Perih

2.3K 137 7
                                    

"Apa maksudnya, Clara?!"

Ia mendapati istrinya melempar sebuah amplop coklat.

"Kita cerai, Dimas."

Rahang Dimas tegang dan menahan amarah. Tangannya mengepal kuat. Ingin mencengkram leher istrinya.

Clara melihat tangan suaminya mengepal. "Kalau kamu mau bunuh aku. Silahkan, Dim."

Oh, Clara menantang.

Dimas berteriak keras. Melemparkan barang yang ada disekitarnya. Ia tidak mau menyakiti istrinya.

Dimas sangat frustasi.

Clara ingin berpisah dengan nya. Itu tak akan terjadi.

Mata Dimas menatap Clara tajam. "Nggak. Aku nggak akan melepaskan kamu sampai kapanpun."

Ia melangkah pergi dan membanting pintu kamar kasar.

Tubuh Clara jatuh di lantai. Air matanya mengalir di pipinya. Ia merasa sesak di dadanya.

"Argg.." Clara menangis sesak.

Ia tidak tahan lagi bersama Dimas. Clara sudah merasa sakit hati.

Saat mengantar bekal untuk suaminya. Ia tidak sengaja melihat suaminya melakukan hubungan seks dengan Citra, kakak kandungnya.

Tidak menyangka mereka melakukan hubungan gelap.

Clara berlutut dan menangis dengan keras. Ia tidak peduli tubuh nya kena pecahan barang yang disekitarnya.

Merasa lelah menangis akhirnya ia tertidur meringkuk di lantai.

Pintu terbuka dengan pelan. Dimas melihat istrinya meringkuk di lantai. Hatinya merasa bersalah.

Ia memang bersalah karena telah melakukan.

Dimas menggendong tubuh istrinya membawa ke atas ranjang. Ia meringis melihat luka tubuh istrinya. Langsung mengobati luka itu.

Setelah itu Dimas langsung tidur sembari memeluk Clara. Ia berharap tidak pernah pisah dengan Clara.

Dimas bersumpah. Tidak akan mengulangi perbuatannya lagi.

6 bulan kemudian

Hubungan Clara dan Dimas belum ada kemajuan. Clara tetap menjalani kewajiban sebagai istri. Bahkan Dimas mulai pulang awal sejak itu.

"Aku pergi dulu."

Dimas menahan lengan Clara. "Mau kemana? Aku anter ya?"

"Nggak usah, Dim. Aku naik taksi aja." Clara menolak.

"Gak ada penolakan!" Tegas Dimas. Ia menggandeng istrinya menuju ke mobil.

Ternyata Clara ingin mengunjungi ke rumah orang tuanya.

Mobil milik Dimas sampai didepan rumah orang tua Clara.

"Claraaa.."

"Ibu.." Clara langsung memeluk ibu nya dengan erat. "Ngapain kamu kesini, Cla?"

Bukannya kasih sambutan malah mendapat pertanyaan itu seolah-olah tidak menerima keberadaan nya.

Clara tersenyum tipis. "Aku kangen, Bu."

"Oh.." Ibu Clara mengangguk. "Masuk aja. Ibu bikin makanan bakwan udang."

Clara hanya tersenyum.

Sepertinya Ibu tidak pernah membuat makanan kesukaan nya.

Selalu bakwan udang. Itu makanan kesukaan kakaknya, Citra.

"Oh dek, kamu disini." Clara melihat kakaknya tersenyum dengan paksa.

KOLEKSI CERITA PENDEK - ONESHOOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang