Minyoon - Lost

574 45 14
                                    

please play lagu di atas.



"Jimin, please bertahan. Jangan tinggalin aku"

Isak tangis memenuhi ruangan yang didominasi warna putih itu. Ruangan yang cukup besar dengan peralatan medis yang ia sendiri tak mengetahui namanya. Satu yang ia tahu, peralatan mengerikan itu adalah penopang hidup laki-laki yang kini terbaring lemah di ranjang rumah sakit yang sejak dulu ia benci. Ranjang rumah sakit, tempat yang sudah dua kali merenggut nyawa orang terkasih. Dan ucapan dokter pagi ini benar-benar merusak semua sel di tubuhnya. Dirinya tak berfungsi dengan baik hari ini. Yang ia lakukan hanya menangis sembari menggenggam jemari pucat yang perlahan mendingin itu.

Tak sehangat dulu. Genggaman lembut yang penuh cinta dan kehangatan, yang hanya mampu diberikan oleh laki-laki ini. Gumaman itu terus menerus ia lontarkan pada tubuh yang sejak beberapa hari lalu tidak sadarkan diri. Dokter sudah memperingatinya sejak awal guna menyiapkan diri untuk kemungkinan terburuk. Namun dirinya tak bisa. Ia tak pernah bisa dengan kemungkinan terburuk. Kembali ia usap jemari laki-laki itu dengan perlahan seolah takut menghancurkannya sewaktu-waktu.

Tak ada waktu untuk sekedar mengusap air mata yang membasahi hampir seluruh wajahnya. Ia hanya memusatkan perhatiannya pada sosok yang biasanya akan memberinya senyum dan semangat kini terbaring lemah di hadapannya. "Jimin bangun, aku kangen", bisiknya pilu. Ini bukan hari pertamanya menunggu laki-laki dengan nama Jimin itu bangun namun jantungnya berdegup lebih kencang hari ini. Takut jika apa yang dikatakan dokter beberapa waktu lalu akan terjadi.

Terlalu larut dalam tangis dan kesedihannya, gadis yang entah sudah berapa hari tak merawat dirinya itu dikejutkan dengan suara dari monitor yang digunakan untuk memantau detak jantung pasien. Ia lantas berdiri dan menekan tombol disamping ranjang yang menghubungkannya langsung pada dokter dan perawat. Air matanya mengalir lebih deras. Mulut kecilnya terus bergumam jimin jimin sedang tangannya menggenggam erat tangan jimin yang telah benar-benar kehilangan kehangatannya.

"Dokter, tolong jimin. Tolong", pintanya pada sang dokter yang dengan sigap mengecek degup jantung pasien dengan stetoskop yang setia mengalung di lehernya sementara beberapa perawat menahan tubuh si gadis yang siap menerjang laki-laki itu kapanpun.

"Maaf yoongi, jimin sudah pergi".

Air mata yang sedari tadi mengalir rasanya bukan apa-apa dibanding kesakitan, kesedihannya saat ini. Ia menyingkirkan dokter itu dan menghampiri jimin. Menggoyangkan tubuh tak bernyawa itu berkali-kali dengan harapan laki-laki itu terganggu dan bangun dari tidurnya. "Jimin! Jimin bangun!", teriaknya putus asa. Ia jatuhnya kepalanya di atas dada jimin dan dadanya mencelos kala tak mendapati detak jantung favoritnya.

"Ji-jimin. Kamu mau pergi kemana?", bisiknya seraya memeluk erat tubuh kaku itu. "Kenapa pergi padahal aku disini", bisiknya sekali lagi meski tahu bahwa ia tak akan pernah mendapat jawabnya. Tubuh ringkihnya ditarik oleh salah satu perawat disana agar mereka bisa memindahkan jimin. "Enggak, jangan sus. Nanti jimin sendirian", teriaknya memenuhi lorong rumah sakit namun mereka tetap harus menjalankan tugasnya meski ikut merasa sakit atas apa yang dirasakan gadis yang sudah beberapa hari itu berada disini sendirian, dengan setia menunggu sang kekasih untuk bangun.

Saat wajah jimin ditutup sepenuhnya oleh selimut khas rumah sakit itu, yoongi tahu bahwa semesta kembali merenggut kebahagiannya, merenggut hidupnya. Untuk sesaat gadis itu tersenyum di tengah kesakitannya. Menatap kembali tangannya yang kosong, tak akan ada lagi tangan yang menggenggamnya ketika ia sakit, ketika ia sedih, tidak akan ada lagi pelukan hangat. Air matanya tidak bisa berhenti mengalir menangisi kepergian cintanya yang ia kira akan terus bersamanya.

Kini selamat tinggal seolah telah menjadi makanannya. Tak lagi asing di bibirnya, karena ia terus menerus kehilangan.

.
.
.


-end

ngetik ini cuma beberapa menit karena lagi dengerin lagu afgan-untukmu aku bertahan yang lagi trend di tiktok:( terus sedih terus kepikiran buat bikin cerita sedih. asli ngetiknya sambil nahan nangis.



Her (Oneshoot Collection)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang