Love Again

2.9K 127 0
                                    

Luna sudah sampai di cafe. Dia sempetin ketemuan dengan kekasihnya disaat sedang sibuk. Luna masih ada waktu 30 menit bertamu dengan Kekasihnya.

"Hai, Alan. Maaf ya. Kamu lama tunggu aku?." Luna menghampiri kekasihnya yang sudah duduk disana. Tidak lupa mencium punggung tangan.

Alan tersenyum. Mengusap puncak kepala Luna. Gemas sekali.

"Enggak kok. Baru sampai." Bohong Alan. Padahal dia sudah menunggu selama 30 menit. Dia tidak mau Luna khawatir dan merasa bersalah.

Luna tersenyum dan duduk disebelah Alan. "Maaf ya, Aku sibuk banget. Kita jadi jarang kencan." Luna merasa bersalah. Tidak ada waktu luang untuk berkencan dengan kekasihnya. Dia harus ada jadwal pemotretan di luar negeri dan syuting iklan.

Alan memainkan rambut Luna. "Hmm. Aku mau ngomong." Tiba-tiba Alan serius.

"Oh ya, mau ngomong apa?." Luna menatap wajah kekasihnya dengan lembut. Perasaannya nggak enak.

Alan terlihat mengeluarkan sebuah undangan pernikahan dari tas nya. Menyodorkan ke Luna.

"Apa ini?." Luna menerimanya dengan bingung.

"Baca, Luna."

Luna melihat isi undangan pernikahan. Ada nama kekasihnya dengan adik tirinya.

Alan & Salsa

Luna terdiam. Meremas undangan itu. Menatap Alan dengan tatapan kecewa.

"Bagimu empat tahun ini apa?." Luna bertanya pelan. Dia sudah setia dengan kekasihnya meskipun banyak laki-laki yang mengejarnya. Bahkan ingin menjadi kekasihnya. "Perasaanku nggak pernah selingkuh. Nggak pernah Deket sama laki siapapun. Partner pemotretan selalu perempuan. Karena aku jaga perasaanmu. Tapi ini apa maksudnya?"

"Maaf, Luna." Alan memegang jemari tangan Luna. "Ini salahku. Karena aku nggak bisa... Umm, aku harus nikah sama Salsa karena kecelakaan."

Luna tertawa perih. "Jadi kamu.."

Luna menampar pipi Alan dengan keras. Bahkan tangannya terasa perih. Terlalu keras tamparannya.

"Kamu jahat, Alan." Luna berteriak. Membuat menarik perhatian para pengunjung cafe. "Kurang ajar kamu." Luna ingin memukul. Seseorang menahan tubuhnya.

"Sudah cukup, Luna." Suara itu membuat Luna terdiam. "Kamu cepat pergi dari sini."

Alan ingin mendapati tatapan kekasihnya sangat kecewa. Melihat kekasihnya menangis rasa hatinya sakit. Dia terpaksa menikah dengan adik tirinya. Karena sebuah kecelakaan.

Luna menangis histeris. Seorang pria itu menarik tubuhnya kedalam pelukan. Mengusap punggung Luna dengan lembut. 

"Tenang, Luna. Ada gue.." ucap Dion. Luna menangis keras dipelukan sahabatnya.

Sampai di depan rumah. Ada beberapa mobil polisi didepan kediaman keluarga Wijaya.

"Ada apa ini.." Luna bingung dengan situasi ini. Luna keluar dari mobil dengan cepat.

Luna berlari memasuki kediaman. Tubuhnya mendadak kaku melihat seseorang tergeletak di lantai. Darah berhamburan di lantai.

"Ibu..." Luna berteriak kencang. Menghampiri ibunya yang sudah tidak bernyawa. Dia mengguncang tubuh ibunya. "Ibu bangun.." air matanya mengalir deras di pipinya. Menepuk pipi ibunya pelan.

Tidak peduli bajunya dipenuhi darah ibunya. Dia terus mengguncang tubuh ibunya pelan. Mengharapkan ibunya bangun.

"Aluna.." Dion mengusap pundak pelan.

KOLEKSI CERITA PENDEK - ONESHOOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang