FFG | Chapter 20 - Second choice

468 50 0
                                    

Hello! I'm back.

Makasih buat kalian yang masih stay sama cerita Luiz dan Ruby.

So, 'A Scandal With The Secretary' sudah fix ganti judul jadi, 'Fight for Gray' ya. Lebih gampang nyebutnya gak, sih. Hehehe ....

Happy reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading ....

______________________________________

Waktu berlalu begitu cepat. Tak terasa sudah delapan bulan Ruby tidak bertemu dengan Luiz. Selama itu pula banyak hal yang terjadi, contohnya persoalan Rafael. Eugene sempat menculik Vic, tidak lama setelah wanita itu melahirkan. Tentu saja pertumpahan darah tak terelakkan. Eugene meninggal dunia, sementara Rafael sempat sekarat. Beberapa kali Ruby menyempatkan diri menjenguk pria itu di Rumah Sakit, di tengah kesibukannya sebagai pengacara Rafael. Tentu saja banyak perkara yang harus diselesaikan.

Tidak hanya itu. Ruby juga harus memimpin Tyson Corp. Produk baru yang diiklankan oleh Oviana Dexter akhirnya launched. Namun, Brand Ambassador baru belum terpilih. Ruby masih ragu mengangkat Oviana. Bukan karena masalah eksistensi, tetapi produk yang mereka jual kali ini butuh waktu sedikit lebih lama untuk sold out dibanding launching pertama yang dilakukan oleh Sherin Xafira.

Balik lagi ke topik awal; Ruby dan Luiz sudah tidak bertemu selama delapan bulan. Tentu saja selama itu Ruby tidak serta-merta melupakan pria itu, malah kian merindukannya. Faktanya, perpisahan selama delapan bulan terasa lebih berat daripada ditinggal selama empat tahun. Dan pada akhirnya Tuhan selalu punya cara untuk mempertemukan mereka.

Hari ini Lovelyn berulang tahun dan secara mengejutkan mengundang Ruby. Pun sebenarnya Ruby ingin menolak hadir dengan berbagai alasan. Hanya saja tiap hari gadis berusia dua puluh empat tahun itu tidak absen menerornya. Ini gara-gara Ruby mengucapkan 'lihat dulu' ketika Lovie menelepon. Setiap hari Lovie memastikan apakah Ruby bisa hadir atau tidak, bahkan undangan sudah dikirim ke kantor dan tergeletak di atas meja kerja Ruby sejak lima hari yang lalu.

Sekarang Ruby tahu kalau Mervada memiliki gen keras kepala dan sedikit pemaksa.

"Finally finished," gumam Ruby setelah mematut di depan cermin meja rias sekitar dua puluh lima menit.

Dia tidak berdandan heboh, tetapi tidak terlalu natural juga. Tubuhnya dibalut gaun vintage bermotif floral. Entah mengapa Ruby tidak ingin berpenampilan glamour hari ini. Untuk rambut, Ruby membuat double side braid sehingga tetap memberi kesan elegan.

Suara ketukan pintu membuat Ruby sedikit terlonjak. Dengan langkah terburu-buru dia membuka pintu. Ternyata Theresia yang berdiri di depan kamarnya. Wanita paruh baya itu lantas meneliti penampilannya dari atas hingga bawah dengan kening berkerut.

FIGHT FOR GRAY | ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang