keluar, menutup pintu. Meninggalkannya dalam kegelapan.

"Ayah, apakah aku tidak boleh cerita pada ibu jika ayah mengajariku untuk balas dendam?" anak itu menatap kedua tangannya, sela-sela kukunya yang berwarna coklat kemerahan. "Ayah itu orang yang membunuh satu keluarga karena ibu dalam keluarga itu mengolok nenek, kan?"

Darah. Sela kukunya dipenuhi darah kering.

Ayahnya adalah pendendam. Bukankah darahnya adalah darah ayahnya?

Kim Taehyung terbiasa menjadi setengah manusia sebelum ia tahu jika ia setengah serigala. Dari awal, dia bukanlah manusia normal.

.
.
.
.
.


"Tetap ada turnamen?!" heran Jungkook. "Kenapa komite aliansi empat klan tidak menutup semua jalan masuk klan saja, sih!?"

"Beberapa orang memilih untuk menghadapi masalah, bukan untuk bersembunyi" Yoongi berkomentar, sambil memakan ikan bakar.

"T-tapi, bukankah itu terdengar begitu ekstrem... Meskipun mereka punya 12 werewolf kelas A?" Beomgyu menyela, sumpitnya masuk ke mulut.

Jungkook meringis, werewolf kelas A, aku, Jimin hyung, Yoongi hyung, Seokjin hyung. Sisa delapan di sana, itupun peringkat dibawah kami berempat.

"Kita kan punya Taehyung," Seokjin menyambar timun yang dipotong tipis dan mengunyahnya.

Semua orang menatap Seokjin tidak percaya. Apalagi Jungkook.

Taehyung tertawa kecil, "kupikir rencana memancing musuh itu bagus, apalagi kita punya Seokjin hyung yang sudah mengerti tentang racun musuh. Jadi aku tenang saja".

Seokjin terpaku, dia menutupi mukanya dengan mangkuk karena yakin wajahnya akan memerah. Padahal nasinya jatuh ke atas paha.

Jungkook tidak yakin apa yang terjadi di dalam kumpulan orang-orang aneh ini, tapi semuanya memandang alphanya dengan penuh kekaguman. Bahkan Park Jimin yang menyebalkan itu pun, ikut terdiam. Ia sedikit merasa khawatir dengan kondisi jiwa mereka.

"Pemberontak itu biasanya menyerang tempat ramai, jika tujuannya memang untuk menghancurkan mental aliansi" Yoongi mulai berasumsi, "mereka pasti akan datang, apa kau punya rencana, Tae?"

"Kita punya Jeon Jungkook dan penawar racun, bukankah itu perpaduan yang sempurna?" Taehyung mengangkat bahu, melirik pada omeganya.

"APAAA!?" Jungkook berteriak dan bangkit untuk menarik kerah Tae—

HUMAN | vkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang