Taegi - Canvas

629 46 20
                                    

Cast: Taehyung and Yoongi (gs)
Rate: T

.
.
.

Menjadi tidak terlihat adalah yang selalu Yoongi lakukan. Dimanapun, tidak hanya di kampus. Menjadi pusat perhatian sama sekali bukan dirinya. Ia tak bisa dan tak tahu bagaimana harus bersikap ketika semau atensi tertuju padanya. Maka, menjadi yang paling di belakang adalah pilihan terbaik dan Yoongi tak pernah menyesalinya. Tak ada yang mengenalnya justru kabar baik baginya. Bukan anti sosial, namun Yoongi hanya tak ingin membuat dirinya sendiri lelah untuk berinteraksi dengan orang lain meski ia bisa.

Namun entah karena hidupnya sudah digariskan atau bagaimana, sejak dulu dirinya selalu memiliki teman yang berkebalikan 180 derajat dengannya. Jika dirinya adalah hitam, tak berwarna maka temannya itu adalah pelangi. Jika dirinya adalah introvert maka temannya itu adalah si ekstrovert. Jika orang-orang tak ada yang mengenalnya, maka temannya dikenal semua orang. Selalu begitu. Hingga terbawa saat dirinya menginjakkan kakinya di universitas dua tahun lalu. Yoongi yang tak terlihat, kini perlahan mulai terlihat warnanya.

Yoongi, mahasiswi jurusan seni lukis yang kini sedang terjerat dengan pesona seorang laki-laki yang sepertinya adalah adik tingkatnya. Laki-laki yang bahkan tak pernah berinteraksi dengannya, namun entah mengapa dirinya bisa jatuh hati pada laki-laki yang dari pembicaraan teman-temannya ia tahu bernama Kim Taehyung. Laki-laki tinggi dengan kulit yang sedikit tan belum lagi rambut pendek hitam yang terkadang di tata hingga menampakkan dahinya, namun terkadang bisa terlihat menggemaskan ketika dibiarkan turun begitu saja.

Pagi ini entah sudah berapa kali dirinya tersenyum seperti orang gila dengan hanya menatap punggungnya dari belakang. Saat ini dirinya tengah menghadiri kelas melukis dan objeknya adalah apapun yang dapat membuatmu berdebar. Sebagai seorang yang sudah lama terjun di dunia lukis, Yoongi tentu tahu bahwa dirinya tak dapat membohongi perasaannya bahwa belakangan ini yang membuatnya berdebar adalah oknum bermarga Kim itu. Maka, ia memberanikan diri untuk melukis laki-laki itu hari ini namun memolesnya sedemikian rupa agar tak terlihat jelas namun tetap indah.

Yoongi sedang mencampurkan beberapa warna untuk ia tuangkan ke atas kanvas yang telah terisi sketsa laki-laki dengan bunga-bunga di wajahnya. Sesekali ia selipkan rambut panjangnya ke belakang telinga. apron hijau tuanya sudah kotor di sana-sini berkat kebiasaannya yang hampir setiap hari melukis dan menggunakan apron ini tanpa membersihkannya. Setelah menorehkan beberapa warna, sejenak ia menjauh guna melihat hasilnya, sekaligus melirik ke arah dimana Taehyung berada. Namun senyumnya selalu menghilang ketika melihat laki-laki itu dikerubungi banyak gadis cantik.

Ya, tidak ada yang bisa ia lakukan. Taehyung itu memang terkenal ramah pada siapapun sedangkan dirinya tidak tahu bagaimana menghadapi orang lain. Jika dipikir kembali, Taehyung nampaknya terlalu muluk-muluk untuknya. Sekali lagi ia perhatikan lukisannya yang sudah setengah jadi kemudian menghela nafas panjang. Mulai berpikir untuk mengganti lukisannya tapi waktunya tidak akan cukup. Jadi yang ia lakukan adalah melanjutkannya dengan setengah hati.

"Itu aku?"

Yoongi berjengit terkejut ketika sebuah bisikan muncul begitu saja di telinganya. Ia sontak berbalik dengan kuas yang sudah menggelinding di lantai. Matanya melotot, alisnya menukik dan mulutnya terbuka melihat sosok yang kini tengah berdiri di depannya. Samar, ia meneguk ludahnya kasar. Jantungnya berdebar tak karuan mendapati Taehyung berdiri didepannya dengan jarak, maksudnya nyaris tak berjarak. Padahal semua orang masih berada di kelas.

"Apa yang kau lakukan?", bisiknya frustasi. Meski tak memungkiri bahwa sisi lain dirinya merasa teramat senang, tapi tetap saja laki-laki itu terlalu mengejutkannya. Belum lagi Taehyung yang sepertinya tidak berniat untuk menjauhkan tubuhnya barang sejengkal.

"Lukisanmu, tampak sepertiku. Atau mungkin hanya aku yang melihatnya begitu", katanya kemudian menjauhkan tubuhnya dan mengendikkan bahu. Kemudian membungkuk untuk mengambil kuas Yoongi dan mengembalikan pada pemiliknya yang masih terdiam membatu.

"Ya, mungkin hanya perasaanmu saja". Akhirnya setelah sekian detik Yoongi berhasil mendapatkan dirinya kembali. Sesekali menunduk kemudian menyelipkan helai rambut yang entah mengapa terlihat atraktif di mata si pemuda yang sejak tadi menatapnya intens dan kini justru tersenyum tipis penuh arti.

"Ada apa?"

"Tidak. Hanya saja, apa kau memang selalu secantik ini?"

Yoongi kini tengah mengingatkan dirinya sendiri untuk tidak terlalu menanggapi kalimat manis yang baru saja ia dengar karena sudah bisa dipastikan bahwa laki-laki itu mengatakan hal manis pada semua orang. Jadi tidak seharusnya dirinya merasa istimewa. "Sebaiknya kau kembali melukis"

"Mulai besok, boleh aku melukis di sampingmu?"

Yoongi melirik tempat kosong di sampingnya yang ia gunakan untuk meletakkan barang-barangnya yang jelas tidak sedikit. "Kenapa?"

"Entahlah, kau begitu cantik dan menarik"

"Berhenti membual", bisiknya. Sangat berlawanan dengan apa yang sebenarnya ia rasakan. Dirinya hampir pingsan namun bibirnya justru mengatakan hal menyebalkan. Padahal dirinya hanya perlu tersenyum dan meladeni Taehyung yang setelah sekian lama akhirnya menyadari keberadaannya.

Taehyung mengendikkan bahunya, masih dengan senyum kecil di bibirnya. "Aku tidak pernah membual. Kau seperti kecantikan sempurna yang tak terlukiskan"

.
.
.

end

abis nonton nevertheless terus terinspirasi ini.

awalnya mau dijadiin book berchapter tapi karna masih banyak tanggungan jadi harus berpuas diri sama oneshoot yang pendek banget ini.

fyi, mungkin aku bakal balik setelah minggu depan selesai ujian, makasi.

Her (Oneshoot Collection)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang