USAI mampir di swalayan terdekat membeli beberapa cemilan untuk persediaan besok karena dia sedang haid, Tara melangkah gontai dengan arah tujuan rumahnya sendiri. Padahal jam sudah menunjukkan jam 10 malam tapi ia masih bisa berjalan santai.
Ia berpisah dari sahabatnya tadi ketika sampai di tiga rute dengan tujuan berbeda. Karena jalur rumah mereka juga berbeda jadi walau berat mereka terpaksa berpisah di sana.
Rara yang paling merasa keberatan berpisah tak henti-hentinya melambaikan tangan sampai kendaraan yang ia tumpangi hilang tertelan jarak.
Tara menghela nafas berat. Ia berjalan sambil melamun memikirkan kapan ia akan punya kesempatan bertemu teman-temannya lagi. Bertemu Rara, bertemu ustadzah dan bertemu... tiba-tiba kedua pipinya bersemu merah.
Bertemu mas Az..
Lamunannya terhenti ketika merasa langkah kakinya tengah tertahan sesuatu. Tara menundukkan kepalanya dan ia membelalak, kedua tangannya langsung menutup mulutnya yang tanpa sadar menjerit tertahan.
Seseorang tergeletak di sana, dan sesuatu yang menahan kaki Tara ialah kepala orang tersebut. Lebih tepatnya seorang laki-laki tampan dengan pakaian yang terlihat mewah tergeletak di jalanan?
Dengan perasaan waswas Tara mengguncang lengan laki-laki itu dengan kakinya. Khawatir jika nanti ternyata sosok itu adalah perampok ia bisa langsung melarikan diri.
Berhati-hati adalah cara terbaik jika berada dalam kondisi seperti ini bukan? Namun laki-laki itu tetap kaku, meskipun sudah berkali-kali Tara menendangnya.
Tara menghirup udara banyak-banyak untuk mengumpulkan keberaniannya lalu berjongkok dan mengguncang tubuh kaku di hadapannya dengan kedua tangannya.
"Mas bangun ini aspal jalanan bukan tempat tidur"
Karena tak kunjung sadar Tara kembali dilanda rasa khawatir ia takut sosok di hadapannya adalah mayat, lalu ia menjadi tersangka pembunuhan nanti.
Tara menatap sosok laki-laki itu gusar lalu mendekatkan telinganya ke jantung laki-laki tersebut.
Deg deg deg
Tara mengernyit bingung.
Masih hidup batinnya.
"Mas bangun Mas. Mas sadar di sini jalanan bukan tempat tidur" Tara sedikit mengeraskan guncangannya hingga laki-laki itu melenguh dan mengeluarkan suara tidak jelas, menebar aroma tidak sedap dari mulutnya.
Reflek Tara menutup hidungnya. Ia tidak tahu bau apa yang keluar dari mulut laki-laki tersebut. Padahal bau pete tidak seburuk itu, pikirnya.
Laki-laki tampan itu berkali-kali mengerjabkan matanya. Kemudian mulai menggerutu tidak jelas. Membuat Tara semakin bingung akan tingkahnya.
Karena waktu sudah semakin larut akhirnya Tara memutuskan menolong laki-laki yang untuk menopang berat badannya sendiri saja ia tidak bisa. Tentu saja Tara terpaksa melakukannya. Ia ingat betul bahwa berdekatan atau berpegangan pada selain mahram itu haram hukumnya. Tapi mau bagaimana lagi, di tempat itu sama sekali tidak ada orang. Jadi terpaksa Tara membantu laki-laki itu berjalan menuju rumahnya dan tentu saja dengan menggandeng lengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUR ADDICT (END/REVISI)
Romance"Mampukah cinta mengatasi masalalu?" Diegy Abian Devra, seorang CEO dari salah satu perusahaan ilegal yang bergerak dibidang industri narkoba sekaligus pewaris tunggal Abian group salah satu perusahaan terbaik se asia yang bergerak di bidang penerb...