6

2.7K 709 33
                                    

DONT FORGET TO LIKE AND COMMENT

HAPPY READING

*
*
*
*
*

Jongseong terpaksa harus jalan kaki hari ini. Supir pribadinya ternyata diliburkan selama beberapa hari oleh mamanya. Ketika Jongseong meminta penjelasan lewat telepon pada mamanya, jawaban ini yang ia dapat.

"Itu hukuman untukmu karena kesalahan yang kau perbuat kemarin"

Jongseong tak punya pilihan lain selain menurut. Kini ia menunggu di halte bus sendirian. Kabar yang diberikan secara mendadak membuatnya tak bisa untuk sekedar menumpang pada keduanya. Apalagi ia juga akan selalu pulang telat sampai olimpiade tiba.

Tubuhnya benar-benar lemas. Acara tadi ditambah pelajaran tambahan yang berlangsung selama 3 jam lamanya membuat tenaga dan pikirannya kelelahan.

"Woah ada bocah ingusan sendirian di sini"

Ia melirik dan menemukan segerombolan preman jalanan yang tengah mengamati penampilannya.

Siapapun akan tau kalau Jongseong adalah anak yang cukup berada karena ia selalu terlihat rapih dengan attitude yang baik. Auranya juga begitu kuat membuatnya mendapatkan banyak atensi.

Jongseong refleks berdiri ketika para preman itu mendekat. Saat tas di punggungnya ditarik, Jongseong mulai melawan.

Ia terlibat perkelahian. Satu lawan tujuh. Jongseong kehilangan banyak energi karena kalah jumlah, belum lagi luka yang masih belum pulih di tubuhnya membuatnya tidak berdaya.

Pandangannya mengabur dan akhirnya jatuh pingsan. Tapi ia bisa melihat siluet seseorang yang menghampirinya dan setelah itu ia tak sadarkan diri.

~~ Nakula Sadewa ~~

Jay menikmati pemandangan kota kelahirannya dengan tatapan kagum. Dirinya tengah berada di dalam sebuah taksi yang ia pesan ketika baru saja sampai di Korea.

Anthonny mengizinkan dan membebaskan Jay untuk menikmati waktunya sendirian, tetapi Sunghoon dan Jake awalnya memaksa ikut. Namun dengan bujukan Anthonnya, kedua remaja itu mengalah dan memutuskan untuk ke apartemen yang sudah orang tua mereka beli.

Ia begitu antusias ketika sang sopir memberitahukannya tentang perkembangan tempat kelahirannya itu. Mulai dari wisata, isu politik, bahkan dunia entertainment yang semakin maju.

Banyak sekali hal baru yang Jay ketahui. Ia berencana untuk berkeliling kota dan mengunjungi wisata kuliner nantinya bersama papahnya dan Jongseong.

Jay memandangi gelang milik Jongseong yang melingkar indah di tangannya. Senyum di bibirnya terbit. Dalam angannya ia membayangkan, bagaimana rupa kakak kembarnya itu? Bagaimana keadaannya?

Ia mendongak dan kembali menatap pemandangan dibalik jendela kaca taksi yang ditumpanginya.

Netranya tiba-tiba terarah pada segerombolan orang di sebuah halte. Terlihat seperti ada perkelahian. Namun kenapa tak ada satupun yang melerai?

Jiwa kemanusiaanya bangkit. Ia meminta sang sopir untuk menepi. Ia turun dari taksi itu bersama sopir yang mengikutinya.

Jay kesusahan untuk melihat keadaan si korban karena gerombolan tadi mengelilingi tubuh lemah korban dan menendang-nendangnya.

Nakula Sadewa || PJS ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang