FFG | Chapter 15 - Upset

446 56 1
                                    

Happy New Year 2022 Everyone!!!
🎆🎆🎆

Welcome back to FFG 🍁

Pre-question sebelum kalian mulai baca boleh, ya.

1. Kalian tipe pembaca yang suka ada gambar/foto atau full tulisan pun tidak masalah asal isi bagus?

2. Kalian lebih suka baca via digital atau langsung bentuk fisik (buku)?

3. Kalian tim baca sambil rebahan atau baca sambil dengarin musik?

Ini sekadar untuk seru-seruan saja ya, plen! 😁

Happy Reading ....

______________________________________

Tyson Corp. New YorkUSA. 08:14 AM

"Surat kontraknya sudah kamu print?" tanya Ruby sembari berjalan memasuki ruang kerjanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Surat kontraknya sudah kamu print?" tanya Ruby sembari berjalan memasuki ruang kerjanya. Di belakangnya ada Gracia yang sedari tadi mengekori.

Mereka baru saja kembali dari private laboratory—yang terletak di lantai sepuluh gedung Tyson Corp.—setelah memeriksa sampel produk make-up terbaru yang akan segera diluncurkan. Selain karena kasus Sherin Xafira, produk ini juga melalui tahap revisi berulang kali yang mengharuskan penundaan lebih lama.

"Sudah saya cetak, Miss. Dua rangkap."

"Pasal-pasalnya sudah sesuai dengan yang kita sepakati kemarin, 'kan? Jangan sampai ada yang salah." Kini Ruby sudah duduk di kursi kebesarannya.

"Sudah juga, Miss. Perlu saya perlihatkan?"

Ruby menggeleng  pelan, lalu menggerakkan mouse sekilas sehingga monitor yang awalnya redup kini kembali menyala—menampilkan desktop background berupa karakter BT21. Gadis itu sama sekali tidak menatap Gracia yang sekarang tengah berdiri di depannya—hanya dipisahkan oleh meja kerja. "Setelah Mr. Piterson menyerahkan laporan final, kamu bisa hubungi manajer Oviana Dexter untuk jadwal penandatanganan kontrak. Kemudian, koordinasikan jadwal pemotretan dengan Mr. Thompson sehabis sertifikat perizinan keluar."

"Baik, Miss."

"Ada lagi?" tanya Ruby sembari menatap Gracia lekat.

Gracia mengangguk pelan lalu mulai menjelaskan, "Kemarin Mrs. Mervada menghubungi saya. Beliau ingin menemui Miss. Tampaknya pers sudah mengetahui identitas Mr. Mervada."

Ruby yang mendengar hal tersebut tanpa sadar menghembuskan napas lelah. Dia lantas menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi. Sebelah tangannya terangkat untuk memijat pangkal hidung. Seketika rasa bersalah hinggap di dadanya. Keluarga Mervada pastilah terusik akan kemunculan skandal ini. Ruby kira berita itu akan cepat surut. Nyatanya sudah satu minggu berlalu, tetapi para wartawan itu belum juga menyerah. Mereka masih gencar mencari kebenaran, seolah tengah kehausan dan membutuhkan air.

FIGHT FOR GRAY | ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang