Bella menatap pemandangan kota disana. Sekarang berada di lantai 10. Dia berdiri memandang luar kaca yang sangat besar di sana.
Tangannya menyilang didadanya. Matanya sangat tajam menatap kendaraan yang bergerak di bawah.
"Bu Bella, Pak Dimas datang." Lapor Rio yang sebagai sekertaris dan asisten pribadinya.
Bella balik badan dan menatap Rio dengan datar. Rio sudah terbiasa dengan tatapan itu.
"Suruh masuk." Kata Bella dingin.
Rio mengangguk. Dia mempersilahkan Dimas masuk kedalam ruangan Bella.
Ketika Dimas masuk. Dimas menatap Bella dengan datar.
"Apa maksudmu?." Dimas langsung to the point.
Bella yang berdiri disana. Tersenyum melihat Dimas. Kesayangannya sudah datang. Bella melangkah dan mendekati Dimas.
"Bukankah sudah jelas." Bisik Bella. Melangkahi Dimas dan memeluk dari belakang. "Aku cinta kamu."
Dimas tidak habis pikir dengan wanita ini. Bener-bener terobsesi dengan dirinya.
"Dan aku tidak pernah cinta sama kamu." Bella merasa sakit hati mendengar ucapan Dimas.
Dimas melepaskan tangan Bella dengan kasar. Berbalik badan dan menatap Bella tajam.
"Dengar! Aku tidak akan menikah denganmu." Balas Dimas tajam.
Bella tersenyum menyeringai. Tangannya menyentuh dada Dimas. Matanya menatap Dimas tajam. Wajahnya maju dekat telinga Dimas.
"Kalau kamu tidak menikah denganku. Maka perusahaan papamu bakal hancur." Bisik Bella pelan. Mundur perlahan menatap Dimas lembut.
"Aku akan menolong perusahaan papamu. Asal kamu mau menikah denganku." Bella menyentuh pipi Dimas. Mengusap dengan lembut.
Terlihat Dimas memenjamkan matanya. Tangannya mengepal dengan kuat. Menahan amarah. Wanita ini sangat licik. Memang memiliki kekuasaan.
"Oke." Mata Bella berbinar mendengar jawaban Dimas.
Bella tersenyum. "Tiga hari lagi kita akan menikah."
Dimas melotot. "Aku belum ada persiapan."
"Tenang sayang. Aku sudah siapkan semuanya. Kamu tinggal santai." Bella tersenyum. "Segera putus dengan wanitamu. Kamu akan menjadi milikku." Lanjut Bella.
Dimas terdiam. Kemungkinan dirinya tidak akan memutuskan pacarnya. Dia harus berbicara baik-baik dengan pacarnya. Nanti akan mencari jalan keluar.
"Baiklah."
Tiga hari kemudian. Pernikahan Bella dan Dimas dihadiri tamu penting dan keluarga terdekat. Pasangan suami istri berdiri menyalami para tamu.
Bella sangat bahagia menikah dengan orang yang dia cintai. Tidak lupa menebar senyuman bahagia pada semua orang.
Sedangkan Dimas hanya menatap datar. Tidak ada ekspresi apapun di wajahnya. Dia merasa bersalah dengan pacarnya. Sebenarnya Dimas sudah menjelaskan dengan pacarnya. Awalnya pacarnya tidak terima. Namun tanpa diduga pacarnya mau melanjutkan hubungan secara diam-diam.
Sekarang mereka berdua berada di kamar.
"Kamu sungguh tampan, Sayang." Bella mengusap pipi Dimas yang sudah resmi menjadi suaminya.
"Hmm."
"Sayang minum dulu. Aku tahu kamu capek." Bella menyodorkan minuman ke Dimas.
Dimas tanpa berpikir langsung meminum. Beberapa menit tubuh Dimas terasa terbakar. Matanya menatap tajam ke Bella.
KAMU SEDANG MEMBACA
KOLEKSI CERITA PENDEK - ONESHOOT
Short StoryCerita ini hanya pendek. Tiap part judul berbeda.