Salah Paham

2.2K 91 8
                                    

Selamat membaca guys!

---//---

Mobil hitam sudah terparkir di basemen lantai bawah. Seorang lelaki melepaskan kacamata hitam yang melekat di wajahnya. Ia menyipitkan matanya ketika kekasihnya keluar dari mobil. Ia sengaja meminjam mobil temannya. Agar tidak ketahuan oleh kekasihnya.

Karena Emanuel baru sampai dari bandara langsung ke apartemen Laura tanpa sepengetahuan kekasihnya. Namun Emanuel mendapati kekasihnya bersama laki-laki lain.

Sudah hampir satu bulan tidak bertemu dengan kekasihnya. Karena Emanuel sibuk pekerjaan bisnis mewakili orang tuanya di luar negeri.

Laura menggendong baby dan masuk ke lift. Menekan tombol hijau lalu angka 10. Ia menepuk-nepuk baby agar tidak terbangun.

Drtt..

Emanuel is calling..

Laura segera mengangkat panggilan dari kekasihnya.

"Halo sayang."

"Kamu dimana sekarang?" Laura mengernyitkan dahinya. Kenapa suara Emanuel terdengar dingin. Tidak seperti biasanya.

Baby menangis waktu yang tidak tepat. Laura langsung panik. Pasti Emanuel mendengar suara tangisan baby.

"Oh, kamu selingkuh dan punya anak. Aku kecewa sama kamu, Laura."

Laura menggeleng panik. Kekasihnya salah paham.

"No Manu, kamu salah paham. Aku bisa jelasin." Ucap Laura memelas dengan wajah paniknya.

"Salah paham apanya? Aku nggak peduli." Laura menangis karena Emanuel membentak dirinya. Baru pertama kalinya, Laura dibentak kekasihnya.

"Manu.."

Tut..

Emanuel memutuskan panggilan sepihak. Laura menangis sejadi-jadinya.

Oeek.. Oeek..

Laura langsung menggoyangkan tubuh baby. Laura menatap sebal dengan baby. Gara-gara baby, Laura harus berantem dengan Emanuel.

Kalau bukan anak kakaknya. Dia nggak bakal mau mengasuh keponakannya.

Ck.

Laura ingin mengumpat kesal. Tapi ada baby tidak sopan.

Kalem..

Kalem..

Sampai di apartemen. Laura meletakkan baby di ranjang box. Laura menghela nafas pelan. Berharap tidak terjadi apa-apa kedepannya. Ia harus menjelaskan Emanuel.

Ini salah paham.

Laura pusing. Kepala Laura rasanya mau meledak, dua hari lagi sidang skripsi ditambah Emanuel salah paham.

"Aaaa..." Laura berteriak kesal, baby menangis terus. Ia menatap anak kecil yang tidak berdosa. "Iya-iya sabar little boy. Aunty buatkan susu dulu."

Laura segera membuat susu keponakannya. Lalu menempelkan dot di bibir baby.

Beberapa menit kemudian, baby sudah tidur dengan pulas. Laura kembali meletakkan tubuh baby di ranjang box.

Laura merenggangkan kedua tangannya.

"Semangat Lau!" Laura menyemangati diri sendiri.

Pagi harinya, Laura harus bimbingan konseling ke dospem pertama. Ia sengaja membawa baby ke kampus. Tidak peduli dengan tatapan mahasiswa-mahasiswi. Yang Laura fokuskan adalah mendapatkan tanda tangan dari dosen pembimbing pertama.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 09, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KOLEKSI CERITA PENDEK - ONESHOOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang