FFG | Chapter 6 - Confusion

508 59 1
                                    

Hai! Hai!

Bagaimana kabar kalian hari ini? Kuharap kita semua dalam keadaan baik.

Jam berapa kalian baca chapter ini?

Kalian tipe yang suka baca cerita on going atau yang sudah tamat?

Seperti biasa, sebelum baca ada baiknya klik bintang kecil di sudut kiri bawah dulu. Lebih bagus lagi kalau kalian boom komen. Hehehe ....

Happy Reading...

______________________________________

Ruby memasuki elevator kala pintu besi itu terbuka lebar. Hari ini dia berangkat ke kantor diantar oleh supir keluarga Tyson, mengingat mobilnya dititipkan pada Luiz, atau lebih tepatnya Ruby sengaja melakukan itu supaya mempunyai alasan untuk bertemu. Ruby menyeringai tanpa sadar saat mengingat rencananya tersebut, memuji diri sendiri yang kelewat cerdas nan licik.

Elevator berhenti di lobi dan terbuka. Dengan langkah santai dia melangkah keluar. Seharusnya sang supir sudah menunggu di depan, maka Ruby langsung berjalan menuju pintu putar otomatis.

"Ms. Tyson, tunggu!"

Ruby terpaksa menghentikan langkahnya tatkala seseorang memanggil. Dia membalikkan tubuh dengan kening berkerut dalam. Salah seorang resepsionis berjalan menghampirinya.

"Selamat pagi, Miss. Maaf apabila saya mencegat Anda. Saya hanya ingin menyerahkan ini," ujarnya sembari menyodorkan sebuah kunci mobil.

Ruby pun menerimanya dengan ragu-ragu. Dia tampak tak asing dengan kunci ini.

"Seorang pria menitipkannya pada saya semalam. Katanya mobil Miss sudah diparkirkan di basement."

"Hah?!" Kali ini mata Ruby membulat sempurna.

Setelah mengucapkan terima kasih, Ruby bergegas menuju elevator, membiarkan kotak persegi tersebut membawanya turun ke basement. Saat pintu elevator terbuka, Ruby pun langsung keluar dan mengedarkan mata. Hingga menemukan sebuah mobil merah metalik yang mencolok di antara mobil lainnya.

"Shit!" umpat Ruby seraya mencengkeram kunci di tangannya, tidak peduli jika pinggiran logam benda tersebut bisa saja melukai telapak tangannya.

Ruby membalikkan tubuh dan kembali memasuki elevator—menuju lobi. Fix! Luiz berhasil mengacaukan mood-nya pagi ini.

🍁🍁🍁

Luiz keluar dari kamar mandi. Rambut light brown-nya masih setengah basah. Pun pria itu belum berpakaian, hanya ada handuk yang melilit pinggangnya.

"Luiz, sarapan sudah siap! Cepatlah turun!" ujar Lizzy riang dari arah dapur.

Luiz yang mendengarnya terkekeh geli. "Okay, Honey! Tunggu aku!" sahutnya, lalu beranjak menuju kamar.

Sehabis berpakaian lengkap, Luiz pun segera keluar kamar dan menghampiri Lizzy yang sudah menunggunya di meja makan.

"Kamu wangi sekali," puji Lizzy tatkala aroma maskulin menguar dari tubuh tegap kekasihnya. Tanpa malu-malu gadis itu pun mengecup pipi Luiz.

FIGHT FOR GRAY | ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang