FFG | Chapter 7 - Gaffe

477 54 2
                                    

Happy 76th Independence Day! 🇮🇩

Btw, aku sengaja nih update sekarang karena hari libur, jadi pada punya waktu luang buat baca. Untuk yang lagi bosan pun dapat asupan.

Sebelum mulai baca, tekan bintang kecilnya dulu, ya. Kalau ada TYPO, kasih tahu juga, ya.

Happy Reading ....

______________________________________

Terhitung sudah tiga hari Ruby tinggal di mansion. Ayahnya berulang kali menyuruh Ruby untuk menetap daripada tinggal seorang diri di penthouse—bukan secara harafiah sebab masih ada Penelope yang memang ikut dengannya. Namun, berulang kali pula Ruby menolak secara halus.

Malam ini Ruby memutuskan untuk pulang. Dia mengendarai mobilnya sendiri setelah sempat menyuruh salah satu penjaga mansion menjemput mobilnya yang masih terparkir manis di basement gedung apartemen. Bisa dikatakan bahwa gedung tersebut adalah salah satu aset Tyson Corp., makanya Ruby mendapat griya tawang—apartemen mewah yang terletak di lantai paling atas gedung.

Ruby menghentikan mobilnya ketika lampu merah menyala, membiarkan para pejalan kaki menyeberang jalan. Dia pun mengedarkan pandangan selagi menunggu, hingga kedua manik birunya menangkap dua sosok yang dikenal. Bahkan, Ruby sampai melebarkan kedua matanya untuk melihat jelas, memastikan kalau dia tak salah orang. Marvel Hugo dan Roseanne Lizzy keluar bersama dari sebuah restoran mewah—saling merangkul mesra bak sepasang kekasih.

"Shit!" umpat Ruby. Dia ingin memotret dua orang tersebut, tetapi terlambat karena mereka keburu masuk mobil saat dia sedang mencari ponselnya. Namun, dari pada itu ... rasa terkejutnya lebih mendominasi. Tentu ada yang tidak beres dengan kekasih Luiz tersebut. Ruby jadi menimbang-nimbang; haruskah dia memberitahu Luiz mengenai hal ini?

Suara klakson yang bersahutan menyentak Ruby dari lamunan. Dia melirik lampu lalu lintas, ternyata sudah hijau, pantas dia diklakson. Segera Ruby menjalankan mobilnya kembali, menelusuri jalan raya kota New York yang rasanya tak pernah sepi.

Sesampainya di penthouse, Ruby langsung mendudukkan diri di sofa, menghembuskan napas kasar beberapa kali sebelum beralih menggigit kuku jari tangannya yang untungnya sedang tidak dipoles kuteks. Pikirannya masih berkecamuk persoalan apa yang dilihatnya barusan. Sayangnya dia tak punya bukti akurat untuk diperlihatkan pada Luiz, tetapi kalau tidak diberitahu sekarang malah kasihan Luiz-nya karena dibohongi sama kekasih yang kerap dibela mati-matian.

Lagi-lagi Ruby jadi bingung. Lagipula apa kurangnya seorang Luiz Dexter Mervada hingga gadis itu lebih memilih bersama pria yang sepantaran dengan Ayahnya? Ruby benar-benar tak habis pikir dengan isi otak gadis bernama lengkap Roseanne Lizzy itu. Ternyata wajah polosnya menipu.

Fix! Ruby memutuskan akan menemui Luiz besok. Terserah pria itu akan percaya atau tidak. Setidaknya Ruby sudah berbaik hati memberitahu, mungkin juga menasihati bila pria itu memiliki waktu untuk mendengarkan.

🍁🍁🍁

Match 65 Brasserie. New YorkUSA. 11:17 AM

Senyum Ruby mengembang tatkala mendapati Luiz keluar dari area dapur dan berjalan menghampirinya yang menempati salah satu meja. Ruby tak pernah menyangka kalau pria itu mampu mendatangkan euforia hanya dengan berdiri di hadapannya saat ini. Mungkin memang sebesar itu efek seorang Luiz Dexter Mervada terhadap Ruby.

FIGHT FOR GRAY | ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang