Minyoon - When the Devil Come

724 55 7
                                    

Cast : Jimin and Yoongi (gs)

Rate : T+

.
.
.

Park Jimin, laki-laki berusia 23 tahun yang sedang mengenyam pendidikan di University of Nevada, Las Vegas, kota paling maksiat di dunia. Selain menjadi mahasiswa Journalism and Media studies, jimin juga bekerja paruh waktu di sebuah kasino yang terletak 20 menit dari rumahnya. Tinggal sendiri di negara orang membuatnya harus bekerja demi menghidupi dirinya sendiri.

Jimin sendiri dikenal sebagai pria suci yang tidak akan sudi menyentuh benda-benda haram yang sudah tak asing lagi di lingkungannya. Teman-temannya kerap kali mengajak jimin menghabiskan malam di sebuah club murahan untuk sekedar melepas penat dengan meminum alkohol atau bahkan mencari teman tidur semalam. Namun pertahanan iman jimin sangat kuat, sehingga sampai kini dirinya tidak pernah melakukan hal-hal maksiat itu.

Hidupnya membosankan, semua orang tahu itu. Seperti hari ini, seusai kuliah pukul 3 sore, jimin segera pulang untuk membersihkan diri. Jimin tinggal di flat yang terletak di lingkungan cukup kumuh, bukan keinginannya namun itu adalah satu-satunya flat termurah yang dapat ia temukan. Buktinya, selama dua tahun terakhir jimin tinggal disana, tidak pernah ada hal atau kejadian buruk yang menimpa.

Selesai membersihkan diri dan mengenakan hoodie dipadu celana jeans yang sama dengan yang ia kenakan tadi, jimin berangkat menuju tempatnya bekerja. Kasino dibuka mulai pukul 5 sore, namun satu jam sebelumnya, para pegawai harus datang untuk bersama-sama membersihkan tempat yang sangat luas itu.

Ketika jimin datang, hanya ada lima orang termasuk dirinya. Maka jimin segera pergi menuju ruang ganti untuk mengganti pakaiannya dengan seragam berwarna serba hitam dengan pin kecil bergambar logo kasino tempatnya bekerja. Setelahnya, dengan peralatan yang ada, jimin mulai membersihkan tempat yang memang selama ini menjadi bagiannya untuk dibersihkan, yaitu lantai dua tempat dimana hanya ada kamar-kamar yang biasa digunakan para pengunjung atau tamu penting untuk menghabiskan malam.

Di lantai dua, hanya ada 7 kamar berukuran besar karena lantai dua merupakan lantai VIP yang dikhususkan untuk tamu-tamu penting saja. Jimin memasuki kamar kedua yang menjadi tujuan selanjutnya. Dibukanya kamar itu dengan kunci yang ia bawa di troli yang berisi peralatan kebersihannya. Ruangan luas namun gelap, belum lagi gorden yang sengaja ditutup sehingga menambah kesan menyeramkan. Jimin bukan orang yang penakut, namun jimin tahu rumor yang beredar mengenai kamar ini.

Kamar kedua konon katanya selama ini tidak pernah kosong karena selalu ditempati oleh seorang wanita. Namun selama hampir dua tahun bekerja disini dan selalu membersihkan tempat ini, jimin tidak pernah merasakan hal-hal aneh, itulah yang membuat jimin semakin tidak percaya dengan gosip yang berhembus.

Jimin membuka gorden berwarna merah itu dan menyalakan lampunya sehingga ruangan ini nampak terang. Mengambil semua peralatannya di troli, jimin mulai membersihkan kamar itu dengan telaten. Sesekali bersenandung untuk menemani kegiatannya, karena selama bekerja, karyawan dilarang menggunakan ponsel mereka.

Saat jimin tengah merapikan kasur yang dibalut bed cover berwarna putih itu, jimin merasa hawa di sekitarnya tiba-tiba berubah. Namun jimin hanya menganggapnya angin lalu dan tetap mengerjakan tugasnya. Hingga jimin merasa ada yang menyentuh pundaknya. Jimin terkejut dan sontak berbalik. Belum selesai keterkejutannya, jantung jimin dibuat kembali berdegup kencang kala melihat seorang gadis dengan piyama beruang dan penutup mata yang diletakkan diatas kepalanya. Benar-benar terlihat seperti seseorang yang baru saja bangun dari tidurnya.

"Si-siapa kau?", tanya jimin terbata-bata. Sungguh dirinya masih sangat terkejut dengan kehadiran gadis yang tengah tersenyum lucu di hadapannya ini. Dan sejak kapan ada orang didalam sini? Bukan kah sedari tadi tidak ada siapapun disini? Dan bukankah kamar ini tadinya terkunci? Jadi bagaimana bisa seseorang masuk kedalam sini.

"Aku? Aku Yoongi", jawab gadis itu santai, bahkan suaranya masih terdengar parau. Kalau gadis ini baru saja bangun dari tidurnya, kenapa aku tidak melihat siapapun diatas ranjang sejak tadi?, pikir jimin. Bukannya jimin merasa takut, dirinya hanya merasa heran.

"Kenapa kau bisa berada disini?", tanya jimin yang mulai tenang, terlebih setelah dirinya melirik bagian bawah dan mendapati bahwa kaki gadis itu menyentuh lantai.

"Aku? Aku memang selalu berada disini. Kau tidak mengenalku Park Jimin?", tanya gadis itu dengan wajah tersinggung yang kentara.

Jimin meringis tidak paham, tangannya bergerak menggaruk pelipisnya yang tidak gatal. "Kau selalu berada disini? Aku tidak pernah melihatmu dan darimana kau tahu namaku?", tanya jimin secara beruntun. Otaknya masih mencerna apa yang sebenarnya tengah terjadi.

Gadis yang mengaku bernama yoongi itu memajukan bibirnya, merajuk. Kemudian mendorong tubuh jimin agar menyingkir, yoongi duduk di atas ranjang dengan kaki dilipat diatas kaki lainnya, begitu juga tangannya. "Bagaimana bisa kau tidak mengenalku padahal setiap hari kau mengunjungi kamarku", tanyanya masih dalam mode merajuk.

Jimin masih tidak paham. Jimin menggaruk kepalanya yang tidak gatal kemudian meletakkan peralatannya kembali di tempatnya lantas memperhatikan yoongi. "Saya minta maaf atas ketidaknyamanan ini, saya permisi", ucapnya kemudian berusaha sesegera mungkin keluar dari kamar ini. Meski begitu, di kepala jimin masih ada banyak pertanyaan seperti bagaimana gadis itu bisa berada disana sedangkan kasino ini saja masih belum buka. Terlebih apa yang dilakukan gadis itu di sebuah kamar didalam kasino.

Mungkin dia putri pemilik kasino ini.

Jimin mengangguk, setuju dengan pemikirannya yang masuk akal dan realistis. Namun belum sempat jimin memegang handle pintu, jimin merasakan tubuhnya ditarik dari belakang. "Kau pikir kau bisa pergi begitu saja?". Sebuah bisikan halus menerpa telinganya dan membuat bulu halus disekitarnya berdiri.

Jimin berbalik, menoleh, matanya mengelilingi ruangan yang nampak sama namun tidak ada tanda-tanda keberadan gadis bernama yoongi itu. Jimin mengernyitkan keningnya dan tanpa sadar mengeluarkan keringat sebesar biji jagung. Jantungnya berdegup keras. Saat ini pikirannya sudah tidak bisa berpikir rasional.

"Hai"

Sebuah suara wanita dari balik tubuhnya membuat jimin sontak berbalik dan jimin tidak bisa tidak membelalakkan matanya melihat pemandangan didepannya. Ini tidak nyata, batinnya berusaha meyakinkan.

Gadis belia yang tadi mengenakan piyama lucu bergambar beruang, kini bertransformasi menjadi wanita cantik, teramat cantik dengan gaun hitam yang panjang menjuntai ke belakang, dan jangan lupakan sayap hitam di belakang tubuhnya. Jimin menelan ludahnya susah payah ketika perlahan sebuah tanduk yang juga berwarna hitam muncul dari dua sisi kepala wanita itu.

Jimin lantas berteriak dan berusaha melarikan diri. Namun sepertinya sudah terlambat, ketika jimin mendapati kenyataan bahwa tidak ada pintu dimanapun. Dengan gemetar dan ketakutan, jimin memukul dinding didepannya berharap ada yang mendengar debuman yang ia buat.

"Daripada membuang tenaga mu untuk itu, lebih baik kau membuang tenaga mu untuk bermain denganku. Terdengar menyenangkan bukan?". Suara wanita itu kembali menyapa pendengarannya.

"Tidak! Kau iblis!", teriak jimin pada wanita yang kini terkikik melihat raut wajah jimin.

"Baiklah-baiklah", ucapnya setelah itu hanya dalam hitungan detik, wanita menyeramkan itu berubah kembali menjadi sosok gadis menggemaskan bernama yoongi.

"Jadi bolehkan aku bermain dengan little jimin?"

.
.
.

-end, maybe

Her (Oneshoot Collection)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang