DONT FORGET TO LIKE AND COMMENT
HAPPY READING
*
*
*
*
*Jongseong benar-benar nekat membolos. Ia tak mengindahkan larangan Jungwon dan Heeseung, dirinya hanya ingin menghabiskan waktu dengan orang-orang yang begitu ia rindukan.
Jay pun tak ada pilihan lain. Keputusan kakaknya akan selalu ia turuti. Tak peduli itu merugikannya atau tidak. Baginya Jongseong sudah seperti papanya yang kedua.
Kini sepasang kembar itu sampai di sebuah rumah besar yang merupakan milik keluarga Anthonny. Beberapa pelayan hanya bisa tertegun melihat seorang remaja yang wajahnya persis seperti tuan muda mereka.
"Papa sudah pulang, mau langsung ke ruang kerjanya?" Tanya Jay.
Jongseong terdiam sejenak, kemudian dia mengangguk. Jay tersenyum dan menggenggam tangan sang kakak.
"Papa pasti terkejut" ucap Jay riang.
Ia menarik Jongseong ke lantai dua, tepatnya di ruangan yang terletak paling pojok dengan pintu masuk yang begitu besar dan lebar.
"Tunggu sebentar" lirik Jongseong sambil menahan tangan Jay.
Yang lebih muda menurut dan menatap yang lebih tua bingung.
"Kenapa?"
"Aku gugup"
Jongseong tidak berbohong. Dia gugup setengah mati sekarang. Jantungnya berdetak dua kali lebih cepat dan tangannya mulai berkeringat.
Namun usapan lembut Jay di punggung tangannya membuat Jongseong sedikit rileks. Mereka berdua bertatapan lama seakan sedang berkomunikasi lewat pancaran mata satu sama lain.
Jay menganggukan kepalanya mencoba menyakinkan sang kakak. Ia mengetuk pintu kayu itu tiga kali.
"Papa, ini Jay" serunya sedikit agak keras.
"Masuklah, Jay!"
Pintu itu ia buka. Jay menuntun Jongseong untuk masuk bersamanya. Air mata yang lebih tua luruh ketika melihat punggung tegap yang dulu adalah tempat dimana ia sering bermanja.
Jay melepas genggaman dan meminta Jongseong untuk diam sejenak. Perlahan ia menghampiri papanya yang tengah berdiri membelakanginya, terlihat sedang fokus dengan tablet yang ada di tangan laki-laki paruh baya itu.
"Papa"
Anthonny menoleh dan tersenyum melihat putranya yang kini ada di sampingnya. Tangannya yang menganggur ia gunakan untuk mengacak gemas rambut Jay.
"Taruh tabletnya, pa"
Satu alis Anthonny terangkat. Namun ia menuruti kemauan sang putra. Ia meletakkan tabletnya di meja yang ada di depannya.
"Whats wrong?"
Keduanya kini saling berhadapan. Jay tersenyum lalu menoleh ke arah samping. Tepatnya ke arah Jongseong yang menatap sang papa dengan penuh kerinduan.
Anthonny yang bingung itu akhirnya mengikuti arah pandang Jay.
"Papa..."
Tubuh Anthonny bergetar hebat. Ia seperti dihantam oleh sesuatu yang membuatnya terpaku. Kedua matanya mulai memburam akibat air mata yang mendesak ingin keluar.
Di sana, ada putranya yang lain. Putra yang ia tinggalkan bertahun-tahun lamanya kini berada di depannya.
Jongseong berjalan mendekat dengan isak tangis yang masih bersahutan. Ketika ia sampai di samping sang papa, kedua lengannya langsung mendekap tubuh itu dengan erat. Menangis meraung di dada bidang yang menjadi tempat berlindung yang nyaman ketika ia kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nakula Sadewa || PJS ✔
Fanfic[DILARANG MENIRU ALUR DAN ASPEK DALAM CERITA INI. JADILAH SEORANG PEMBACA DAN PENULIS YANG BIJAKSANA] Mengisahkan tentang sepasang kembar Jongseong dan Jay yang terpisahkan oleh keadaan. Mereka adalah anugerah. Namun sepertinya semesta lebih suka me...