Kue

6.5K 507 17
                                    

ˢᵒⁿᵍ : ᴮᵃˡᵐ ⁻ ᵐⁱˡˡⁱᵒⁿ ᵉʸᵉˢ

Kami duduk di ruang makan, menyantap sarapan.

"Sayang, hari ini aku belum bisa pulang." Nanami memberi informasi yang membuat moodku turun drastis.

'Tolong ini masih pagi.' batinku

"Baiklah, jangan terlalu memaksakan diri." Ucapku dan bersikap tidak badmood.

*Menghela napas, "Aku akan mengirimkan kue kesukaanmu."

"Tidak perlu, fokus saja ke pekerjaanmu." Spontan aku menjawab ketus, 'sialan, kenapa aku ketus.'

"Lihat, kamu sedang marah."

"Tidak.."

"Nadamu itu tidak bisa ditipu."

.....

Astaga, moodku makin memburuk. Aku meninggalkan meja makan menuju wastafel, lalu mencuci piring. Aku ingin menuju kursi ruang tamu mengambil tas kerja lalu keluar.
'Wah lihat diriku ini, begitu kurang ajar sama suami. Ayo berbalik dan berpamitan' Tapi hatiku tetap memerintahkan ku untuk segera berangkat kerja tanpa berpamitan.

Hanya berapa sentimeter dari rumah, mobil Nanami sudah berhenti di depanku. Nanami turun lalu memutar dan membuka mobil penumpang, "Masuk." Nadanya dingin tersirat bukan marah tapi merasa bersalah.

Aku masuk dan Nanami masuk di bagian kemudi.
Hening.
Nanami mengambil tanganku dari pangkuanku dan menggenggamnya dalam diam. Aku tidak berani menengok, kepalaku masih melihat di jendela sebelah.

Mobil Nanami sudah berhenti di depan gedung tempat aku bekerja.
"Aku duluan," aku bersiap keluar.
Tanganku yang digenggamnya dilepas, terdengar suara pintu mobil terbuka lalu ditutup. Nanami membukakan pintu untukku.

Setelah turun aku masih tidak berani melihat matanya. Dagu-ku ditarik lalu.... Nanami mencium bibirku.

"Ke-kentooo.... Ini publik...." Aku melirik sekitar dan melihat teman sekantorku cipika-cipiki melihat ke arah kami. Malu, sangat malu....
Bukan malu memiliki Nanami, tapi malu kemesraan kami dilihat orang.

"Hanya memberitahu, kamu milikku meskipun aku sedang tidak ada." Jawabnya enteng, dengan wajahnya yang kelewatan datar.

"Kento..." Rasa malu ini masih belum bisa hilang.

"Nanti aku belikan kue..."

"Sudah aku bilang, tidak perlu.."

"Setidaknya untuk ucapan maaf ku karena semalam dan nanti malam." Lihat itu, wajahnya berubah menjadi memelas.

Aku melihat ke arah lain, "Baiklah.."

"Cium lagi.."

"Cukup Kentooo....." Aku menutup bibirnya yang sudah dekat.

"Peluk.."

Aku tidak menjawabnya dan langsung melingkarkan tanganku ke lehernya. Kedua tangannya melingkar di pinggangku.

"Aku tunggu kamu pulang."

Nanami melepas pelukan mengambil tanganku lalu mencium punggung tanganku.

"Kento... Cukup..... "

Nanami tersenyum, "Aku berangkat."

Mobil Nanami bergerak pergi, aku melambaikan tangan.

"Astaga, pasutri yang harmonis." Terdengar ucapan temanku yang sedang menggodaku.

"Cukup Hana....." Ucapku

"Astaga, dicium segala bibirnya."

"Linnn kamu jangan ikut-ikutannn..." Ucapku.

Oh, aku harus siap mental saat masuk gedung, pasti satu gedung akan menggodaku karena tadi.


Pukul 16.45

Waktunya pulang...

"(Name), mau ikut aku sama Lin beli makan?" Tawar Hana.

"Hmmm, boleh deh."

Kita memasuki kedai kecil yang menjual Gyudon.

"Ibuu, pesan tiga mangkuk Gyudon." Pesan Lin.

"Baik, mohon tunggu."

Aku duduk di tengah Hana dan Lin, dan mereka melihat ke arahku dengan wajah jahil dan tersenyum laknat.

"Oh ayolah, aku hanya ditinggal kerja sehari saja.... Tidak bertengkar."

"Ahaha, kami hanya ingin menawarkan mu mau minum sake atau tidak." Ucap Hana.

"Eh.. oh... Tidak, maaf."

"Naah, tak masalah." Ucap Hana.

"Kalau mau seteguk bilang saja." Ucap Lin.

"Iya, terima kasih."

Kami ketawa-ketiwi menceritakan kehidupan rumah tangga kami. Tenang saja, Lin dan Hana tidak mabuk, mereka hanya membeli satu botol untuk berdua.

Sampai dirumah.
Aku langsung menuju kamar mandi, membersihkan diri. Aku melihat jam dinding, pukul 18.15. 'Oh, pukul berapa Kento akan mengirim kue?'

Menyetel lagu..

Kapan terakhir kali
kamu dapat tertidur tenang?
Renggang.
Tak perlu memikirkan
tentang apa yang akan datang
Di esok hari.
....

Terdengar suara bel.
Aku berlari turun membuka pintu dan terlihat, "Oh Kiyotaka-kun."

"Selamat malam Nyonya, maaf saya mengirimkan titipan dari Kento-san."

"Ahh, terima kasih, astaga padahal kamu sibuk sekali."

"Tidak, tidak..."

Aku melihat Kiyotaka juga membawa bunga.
"Bunga?"

"Iya, ini dari Kento-san."

"Oh... Baiklah." Astaga Kento...
"Sekali lagi terima kasih, mau mampir dulu?"

"Tidak perlu, saya masih ada pekerjaan lain. Saya pergi dulu."

"Hati-hati."

Aku menutup pintu, menaruh kue di atas meja ruang tamu. Aku membuka notes kecil yang berada di bunga.

Kirim foto kalau ini sudah sampai ditanganmu.

Dengan wajahmu.

Aku terkekeh.
Lalu membuka kertas karton dan satu lingkaran opera cake. Astaga, aku kira dia akan membelikanku beberapa potongan, ternyata satu lingkaran....

Aku merogoh kantong mengambil ponsel dan mengambil foto. Aku mengambil dua foto. Satunya dengan bunga dan satunya dengan kue, dan mengirim foto tersebut ke Nanami.

Send picture (2)

Suami
Syukurlah sudah sampai,
❤️

Aku kira kamu hanya
membelikan berapa
potong sayang, ini terlalu
banyak.
Dan kenapa harus
mengirim bunga segala?

Suami
Supaya besok kita
bisa memakannya
bersama.
Entahlah, aku hanya
ingin membelikanmu
bunga.
Tidak suka?

Suka sayang... sangat
suka.
Terima kasih, jagalah
dirimu dengan baik.

Suami
Iya, tidurlah dengan
nyenyak.

Iya... Kento juga..

Suami
Aku tidak yakin.

Kalau begitu aku
marah.

Suami
Iyaa, aku akan
tidur dengan baik.

Sayang.

Suami
Ya?

Bisakah aku menelponmu?













Nanami's wifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang