DONT FORGET TO LIKE AND COMMENT
HAPPY READING
*
*
*
*
*⚠️ADEGAN TIDAK UNTUK DITIRU⚠️
Di sinilah Jongseong berada. Di sebuah club tertutup yang jauh dari hiruk pikuk kota yang selalu padat setiap harinya.
Kakinya melangkah menghampiri kedua penjaga yang berdiri di depan pintu masuk. Raut wajah terkejut terlihat jelas dari kedua penjaga itu ketika melihatnya.
"Lama tidak berjumpa" sapa Jongseong singkat.
"Jongseong? Sedang apa kau di sini" tanya salah satu penjaga yang berambut gondrong.
"Hanya mencari hiburan" jawab Jongseong enteng.
Kedua penjaga itu saling bertatapan sejenak, sebelum akhirnya Jongseong angkat bicara.
"Sam ada hari ini?"
"Kau sudah berhenti, nak" tegur salah satu penjaga dengan kepala botak.
Jongseong tak menggubris. Ia hanya terus tersenyum membuat kedua penjaga itu akhirnya mengizinkannya untuk masuk.
Suara bising menyapa indra pendengaran Jongseong ketika ia menapaki lantai club itu. Wanita-wanita dengan pakaian kurang bahan tengah menari di dance floor bersama para laki-laki hidung belang yang ikut bergabung.
Sesekali ia menyapa beberapa pelayan yang mondar-mandir mengantarkan pesanan. Hingga netranya menangkap sosok yang sudah lama tak ia temui tengah terduduk santai di salah satu meja.
"Sam"
Laki-laki berambut merah itu menoleh dan membelalakan matanya saat tau bahwa yang memanggilnya adalah Jongseong.
"Jongseong? Sedang apa kau di sini?"
Jongseong tak menjawab. Ia duduk di samping laki-laki bernama Sam itu dan memesan vodka kesukaannya.
Vodka murni.
Cita rasa yang begitu kuat membuat Jongseong merasa ketagihan. Ia menatap Sam dan mengeluarkan dua black cardnya.
Sam menerimanya dengan bingung, hingga kata-kata Jongseong berikutnya membuat Sam tersedak air ludahnya sendiri.
"Aku ingin metamfetamin"
"Kau gila?! Kau sudah berhenti, Jongseong!" Bentak Sam sambil menyerahkan kedua black card itu kembali pada Jongseong.
Namun Jongseong hanya diam. Ia malah memainkan gelasnya yang masih tersisa setengah vodka murni itu sambil tersenyum lebar.
Sam mengamati Jongseong yang ada di sampingnya dan dirinya terserentak ketika setetes air mata turun ke pipi remaja itu.
Tetesan itu semakin berlomba-lomba untuk jatuh. Sebelum akhirnya kepala Jongseong menunduk dan suara isakan mulai terdengar.
Sam menatap Jongseong iba. Tangannya terulur untuk merangkul dan menepuk pundak yang bergetar hebat itu. Selama ia mengenal Jongseong, ia tahu kalau remaja ini punya segudang masalah yang membebani hidupnya.
"Menangislah, disini hanya aku yang mendengarnya"
Tangisan Jongseong semakin kencang. Namun itu semus teredam oleh kerasnya suara musik dj yang tengah dimainkan. Inilah alasan kenapa Jongseomg menyukai tempat ini, tempat dimana ia bisa mengungkapkan segala emosinya tanpa takut di ganggu orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nakula Sadewa || PJS ✔
Fanfiction[DILARANG MENIRU ALUR DAN ASPEK DALAM CERITA INI. JADILAH SEORANG PEMBACA DAN PENULIS YANG BIJAKSANA] Mengisahkan tentang sepasang kembar Jongseong dan Jay yang terpisahkan oleh keadaan. Mereka adalah anugerah. Namun sepertinya semesta lebih suka me...