Namgi - Mutualism (Better Version)

582 35 5
                                    

Cast : Namjoon and Yoongi (gs)
Rate : T+

.
.
.

"Mama bakal cari pinjeman"

"Pinjem kemana lagi ma? Hutang kita udah banyak banget, yoongi takut kita gabisa balikin. Biar yoongi kerja aja ya ma?"

"Jangan, kamu masih semester 1 yoon. Fokus kuliah aja, kamu tau kan mama gabakal diem aja?"

"Lagipula kenapasih ayah nggamau kerja?"

"Udah nggausah mikirin ayah kamu, dia emang begitu. Sekarang kita pikirin caranya biar kamu bisa tetep ikut ujian ya"

Menjadi yoongi tidak pernah mudah. Sejak kecil tumbuh di keluarga yang kurang berkecukupan. Sosok ayah yang seharusnya menjadi penopang keluarga, yang menjadi harapan keluarga nyatanya tidak ada dalam kehidupan yoongi selama ini. Namun, yoongi lebih dari beruntung memiliki ibu yang setidaknya dapat menggantikan peran ayahnya yang tidak tahu diri itu.

Sudah sejak beberapa minggu yang lalu, yoongi mengusulkan pada ibunya agar dapat bekerja paruh waktu di cafe milik temannya namun ibunya segera menolak dengan alasan yoongi harus fokus mengejar gelar sarjananya. Dan yoongi bersumpah yoongi menempatkan ibunya di tempat pertama tujuan hidupnya.

Setelah berbicara dengan ibunya, yoongi segera mengambil tas untuk pergi ke cafe. Dengan aplikasi ojek online yang dia punya di ponselnya, yoongi berangkat menuju cafe dengan tarif yang murah. Cafe merupakan salah satu tempat yang biasa ia gunakan untuk mengerjakan tugas karena disana menyediakan free wifi. Yoongi bisa menghabiskan waktu berjam-jam dengan hanya memesan minuman paling murah disana.

Tiba di cafe dengan nuansa retro yang sudah biasa ia datangi, yoongi segera memesan iced americano yang menjadi minuman kesukaannya semenjak datang ke cafe ini. Tempat duduk di pojok di bagian luar cafe ini yang selalu kosong, menjadi tujuannya hari ini.

Mengeluarkan laptop dan buku-bukunya, yoongi siap mengerjakan tugasnya sembari menunggu namanya dipanggil. Tangannya bergerak mengikat rambutnya sebelum mengetik. Mengingat di jam seperti ini cafe masih cukup sepi, tidak perlu menunggu waktu lama untuk namanya dipanggil.

Yoongi berdiri dari kursinya dan menuju kasir untuk mengambil minumannya sekaligus membayar. Naas, yoongi tidak memperhatikan langkahnya sehingga dirinya tersandung oleh sebuah undakan kecil dan membuat minumannya terjatuh kedepan. Bersyukur tubuhnya tidak sampai menyentuh lantai karena seseorang menahan pinggangnya dari depan.

Yoongi memekik terkejut, terlebih ketika minumannya mengotori hampir seluruh bagian depan jas seseorang yang menolongnya. Pria dengan penampilan rapi dan mahal berdiri dihadapannya dengan senyum manis yang menampakkan dimplenya. Yoongi segera meminta maaf dan mengambil sekotak tisu yang ada di meja kasir tidak memperdulikan tatapan perempuan penjaga kasir yang melotot tidak terima tisunya dihabiskan.

"Maaf, saya nggak sengaja", ucapnya berkali kali sembari berusaha mengusap jas pria itu meski hasilnya nihil. Yoongi ingin menangis saja rasanya, pria didepannya sudah jelas bukan sembarang orang dilihat dari penampilannya. Sementara petugas kebersihan di cafe itu datang dengan alat kebersihannya. Yoongi kembali meminta maaf atas kekacauan yang ia buat.

"Sudah, nggak apa-apa. Saya bisa ganti baju, lagipula kamu kan tidak sengaja", ucap pria itu dengan suara rendahnya. Namun yoongi belum bisa tenang. "Gimana kalo saya belikan minuman aja?", tawar yoongi. Sebenarnya hanya basa-basi, tidak berharap pria itu menerima tawarannya karena dirinya harus menghemat uang untuk pulang.

"Boleh", ucap pria itu disertai senyuman. Segera yoongi memesan minuman untuk pria asing itu. Setelah mengucap maaf beberapa kali, yoongi memutuskan untuk kembali ke tempatnya karena masih memiliki tanggungan tugas. Namun tidak disangka bahwa pria itu justru mengikutinya dan duduk didepannya.

"Apa ada masalah?", tanya yoongi hati-hati.

"Nggak, saya cuma mau ngobrol aja sama kamu, boleh?"

Yoongi bingung sekaligus takut. Yang dipikirkannya hanya bagaimana jika pria itu meminta ganti rugi atau bahkan memiliki niat terselubung. Namun yang bisa yoongi katakan hanyalah, "Ah iya, tapi saya sambil ngerjakan tugas ya", bisiknya, berusaha menghindari tatapan pria asing didepannya yang membuat yoongi salah tingkah.

"Santai saja. Oh iya kita belum berkenalan. Saya namjoon, kamu?"

"Yoongi", jawab yoongi singkat kemudian membalas uluran tangan namjoon dengan cepat.

"Kamu kuliah ya?"

"Iya, saya kuliah jurusan pendidikan bahasa inggris semester 1, om", jawab yoongi seraya melirik pria bernama namjoon dari balik laptopnya.

Tidak disangka, namjoon justru terkekeh. "Saya keliatan tua ya sampe dipanggil om?".

Yoongi kemudian meringis menyadari kesalahannya, tangannya spontan menggaruk belakang telinganya karena malu, "Ah, maaf saya nggatau harus panggil apa tapi kayanya om jauh lebih tua dari saya"

"Saya lebih suka dipanggil daddy sih"

Yoongi sontak melebarkan matanya mendengar ucapan yang keluar dari mulut namjoon. "Jadi om sudah punya anak ya?", percayalah yoongi hanya ingin mengenyahkan pikiran buruk dalam otaknya, dan pertanyaan yang barusaja ia lontarkan hanya pengalihan pikiran negatifnya.

Pertanyaan yoongi dijawab dengan kekehan merdu namjoon. Jika waktu bisa dihentikan sejenak, mungkin yoongi sudah terang-terangan memuji paras tampan namjoon.

"Saya belum menikah, yoongi"

Tangan yoongi berhenti mengetik, kini apa yang ia pikirkan menjadi kenyataan. Tidak dapat dipungkiri, hal itu membuatnya tidak nyaman. Bisa saja sekarang namjoon tengah menarget dirinya.

Yoongi bergerak untuk membereskan barang-barangnya dengan cepat, dan hal itu tak luput dari pandangan namjoon. "Tenang dulu yoongi, saya mau ajak kamu ngobrol". Dengan itu, yoongi kembali duduk. Seketika yoongi merutuki dirinya yang tidak dapat dengan mudah menolak permintaan orang lain.

"Hubungan ini nggak seburuk yang kamu pikirkan", ucap namjoon tiba-tiba. Entah apa maksudnya namun yoongi hanya diam.

"Saya bisa sebut ini hubungan mutualisme, saling menguntungkan. Saya membantu kamu, kamu membantu saya. Saya akan penuhi semua kebutuhan kamu, bahkan saya bisa biayain kuliah kamu sampe lulus, tapi kamu juga harus bersedia nemenin saja, nggaperlu having sex, kecuali kamu yang mau". Penjelasan dari namjoon entah mengapa membuat pipinya memanas.

Jujur saja, tawaran yang diberikan namjoon sangat menggiurkan. Terlebih namjoon datang disaat yang tepat. Dirinya tengah membutuhkan banyak uang untuk membayar kuliah dan mencukupi kebutuhan hidup keluarganya. Namun bagaimana perasaan ibunya jika mengetahui hal ini? Yoongi tidak dapat membayangkan. Dan bagaimana yoongi bisa menjelaskan bagaimana yoongi mendapat banyak uang kepada ibunya sudah membuatnya pusing.

Yoongi tidak mau mengambil resiko.

"Terus?"

Namjoon tersenyum tipis, "Kamu mau menjalani hubungan mutualisme ini sama saya?"

Dengan cepat yoongi menggelengkan kepalanya, "Enggak, saya nggak bisa", ucapnya kemudian dengan terburu mengangkut tasnya. Namun sebelum dirinya berdiri, tangannya dicekal sehingga dirinya kembali duduk.

"Saya yang akan bertanggung jawab atas apapun yang terjadi sama kamu. Sama saya, hidup kamu akan terjamin dan aman. Masalah orang tua kamu, biar saya yang urus. Kamu nggak perlu repot dan khawatir. Kamu akan saya perlakukan seperti princess"

Sungguh, yoongi goyah.

"Apa kita bisa buat kontrak?"

Senyum puas terbit di wajahnya, tangannya meraih tangan kanan yoongi kemudian mengecup punggung tangannya, "Anything for you, princess"

.
.
.

end.

Her (Oneshoot Collection)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang