21. Arti Sahabat

5 1 0
                                    

"Kak Nita?"

Seketika Syilla terkejut melihat keadaan Nita.

"Siapa Syilla?"tanya Kaisar.

"Kak Nita, teman kak Maura."

Syilla melihat darah di lutut kaki Nita. Seketika Syilla merasa pusing dan tidak karuan.

"Syilla, kamu kenapa?"tanya Bu Aida.

Kaisar yang melihat itu, teringat jika Syilla phobia darah.

"Ibu, jauhin Syilla sama Nita, sekarang"titah Kaisar.

Mendengar ucapan Kaisar, Aida langsung menarik lengan Syilla agar menjauh dari Nita, sedangkan Kaisar membawa Nita ke dalam panti.

Meskipun Syilla tidak bisa mengobati Nita, tapi ia sibuk mencari peralatan medis untuk mengobati lukanya dan Aida yang mengobati Nita.

Tak berlangsung lama, Nita akhirnya sadar dari pingsannya. Mata Nita melihat sekeliling kebingunggan, melihat Syilla dan yang lain.

"Alhamdulillah,"ucap Syilla dan yang lain.

"Aku...dimana?"tanya Nita.

"Kak Nita di panti asuhan,"jawab Syilla.

Seketika Nita teringat apa yang terjadi kepadanya sebelumnya, Nita meringis merasakan rasa perih di kakinya.

"Kaki kakak lecet sampai berdarah, tapi sekarang sudah diobati insyaAllah cepet sembuh"

Nita tertunduk dengan raut wajah tertekuk. Rasanya kepala seperti ditarik, sakit sekali.

"Kak Nita kenapa?"tanya Syilla cemas.

Nita hanya diam. Sekuat tenaga Nita mencoba untuk bangun dari tempat tidur, namun gagal. Nita mencoba kembali masih sama.

"Kak jangan dipaksain, kak Nita mau apa?"

"Pergi, gue mau pergi dari sini"

"Tapi kakak belum sembuh"

Nita tak menggubris omongan Syilla ia tetap kekeh pergi meninggalkan panti. Dengan keadaan masih terasa sakit, Nita berjalan keluar panti. Kakinya yang masih terluka dipaksa untuk berjalan. Syilla dan Kaisar menyusul Nita berlari mencegahnya untuk pergi.

***

"Pokoknya mau ikut kakak,"rengek Azam pada Kiara yang membuntutinya dari belakang.

"Nggak boleh, nanti kamu disana ngerengek mau pulang."

"Nggak."geleng Azam dengan berkali-kali sampai pusing sendiri.

Hasna yang sedang bersantai di teras depan terganggu dengan keributan yang di buat kedua anaknya langsung turun tangan melerai mereka.

"Kiara, Azam ada apa sih ribut terus?"

"Azam bundaaa...," keluh Kiara.

"Azam, kamu jangan ganggu kakak kamu dong"

"Azam nggak ganggu kak Kiala, Azam cuma mau ikut. Tapi kakak nggak bolehin."

"Nanti kayak dulu bund, Azam udah diajak malah minta pulang pas udah sampai."

Hasna tersenyum mendengar keluhan kedua anaknya itu.

"Yaudah gini aja, Azam boleh ikut kakak-

"Horeeeee,"seru Azam gembira sebaliknya Kiara merasa kesal karena selalu saja Azam diberi keuntungan.

"Eitsss tunggu dulu, kalau nanti Azam malah bikin kak Kiara kesel apalagi minta pulang pas udah sampai, bunda bakal kasih sanksi. Oke?"

"Siap kak Kiala"

Catatan SyillaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang