BAB 3

1.4K 98 4
                                    

Pamela dan Amanda berjalan dengan tergesa-gesa menuju ruangan Mrs. Brandon. Wajah Pamela begitu gugup berbeda dengan Amanda yang begitu santai menghadap salah satu dosen yang di kenal begitu sadis dalam nilai.

"Oh Pam demi tuhan bisakah wajahmu tidak lebih pucat dari itu. Kau seperti mayat berjalan". Pamela mendengus masam Menatap Amanda. Bisa-bisanya wanita ini masih begitu santai padahal dirinya sudah ingin mati berdiri.

"Oke baiklah aku akan diam". Amanda menghela nafas mengeleng pelan melihat sikap panik Pamela yang tidak pernah berubah. Dan akhirnya mereka sampai di depan pintu ruangan Mrs. Brandon

"Kau yang ketuk pintunya tangan ku gemetaran". Amanda mendegus jika berhadapan dengan pria Pamela jadi paling ganas. Tapi jika soal kuliah dia harus di letak kan di ranking terbawah.

Tok..tok..

"Permisi Mrs. Brandon". Amanda mengetuk pintu besar di depan nya dengan pelan. Bukan nya dia tidak gugup. Hanya saja dia tidak ingin bersikap panik. Itu bukan gayanya.

"Masuk". Suara dingin seorang wanita terdengar dari dalam. Amanda dan Pamela masuk. Mrs. Brandon sedang berkutat dengan berkas di depan nya. Menggunakan kacamata yang membingkai matanya yang kini tampak kerutan halus disana.

"Mrs. Brandon saya Amanda dan ini Pamela. Kami adalah mahisiswi bimbingan tingkat akhir anda". Mrs. Brandon menghentikn aktivitasnya. Mendongak menatap lurus ke arah Amanda dan Pemela bergantian. Tatapan mata yang mampu membuat bulu kuduk berdiri meremang. Tajam dan menusuk.

"Silahkan duduk". Amanda dan Pemela menarik kursi di depan Mrs. Brandon. Mereka duduk dengan tenang. Kecuali Pamela yang masih tampak gelisah dan meremas jemarinya.

"Kami ingin tahu apa tugas akhir yang harus kami selesaikan". Amanda memulai pembicaraan mengenai tugas mereka. Mrs. Brandon mengambil dua map di samping kirinya. Menyerahkan kepada Amanda dan Pamela.

"Ini adalah tugas akhir kalian. Aku ingin kalian menyelesaikan nya secepat mungkin paling lambat tiga bulan sudah harus selesai". Amanda dan Pamela saling menatap. Kegundahan dan perasaan tidak enak mulai menyelimuti keduanya. Mata Pamela membelalak menatap tugas Akhir yang dia dapatkan.

"Mrs. Brandon apa mungkin saya harus melakukam interview ke jepang? "

"Tentu itu yang harus kamu lakukam jika itu memungkin kan dan bisa mendapatkan nilai terbaik. Ku sarankan kau melakukan nya". Badan Pamela melemas. Tebakan nya tidak meleset. Tugas akhir ini akan membunuhnya. Bagaimana bisa dia menginterview kolektor di Jepang dan mencari beberapa peningalan kuno disana.

"Baik Mrs. Brandon".

"Bagaimana dengan mu Amanda apa ada kendala?"

"Jika saya boleh tahu Emperor Deplovment ini berada diamana? "

"Kau tidak tahu pemilik Emperor? " Amanda mengeleng pelan. Pamela menatap Amanda sejenak.

"Amanda kau bercanda itu perusahaan Artefak terbesar di Amerika. Yang biasa mengoleksi berbagai peningalan kuno dari berbagai belahan dunia dan di pajang di Museum mereka 100  kolektor terbaik dalam dunia Arkeolog aku tidak percaya kau bahkan tidak mengenal mereka ketika kau akan menjadi seorang Arkeolog". Amanda kebingungan dia tidak pernah mencari tahu banyak perusahaan kolektor. Dia hanya berkutat kepada museum dan tempat kuno.

"Aku tidak terlalu memperhatikan perusahaan yang megoleksi barang antik".

"Mereka berada di pusat kota dan kau bisa menemukan dengan mudah. Hari ini Universitas memiliki jadwal wawancara dengan nya. Jika kau mau kau boleh bergabung dengan mereka untuk menemuinya". Mrs. Barandon memberikan saraj yang cukup mudah untuk Amanda. Dan dia bersyukur tugasnya tidak di persulit.

The Darkness Of DanteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang