Ketua Mafia (END)

2.9K 94 0
                                    

Dor

Dor

Dor

Peluru berhasil mengenai sasaran. Gea mengibaskan rambutnya dengan perasaan lega. Ia membuang senjata kecil dekat sungai. Karena senjata tanpa peluru sekarang. Ia melepaskan sarung tangan yang ia gunakan lalu buang ke sungai. Senyuman menyeringai setelah berhasil selesai misi.

Ia menelpon seseorang. "Granpa, game over."

"Good girl." Puji Wijaya pada cucu kesayangan nya. "Cek GPS Aldo sekarang!." Salah satu alis Gea terangkat. Gea bingung dengan perkataan kakeknya. Kenapa dia harus mengecek GPS milik Mas Aldo.

"Gea." Gea tersadar ketika kakek memanggil namanya. "Sekarang! Aldo di culik. Rio sudah berangkat sama Sinta. Kamu harus menyusul." Perintah Kakek.

"Ya, granpa."

Gea langsung menutup panggilan dan membuka ponsel mengecek GPS milik Mas Aldo.

Gea menatap datar pada ponsel itu. Ternyata GPS milik Aldo dapat dilacak dan berada di sebuah gedung.

Ia langsung menyalakan mesin mobil lalu jalan.

Mobil milik Gea sudah sampai di dekat gudang. Gea keluar dari mobil dan mengangkat salah satu alisnya.

Gudang ini tidak asing.

Ponsel milik Gea bergetar. Menampilkan layar nomer asing. Ia langsung mengangkat.

"Siapa?" Gea mendengar suara kekehan. Lalu tiba-tiba mendengar suara rintihan dari seseorang yang ia kenal. Matanya terbelalak kaget. Itu suara Aldo.

"Bangsat! Siapa kamu?!." Ucap Gea marah. Ia meremas ponselnya dengan erat.

Gea mendengar suara kekehan lagi. "Lantai dua."

Telepon langsung tutup.

Oh shit

Gea mengetik dan mengirim pesan pada Rio dan Sinta. Lalu ia memasuki gedung lama dan menuju ke lantai dua.

Nafasnya tersengal-sengal setelah sampai di lantai dua. Ia menoleh kanan dan kiri.

Matanya menyipit disana ada seseorang duduk di kursi. Ia melangkah dan mendekati.

Tubuh Gea menegang melihat tubuh Aldo terikat di kursi. Gea segera melepaskan tali dari tubuh Aldo.

"Mas.." Gea menatap wajah Aldo yang penuh lebam. "Siapa pelakunya?" Tanya Gea pada Aldo.

"Selamat datang, Gea." Gea langsung berbalik badan dan memegang tubuh Aldo dibelakang.

"Gerry."

"Woah." Gerry langsung bertepuk tangan dengan keras dan bahagia. "Uh, sayang kamu masih ingat sama aku." Ucap Gerry tersenyum.

"Aku kecewa sama kamu, Gea." Lirih Aldo.

Tubuh Gea menegang. "Brengsek, Ger."

"Jika kamu melangkah maka kamu akan ditembak." Langkah Gea berhenti. Ia melihat sekeliling gedung ini. Ternyata ada seseorang yang siap menembaknya.

"Ger.." Gerry menatap Gea dengan tatapan kecewa. "Kamu salah paham. Dia mati karena ulahnya bukan gue.." lirih Gea.

Tubuh Aldo langsung ambruk dari kursi.

"Gue gak percaya." Pistol mengarah ke dahi Gea. "Ck..Gue seharusnya nembak pacar lo dari awal. Biar lo gimana rasanya kehilangan orang yang lo sayangi."

Gea memejamkan mata secara perlahan. Laki-laki itu salah paham. Dia tidak bunuh orang yang ia sayangi.

Dor!

KOLEKSI CERITA PENDEK - ONESHOOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang