Ramaikan yuk
Vote + Komen
🍂🍂🍂
Happy reading 😊
"Jika kamu merasa takut mendekatklah kepada sang pencipta, maka pasti kamu akan merasa aman"
~Catatan Syilla~Pagi ini begitu cerah, secercah cahaya matahari menyelinap masuk ke dalam kamar Syilla. Tak luput jam alarm berbunyi dengan kencangnya, dengan rasa kantuk yang masih ada Syilla mencoba untuk bangun dari tidurnya.
Hari Spesial
Tulisan itu terpampang jelas dikalender, Syilla membulatkan matanya. Syilla segera turun dari kamarnya menyusuri tangga.
"Umi ayok cepet, Syilla nggak sabar beli hadiah kalung buat hafalan Al-Qur'an"ajak Syilla dengan penuh semangat
"Iya-iya sebentar, kita kan mau ajak Kak Maura juga, tunggy sebentar yh"ucap umi
Mendengar itu Syilla kecil seketika cemberut membuat pipi chubynya terlihat sangat menggemaskan.
"Ululu anak Umi kalo ngambek lucu banget sih"gemas Umi
Mendengar pujian umi, membuat Syilla kembali senang. Mudah sekali membujuk si kecil Syilla.
Tak lama Maura pun sudah siap dan menghampiri Syilla dan Umi.
"Bunda, Maura udah siap nih"
"Masya Allah, cantiknya anak Bunda"puji Umi
"Umi, Syilla juga cantik"ucap Syilla dengan bangganya, sambil berkacak pinggang.
Syilla kecil memang berbeda yh lebih agresif dan periang.
Umi yang mendengar ucapan Syilla hanya tertawa melihat tingkah putri kecilnya ini.
"Iya kalian berdua sama-sama cantik"
Jadi antara Maura dan Syilla punya panggilan berbeda dalam memanggil Ayah dan Ibu mereka.
Kalau Maura lebih suka memanggil Ayah-Bunda sudah menjadi kebiasaan Maura, kalau Syilla memanggil Abi-Umi sama seperti Maura yang sudah terbiasa memanggil seperti itu.
Tapi disini author panggilnya Umi aja yh.
Oke, balik lagi ke obrolan seru Syilla.
"Kak Maura, panggilnya Umi aja jangan Bunda"perintah Syilla
"Terserah Kakak lah, lagian kakak canggung panggil itu, udah kebiasaan panggil Bunda dari kecil, iyakan Bunda?"
Umi pun tersenyum dengan tingkah kedua anaknya.
"Mau panggil Bunda atau panggil Umi sama aja, Bunda dan Umi ini adalah ibu kalian dan kalian anak Bunda dan Umi selamanya"
Setelah mendengar ucapan Umi, Maura dan Syilla memeluk Umi dengan hangat.
"Syilla sayang sama Umi"
"Maura juga sayang sama Bunda"
"Bunda-Umi juga sayang sama Maura-Syilla"Setelah cukup lama berpelukan Umi pun mengajak kedua anaknya pergi kepusat perbelanjaan yang sudah dinanti-nanti Syilla.
"Sekarang kita langsung berangkat yuk"ajak Umi
"Ayah nggak ikut Bun?"tanya Maura
"Ayah nanti nyusul, nggak apa-apa kan?"tanya umi
KAMU SEDANG MEMBACA
Catatan Syilla
Novela Juvenil"Bisakah kita seperti Matahari dan bumi yang saling menjaga jarak agar terlindungi" Arsyilla Nur Rafiqah adalah gadis berusia 17 tahun, sejak ia lahir sudah ditinggal pergi oleh ibu kandungnya. Sebelum ibunya meninggal, ibu Syilla (Nur) meminta suam...