8

2.7K 724 144
                                    

DONT FORGET TO LIKE AND COMMENT

HAPPY READING

*
*
*
*
*

Jay mematut dirinya di depan cermin. Sedikit membenarkan ikatan dasinya dan mengusap almamaternya agar tidak kusut. Ia meraih tas dan juga kunci motornya.

Keluar dari kamar nyamannya dan menghampiri sang papa yang tengah menyesap kopi hitam sembari membaca sesuatu di tabletnya.

"Morning, papa" sapa Jay lalu duduk di depan papanya.

"Morning too, Jay. Cepat sarapan"

Jay menurut. Ia mengambil nasi goreng yang sudah disediakan maid untuknya. Ini adalah sarapan yang Jay tunggu-tunggu. Tanpa tatapan genit dan rengekan manja Alexa yang membuat Jay ingin tuli saja karena merasa jijik.

Omong-omong, Jay belum menceritakan keadaan Jongseong pada ayahnya. Saat ia pulang, Anthonny sudah tertidur karena kelelahan. Jadi Jay mengurus perpindahannya sendiri__ralat, perpindahannya, Jake, dan juga Sunghoon lebih tepatnya.

"Papa hari ini harus mengurus berkas perusahaan papa yang ada di sini. Hanya sebentar, sore papa sudah pulang"

Jay tersenyum. Jadi sebelum sore, ia harus berhasil membawa Jongseong kemari dan mempertemukannya dengan sang papa.

"Oh ya, bagaimana jadinya? Kalian sekelas lagi?" Tanya Anthonny.

Yang di tanya menganggukan kepalanya sambil membersihkan bibirnya dengan tissue.

"Hm. Mereka menelpon ku dan merengek meminta agar bisa sekelas. Ya jadilah seperti ini"

Anthonny terkekeh pelan. Sedikit-sedikit dia mulai memahami persahabatan yang terjalin antara Jay, Jake, dan Sunghoon. Mereka hanya terbiasa bersama, jadi apapun tidak boleh dilakukan terpisah.

TIN TIN TIN

"PARK JAY! AYO BERANGKAT!"

Jay menghela napasnya ketika mendengar suara gaduh dari luar. Ia berdiri dan berpamitan pada sang papa yang sudah tertawa.

Ia melihat Sunghoon dan Jake yang berada di atas motor mereka masing-masing. Jay menaiki motor ninja warna hitamnya dan segera bergabung bersama dua sahabatnya itu.

"Yang kalah harus mentraktir selama satu minggu" ujar Jake.

"Berangkat~~~" teriak Sunghoon menjadi aba-aba bagi ketiganya untuk melesat dengan kecepatan tinggi.

Hidup lama di Amerika membuat mereka sedikit tak terkendali. Kini, mereka kebut-kebutan di jalanan yang tidak terlalu. Tapi tentu saja itu berbahaya.

Teguran dan cacian terdengar ketika motor ketiganya menyalip kendaraan lain dengan gesitnya.

Namun Jay, Jake, dan Sunghoon tak peduli. Mereka malah tertawa karena merasa ini sangat seru. Saat di Amerika, tak ada yang menegur mereka karena hal seperti ini dianggap hal biasa. Namun di Korea semuanya berbeda.

Dan itu memacu adrenalin mereka.

Ketiganya menarik atensi banyak siswa ketika memasuki kawasan sekolah. Motor Jay sampai terlebih dahulu, disusul Jake, dan Sunghoon yang terakhir.

Bagaikan tokoh ftv ketiganya membuka helm dengan penuh karisma. Pekikan siswi-siwi pun terdengar ketika melihat tiga sekawan itu.

Jake menertawakan kekalahan Sunghoon. Momen seperti ini yang begitu ia tunggu. Karena biasanya Sunghoon selalu mengejeknya maupun Jay padahal dia yang paling muda.

Nakula Sadewa || PJS ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang