Prolog

6.9K 898 111
                                    

DONT FORGET TO LIKE AND COMMENT

HAPPY READING

*
*
*
*
*

South Korea 2009

Tangan mereka saling bertautan. Keduanya duduk di luar ruangan yang di dalamnya terdapat banyak orang-orang dewasa. Sang kakak mengelus punggung tangan sang adik yang tengah menunduk dalam diam.

"Jay benar-benar mau ikut papa?" Tanya yang lebih tua.

Yang lebih muda mengangkat wajahnya. Menatap kakak kembarnya yang lahir 1 jam lebih dulu darinya dengan sedih.

"Nanti papa tidak ada yang jaga, kalau mama kan sudah ada Jongseong"

Jongseong sebagai yang lebih tua mencoba menahan tangisnya. Ia menggenggam seerat mungkin tangan adik kembarnya, Jay, seolah takut kehilangan.

"Nanti kalau rindu bagimana? Jay akan pindah ke Amerika, aku tetap di sini. Jauh"

Mendengar itu, Jay memberikan senyuman manis. Lalu ia melepas gelang berwarna hitam miliknya kemudian menyodorkannya ke depan Jongseong.

"Jongseong juga lepas gelangnya" titah Jay.

Yang lebih tua menurut. Tangannya bergerak melepas gelang berwarna biru dan memberikannya pada Jay.

"Gelang punya ku dipakai Jongseong, gelang punya Jongseong dipakai aku. Jadi kalau rindu, Jongseong bisa mengingat aku lewat gelang itu" oceh Jay sambil memakaikan gelangnya di tangan sang kakak.

Jongseong beralih memakaikan gelangnya pada tangan mungil Jay, kemudian memeluk saudara kembarnya yang begitu ia sayangi.

"Jay hati-hati di sana. Kalau ada yang jahat, langsung telepon aku, mengerti?"

Jay mengangguk dipelukan kakak kembarnya. Saling mengeratkan pelukan dalam waktu yang cukup lama.

Ketika pintu besar di depan mereka terbuka, pelukan itu terlepas. Jongseong dan Jay menatap polos ke arah rombongan orang dewasa yang berbondong-bondong berjalan ke luar.

"Jongseong"

Panggilan lembut itu menyapa indra pendengaran si kembar. Sosok wanita anggun dengan blezzer putih tengah berjalan ke arah keduanya, ah tidak, lebih tepatnya ke arah Jongseong saja.

Jay hanya diam ketika kakak kembarnya dipeluk erat oleh wanita yang berstatus mama kandungnya juga. Ia menunggu sang mama menyadari keberadaanya.

Senyumnya terbit ketika mata cantik milik sang mama kini menatapnya.

"Ma__"

"Hampiri papamu. Dia sudah menunggu"

Jongseong menatap Jay dengan sedih. Ia merasa bersalah, namun ia juga tidak tau apa yang harus ia lakukan.

"Jay"

Ketiganya menoleh ke arah belakang, tepatnya pada seorang laki-laki dewasa dengan setelan jas rapih yang memiliki wajah rupawan.

"Kemari" titah laki-laki itu.

Jay menurut. Ia turun dari kursi dan sedikit berlari menghampiri sosok laki-laki yang merupakan papanya. Tubuhnya diangkat ke dalam gendongan yang selalu terasa sangat aman dan nyaman.

"Kita pergi sekarang?" Tanya sang papa.

Jay mengangguk kemudian melingkarkan tangan mungilnya di leher tegas papanya. Sebelum pergi, dua orang dewasa itu saling berpandangan.

"Jaga Jongseong dengan baik, Veronica"

"Hm. Sekarang pergilah, Anthonny"

Anthonny, papa si kembar, hanya bisa menghela napasnya. Ia berbalik sambil mengeratkan pelukan pada salah satu anak kandungnya yang kini tengah ia gendong.

Di balik punggung tegap itu, Jay melambaikan tangannya ke arah Jongseong yang juga membalas lambaian walau air mata kakak kembarnya itu sudah mengucur bebas.

Jay tersenyum lebar seakan menenangkan Jongseong, bahwa mereka akan baik-baik saja.

"JANGAN LUPA TELEPON AKU YA?!" Teriak Jongseong pada Jay.

Teriakan itu dibalas dengan acungan jempol dari Jay disertai senyuman jenaka yang lucu. Ketika sang papa sudah masuk ke dalam lift, senyuman Jay seketika luntur.

Ia mengeratkan pelukan di leher sang papa dan menyembunyikan wajahnya disana. Air matanya menetes membasahi jas mahal milik papanya dan isakan kecil mulai terdengar.

Sejak saat itu, si kembar berpisah. Mereka korban dari perceraian kedua orang tuanya. Padahal mereka masih berusia 7 tahun, namun sudah menghadapi cobaan besar.

Tak ada komunikasi, karena Jongseong yang tak diberi izin sang mama, dan Jay yang berusaha menjaga perasaan papanya.

Hidup berjauhan, dimana Jongseong yang menetap di korea dan Jay yang pindah ke Amerika.

Kenangan yang masih tersimpan adalah gelang keduanya yang sengaja ditukar di detik-detik terakhir perpisahan. Satu-satunya pengingat bahwa mereka adalah kembar yang sampai kapanpun akan saling terikat.

Start

PARK JONGSEONG (rambut hitam)

PARK JAY (rambut blonde)

Bismillah, semoga aku bisa namatin book ini

Gatel banget pengin publish beneran

*Cerita ini akan sangat menguras emosi. Jadi saat ingin membaca setiap partnya, silahkan minum segelas air dulu untuk menenangkan diri*

Nakula Sadewa || PJS ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang