Happy Reading!
"Wajahmu kenapa begini?" Ana khawatir melihat wajah Clara terluka. Pipi Clara terluka seperti bekas pukulan. Namun wanita yang ditanya hanya diam dan tidak berniat menjawab pertanyaan dari Ana.
"Apa sih." Clara menepis tangan Ana. Ia tidak mau seseorang merasa kasian dengan dirinya. Ia bukan manusia yang lemah.
Ana hanya bersabar dengan Clara. Ia sangat khawatir dengan putrinya. Ia mendapat informasi dari Ken bahwa Clara melawan musuh.
"Cla..-"
"Diam!" Clara membentak keras. Membuat wanita paruh baya mendadak kaku. Ana melihat putrinya memancarkan aura negatif.
Ken hanya terdiam di samping Clara.
"Nggak usah sok perhatian sama gue! Mending Lo tidur sana!" Clara meringis sambil memegang perutnya. Terasa perih disana. Ia segera pergi dari hadapan Ana, istri kedua Papanya.
Ana menatap punggung Clara sedih.
Sampai di kamar, Clara langsung duduk di pinggir ranjang miliknya.
"Sialan!" Clara berteriak keras. Merasa kesal gagal membunuh musuhnya. Clara meringis sakit dan Ia mendapati dirinya terluka bagian perutnya. Hanya luka goresan.Clara mengatur nafasnya pelan. Ia segera mengobati lukanya.
Pintu kamar Clara langsung terbuka lebar. Clara melihat sosok berdiri di sana dengan wajah penuh luka.
"Lo gapapa?" Lelaki itu mendekati Clara. Mata Calvin memandang ke perut yang ditutupi oleh tangan Clara. Ada darah mengalir pada tangan Clara. "Lo terluka, Cla. Sini gue obati."
Clara hanya terdiam dan menuruti perintah Calvin.
Lelaki itu sedang mencari kotak berisi obat-obatan, dll. Calvin berlutut dan telaten mengobati luka dengan hati-hati.
"Selesai." Calvin mendongak dan saling bertatapan dengan Clara.
Tangan Clara mengusap pelipis Calvin yang terluka. "Biar gue obati."
KAMU SEDANG MEMBACA
KOLEKSI CERITA PENDEK - ONESHOOT
KurzgeschichtenCerita ini hanya pendek. Tiap part judul berbeda.