FFG | Chapter 3 - Feelings of chaos

712 58 0
                                    

Hello, Deriders ....

Ya, aku putuskan pembaca FFG disebut 'Deriders' juga karena tokoh FFG bagian dari SnT. Fyi, Deriders itu singkatan dari Derizcon readers. Sengaja ... biar lebih ikonik aja gitu kalau ada nama panggilannya.

Nah, sebelum mulai baca, jangan lupa untuk tekan bintang kecilnya biar aku tahu seberapa antusias kalian sama cerita ini.

Happy reading ....

______________________________________

Jika bukan karena kekasihnya bekerja sebagai asisten make-up artist di acara Grand Opening Tyson's Store, Luiz pasti takkan pernah menginjakkan kakinya di sana dan bertemu dengan mantan atasannya. Sebenarnya Luiz sudah mempersiapkan diri apabila tidak sengaja bertemu dengan gadis itu di lokasi, tetapi Luiz sama sekali tidak menduga kalau Ruby Alette Tyson bisa bertingkah gila dengan menciumnya di depan umum, di hadapan Lizzy.

Semenjak Ruby menciumnya pertama kali empat tahun yang lalu, Luiz sudah tahu ada yang tidak beres. Dan mengingat kesetiaannya pada sang kekasih, akhirnya Luiz memutuskan untuk resign dari Tyson Corp. Pun gadis itu sendiri yang memintanya pergi agar dapat melupakan perasaan sialannya. Namun, sekarang justru Ruby mengangkat bendera perang dan mengatakan tentang balas dendam. Sungguh tidak jelas.

Luiz sama sekali tidak bisa menebak tujuan gadis itu, tidak bisa menerka isi pikiran mantan atasannya tersebut. Belum lagi aksi gila tadi pasti sudah beredar ke mana-mana, mengingat para media gencar mengambil gambar, tidak menyia-nyiakan kesempatan. Namun, yang lebih penting sekarang ialah meyakinkan kekasihnya kalau dia dan Ruby memang tak ada hubungan apa-apa.

"Luiz, sampai detik ini aku masih tidak menemukan alasan yang tepat mengenai ciuman itu. Jika kalian memang tak ada hubungan apa pun, Ms. Tyson tak mungkin melakukannya. Dia juga tidak sedang dalam pengaruh alkohol."

Saat ini keduanya tengah dalam perjalanan pulang. Luiz duduk di balik kemudi, sesekali dia mengalihkan pandangannya pada jalan raya dan wajah kekasihnya bergantian. "Lizzy sayang ... kami memang tak memiliki hubungan apa pun selain rekan kerja. Tentang kegilaannya, itu diluar kendaliku. Aku juga terkejut dan tak habis pikir."

Lizzy membuang napas perlahan. "Okay, aku akan menganggap hal ini tak pernah terjadi. Aku juga percaya sepenuhnya padamu, jadi jangan macam-macam denganku. Aku tidak ingin menjadi wanita bodoh karena dibohongi."

Luiz langsung menepikan mobilnya. Dia kemudian duduk menghadap sang kekasih dan menghapus air mata Lizzy. "Tidak, kamu bukan wanita bodoh karena aku tidak pernah membohongimu."

"Luiz, apa mungkin Ms. Tyson menyukaimu? Bisa saja dia tertarik padamu ketika kamu masih bekerja padanya."

Mendengar pertanyaan tersebut, buru-buru Luiz meraih kedua tangan Lizzy untuk digenggam. "Tentang perasaannya, aku sama sekali tidak peduli, sebab yang ada di dalam hatiku hanya kamu."

"Ya, aku tahu. Kamu tidak mungkin mengkhianatiku."

Luiz sontak tersenyum lembut. "Terima kasih karena sudah memercayaiku."

"Tetapi, Luiz .... Apa tidak sebaiknya kamu pulang ke rumah? Kalau kamu kembali ke keluargamu, kamu akan memiliki power dan Ms. Tyson tidak bisa berubah semena-mena lagi."

Luiz melepas genggamannya seketika. Raut wajah pria itu pun berubah masam dengan rahang mengeras tatkala mendengar penuturan kekasihnya. "Apa beliau menemuimu? Dia mengancammu lagi?"

FIGHT FOR GRAY | ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang