Gea melepaskan kacamata hitamnya dan memandangi kota yang dirinya lahir disana. Sudah lama dia tidak mengunjungi kota lahirnya.
Sudah lima tahun.
Ia melemparkan tas nya di kasur dengan asal dan merebahkan tubuhnya disana.
Hendak menutup matanya namun ponsel miliknya berdering. Ada notifikasi yang muncul di layar itu.
Aku didepan pintu apartemen
Gea mengkerut keningnya. Kenapa dia bisa tahu keberadaan nya.
Ia bangun dan membukakan pintu apartemen.
"I miss you." Uh, Gea langsung merasakan sesak nafas karena sahabatnya memeluk tubuh Gea dengan erat. Ia menepuk pundak dengan pelan. Langsung melepaskan pelukan. Sahabat nya hanya menyengir.
"Sorry, Gea. Habisnya aku kangen banget sama kamu."
"Ya, Sin." Sinta memutar bola matanya mendengar jawaban dingin dari Gea. Ia langsung masuk begitu saja.
Gea menutup pintu dan mendengus kesal. Ia mengikuti sahabatnya dari belakang. Berakhir duduk di sofa.
"Aku baru sampe, Sinta."
"I know. Gea." Sinta menatap Gea. "You look so beautiful, Geandra" puji Sinta membuat Geandra ingin muntah.
Sinta benar-benar memujinya.
"Cukup, Sin." Gea langsung menutup mulut Sinta dengan tangannya. "Stop it, Sinta. Aku muak denger itu."
Geandra mengangkat kedua tangannya.
"Why??" Sinta bertanya dengan heran. Wanita lain kalau di puji dengan siapapun pasti merasa senang. Sedangkan sahabatnya malah tidak senang.
"Gapapa." Jawab Gea.
Sinta langsung memukuli pundak Geandra dengan erat. Gea langsung melotot marah.
"Shit.." Gea mengumpat. Ia sangat ingin menusuk namun ia sadar jika Sinta adalah sahabatnya.
Gea langsung ke kamar tanpa peduli mendengar protes dari Sinta.
Sinta mendengus kesal melihat punggung Gea sudah menghilang. Ia sudah biasa dengan kelakuan sahabatnya. Sejak mendapat kabar kakaknya Gea menikah dengan mantan kekasihnya. Gea langsung menghilang begitu aja. Namun Gea selalu memberi kabar dirinya tanpa sepengetahuan oleh kedua orang tua Gea. Keluarga Wijaya memang sangat khawatir kabar Gea menghilang. Ternyata keluarga Gea mendapat kabar dari kakeknya jika Gea tinggal bersamanya. Gea datang di kota ini hanya untuk mewakili pimpinan kakek nya.
Sinta harus bersabar dengan Gea. Ia selalu mendukung apapun keputusan dari sahabatnya.
---
Sore harinya, Sinta menemani Gea memimpin rapat di perusahaan milik kakeknya di cabang kota ini.
Dalam ruangan rapat ini sungguh mencekam. Para pemimpin harus benar-benar fokus dalam tujuan pembahasan rapat ini. Mereka tidak menyangka cucu Wijaya sangat terlihat dingin ditambah perempuan.
Hanya Geandra satu-satunya yang menjadi penerus Wijaya group setelah kakak pertama Geandra, Galih Putra Wijaya.
Geandra terlihat marah saat mendengar dana dari perusahaan cabang kota ini tidak jelas. Sepertinya ada pimpinan yang berani menggelapkan dana perusahaan kakeknya.
Para pemimpin di dalam rapat langsung gelisah. Geandra menatap satu persatu dari mereka.
"Berani sekali ada seseorang menggelapkan dana perusahaan kakek ku." Gea mengeluarkan sebuah cutter kecil dari kantongnya. Ia melirik tajam ke arah mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
KOLEKSI CERITA PENDEK - ONESHOOT
Storie breviCerita ini hanya pendek. Tiap part judul berbeda.