"WES Tar.. ojo nanges terus tooo. Nanti air matamu habis" Rara terus saja mengoceh sembari menepuk bahu Tara yang kini sedang menangis dipelukannya.
"Aku sedih Ra, aku kecewa, aku pengen marah. Tapi aku ga tahu mau aku lampiaskan ke siapa semua perasaanku ini hiks" isak Tara, tubuhnya bergetar.
"Cup cup" Rara masih menepuk bahu Tara, ia pun bingung bagaimana cara menenangkan sahabatnya.
Rara kembali teringat saat pertama kali Tara menghubunginya, mengabarkan niat baik mas Azam yang akan melamar Tara. Tak bisa dipungkiri, ada rasa sakit di ulu hatinya, ia merasa tidak ikhlas. Tapi, sekuat mungkin dia memendam rasa itu, demi Tara pikirnya.
Untuk sahabatnya yang satu ini, Rara rela mengorbankan apa pun untuknya, termasuk perasaannya.
Lalu, seminggu setelahnya yang bertepatan pada hari ini. Tara kembali menghubunginya. Tapi, nada suaranya tak seceria yang terakhir kali ia dengar, terdapat isakan di sela ucapan yang Tara lontarkan. Membuat Rara mengkhawatirkan dirinya, dan langsung bergegas ke rumah sahabatnya.
Hingga pada akhirnya ia benar-benar di sini, di rumah Tara yang sempit tapi nyaman. Di rumah sahabatnya yang kini menangis dalam pelukannya.
Rara mengerjabkan kedua matanya, mencegah air mata yang hendak keluar.Maafin aku yang sempat mengkhianatimu Tar..
Tapi, perasaan ini benar-benar ga bisa ku cegah.
Rara mengeratkan pelukannya.
__________
Tok tok tokDiegy mengetuk pintu rumah Tara, ada yang perlu ia sampaikan pada gadis itu menyangkut acara pertunangan yang akan digelar minggu depan.
Beberapa saat kemudian, seorang gadis membuka pintu, tapi bukan Tara. Diegy mengerutkan kening, berpikir kapan tara sempat melakukan operasi plastik pada wajahnya.
Tidak hanya Diegy, Rara pun merasa kebingungan saat membukakan pintu untuk pria di hadapannya kini. Sebelumnya ia hanya mendengar cerita tentang Diegy dari Tara tanpa tahu seperti apa rupanya.
Apakah ini si mas Diegy yang diceritakan Tara?
Subhanallah ganteng sekali..
Saat mereka masih sibuk dengan pikiran masing-masing, suara Tara berhasil mengintrupsi keduanya.
"Siapa Ra?" Tanya Tara sedikit berteriak dari kamarnya.
Rara menoleh, kemudian kembali menatap Diegy.
"Maaf sebelumnya, kalau boleh tahu anda ini siapa? Dan ada keperluan apa datang kemari?" Tanya Rara sopan, ia hanya ingin memastikan kalau pria di hadapannya ini benar-benar Diegy.
Ekhem..
Diegy berdeham sebelum menjelaskan "Saya calon tunangan Tara, saya kemari karena ada yang perlu saya bicarakan dengannya. Siapa pun kamu, ingat! Saya tidak menerima penolakan. Jadi panggilkan Tara agar menemui saya" seperti biasa, ekspresi yang ditunjukkan Diegy datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUR ADDICT (END/REVISI)
Romance"Mampukah cinta mengatasi masalalu?" Diegy Abian Devra, seorang CEO dari salah satu perusahaan ilegal yang bergerak dibidang industri narkoba sekaligus pewaris tunggal Abian group salah satu perusahaan terbaik se asia yang bergerak di bidang penerb...