FFG | Chapter 2 - D-Day

777 66 1
                                    

FFG update lagi!!!

Aku lagi semangat banget nulisnya, makanya kalian jangan pada pelit vote-nya. Boleh komen-komen positif juga.

Buat yang penasaran sama kisah Rafael-Victoria, bisa cek di profil aku (incesstengil), ya.

Buat yang penasaran sama kisah Rafael-Victoria, bisa cek di profil aku (incesstengil), ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading ....

______________________________________

Pada tanggal 27 April, Tyson's Store akan resmi dibuka, tepatnya pukul sebelas siang. Oleh karena itu, pagi-pagi sekali, semua orang yang turut andil dalam Grand Opening-nya sibuk bolak-balik ke sana kemari; ada yang mengecek sound system, properti, produk yang akan di-launching, dan sebagainya. Para model dan make-up artist juga tak kalah sibuk, ingin menampilkan visual terbaik.

Ruby Alette Tyson—sang CEO juga telah tiba di lapangan lebih awal, ingin memastikan segalanya sempurna dan sesuai perencanaan, sebab sifat perfeksionis mengalir dalam tubuhnya. Dia juga memerintahkan pekerjanya untuk memeriksa peralatan; apakah semuanya sudah terpasang dengan baik? Ruby hanya tidak mau ada insiden tidak mengenakkan.

Di depan store, para wartawan dan pelanggan—yang kebanyakan merupakan penggemar setia Sherin Xafira—juga sudah berkumpul. Sangat ramai dan padat, walaupun tetap kalah saing jika dibandingkan dengan kepadatan penduduk kota New York. Untungnya ada para penjaga yang mengurusnya, sehingga tidak terjadi saling desak-desakan.

Untuk tamu pentingnya, dipersilakan masuk melalui pintu samping yang tentu dijaga ketat. Mereka diberikan ruang khusus untuk menunggu hingga waktu pembukaan. Tak lupa pula disediakan sedikit camilan dan minuman di ruang tunggu tersebut.

"Semuanya sudah seratus persen, Miss," ucap Gracia menginformasikan.

Ruby yang tengah berdiri di tengah ruangan dengan mata terus mengawasi sekitar pun menganggukkan kepalanya. "Materi pidatoku juga sudah direvisi, 'kan?"

"Tentu," jawab Gracia seraya menyodorkan iPad pada Ruby, "jadi lebih singkat sesuai keinginan Anda."

Ruby meraih benda pipih nan lebar itu, lalu membaca materi pidatonya dengan cepat. "Good! Aku akan hapal sekarang."

Ruby lantas berjalan menuju single sofa yang ada di sudut ruangan. Memang seharusnya dia menghapal materi pidatonya sejak kemarin, akan tetapi Ruby takut lupa karena terlalu gugup. Maka untuk meminimalisir hal tersebut dan tidak membuang waktu percuma, lebih baik dia menghapalnya tiga puluh menit sebelum acara pembukaan. Pun Ruby terkenal sebagai orang yang cepat belajar sejak dulu. Dia memiliki otak yang cerdas, jadi seharusnya tidak ada masalah.

FIGHT FOR GRAY | ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang