23. Rahasia

4 2 1
                                    

Beberapa hari kemudian setelah Maura diperbolehkan untuk pulang dari rumah sakit, Maura belum bisa beraktivitas seperti sedia kala. Kecelakaan yang di alaminya membuat tulang keringnya mengalami fraktur ringan sehingga membutuhkan waktu sekitar satu bulan untuk pemulihan dan dua bulan untuk proses pemulihan total. Dokter menyarankan terapi jalan, dan setiap hari perkembangannya dipantau. Abi memutuskan untuk meminta izin kepada sekolah agar Maura diberi keringanan belajar di rumah sementara, selama satu bulan. Tapi Maura yang mendengar hal tersebut keberatan bagi Maura itu terlalu lama alhasil setelah berdiskusi dengan Maura dan dokter akhirnya Maura diputuskan hanya satu minggu belajar di rumah.

"Syilla."Kaisar yang ada di hadapannya melambaikan tangan, sedetik kemudian Syilla segera menundukkan pandangannya.

"Ini punya kamu?"Kaisar mengeluarkan tasbih digital berwarna biru muda. Belum sempat Syilla menjawab datang Kiara yang langsung menyambar tasbih tersebut.

Syilla dan Kaisar terkejut melihat Kiara datang tanpa di undang."Punya gue ini,"ucap Kiara sambil mengamatinya, "Lo nyolong ya?"tuduh Kiara.

Kaisar memasang muka kesal, "Heh, lo jadi orang suudzon mulu."

"Bukan suudzon, ini buktinya ada di tangan lo."

"Gue kira punya Syilla, jadi mau gue kembaliin."

"Modus berkedok ngembaliin,"ucap Kiara dengan nada meledek.

"Wah itu mulut nggak pernah disekolahin apa?"

"Enak aja, Lo tuh jelas-jelas mau nyari kesempatan dalam kesempitan, yakan Syilla?"

Kaisar terdiam sejenak, "Syilla?"Kaisar dan Kiara melihat sekitar, Syilla sudah pergi jauh dan hilang dari penglihatan mereka.

Bel masuk berbunyi semua siswa berhamburan memasuki kelasnya masing-masing. Dave memasuki kelas dengan muka tertekuk."Lo kenapa?"Dave melihat Kaisar sejenak, Kaisar yang merasa risih pun menginjak kaki Dave.

"A!!! aaashhh sakit ogeb"Kaisar hanya membalasnya dengan smirk.

Dave segera duduk di kursinya, "Gue yang harusnya tanya, lo kenapa,"kesal Dave.

"Emang gue kenapa?"tanya Kaisar balik.

"Lo dari selumbari kemana? gue kontak lo, cari lo di tongkrongan, bahkan ke rumah lo nggak ada. Sampe curiga lo diculik,"cerocos Dave.

Kaisar mengamati Dave lamat-lamat, Dave yang risih pun menendang kakinya, "Lama-lama lo kayak nyokap kedua, nyokap gue aja nggak gitu."

Perbincangan mereka berakhir dengan datangnya guru mengajar, seluruh kelas mengucapkan salam serentak dan memasuki pelajaran.

*_*_*

"Baik terima kasih, semoga kerja sama ini menjadi awal baik,"ucap Rafiq dengan senyum hangat.

"Sama-sama, saya juga mengharapkan demikian."Mereka tersenyum sekilas, "Kalau begitu, mari saya antar."

"Terima kasih."Beberapa kolega dan staf sudah pergi meninggalkan ruangan rapat, menyisakan Rafiq dan kolega pentingnya. 

"Saya terkesan dengan pak Rafiq yang masih memegang perusahaan ini sendirian, dengan pencapaian yang besar seperti ini"pujinya yang di beri tawa ringan oleh Rafiq saat mereka berjalan menuju pintu keluar, "alhamdulillah saya masih di beri kesempatan untuk mengurusnya". 

Dering ponsel berbunyi menggema di ruangan yang kosong, Rafiq yang masih di ujung pintu bersama koleganya terhenti."Ee-maaf..."Kolega tersebut langsung menyadari dan mempersilakan Rafiq untuk menggangkat telepon,"Tidak apa-apa pak angkat saja," ucapnya ramah.

Catatan SyillaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang