15

3 2 0
                                    

Elf itu lalu melihat ke sekeliling tapi tak menemukan apa pun. Hanya ada kegelapan malam dan gemerisik dedaunan. Dia juga mencoba merasakan aura sihir hewan atau manusia, tapi nihil.

Tiba-tiba suara serak seseorang terdengar oleh tiga makhluk itu. "Selamat malam, Tuan dan Nyonya. Sepertinya malam ini indah sekali, bukan? Lihatlah, bulannya bukankah sangat indah?"

"Kau siapa?" tanya Ryu tajam.

Sosok itu memiliki rambut berwarna ungu muda dengan iris mata berwarna senada. Memakai pakaian tuxedo hitam dengan sepatu fantofel berwarna senada. Sayap hitam tampak di belakangnya, menyeruak dari celah yang ada di baju. Menempel pada tulang belikat.

"Oh, kau menanyakan namaku? Sungguh sopan. Aku adalah Mensis, salam kenal," ucap sosok itu sembari membungkukkan badannya.

"Aku tak pernah mendengar seseorang dengan nama Mensis sebelumnya. Jawab dengan benar!" ucap Ryu geram.

Orang itu lalu tersenyum dan mendarat beberapa meter di hadapan tiga orang itu. Dia lalu memeluk dirinya sendiri dan berbisik, "Chingelo." Kegelapan menyeruak dari tubuh orang itu, sebelum menyelimutinya seperti kepompong.

Tekanan yang tak kalah kuat dari Byakko keluar dari kepompong itu. Raulla bergdik ngeri dan merengkuh Byakko yang sangat ini melihat kepompong itu dengan tatapan dingin. Tak lama berselang, kepompong itu retak dan mengeluarkan sinar ungu terang. Tekanan berat dengan aura yang penuh dengan rasa haus darah menyelubungi desa itu.

"Mungkin kau mengenaliku jika aku berwujud seperti ini." Suara terdengar dari kepompong itu yang bersinar makin terang sebelum pecah.

Seekor hewan sihir berbentuk burung dengan bulu berwarna hitam legam keluar dari kepompong itu. Burung setinggi empat meter itu lalu menatap pada Ryu dan Byakko dengan tatapan meremehkan. "Satu dari dua pilar, Mensis sang burung bulan."

            "Ternyata itu kau, burung sialan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ternyata itu kau, burung sialan. Byakko, kembali ke wujud aslimu sekarang," ujar Ryu dengan tatapan permusuhan yang terarah pada Mensis.

Byakko menggeram keras sembari menghimpun angin ke sekelilingnya. Tubuh Byakko pun perlahan membesar hingga kembali ke ukuran aslinya, harimau loreng setinggi tujuh meter. Ryu lalu menyuruh Raulla bersembunyi pada jarak aman.

"Siapa dia, Tuan Ryu?" tanya Raulla sembari perlahan berjalan mundur.

"Mensis, salah satu dari dua pilar hewan sihir, merupakan hewan sihir dengan tingkat kemurnian sirkuit sihir tertinggi bersama dengan Solis. Konon, mereka dapat berubah wujud menjadi manusia karena mereka sudah menembus batas 70%, bahkan dirumorkan kemurnian sirkuit sihir mereka sudah menembus angka 80%. Tak kusangka aku bertemu dengan salah satu dari mereka," jelas Ryu.

"Mereka sekuat itu?" ujar Raulla setengah terkejut.

"Ya, kau bersembunyilah, biar aku dan Byakko yang menghadapinya."

Cassanova: Akar MasalahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang