Orang bilang cinta bisa merubah segalanya. Termasuk sifat seseorang. Dante adalah pria pendiam dan tidak banyak bicara. Tegas dalam waktu bersamaan. Perintahnya adalah sebuah keharusan dan tidak bisa ditolak. Apa yang dia inginkan harus dia dapatkan.
Tapi,bertemu Amanda merubah segala kehidupan dan juga sifat Dante.Pria pendiam dan tegas itu kini berubah menjadi pria yang hangat dan penuh tawa. Terlihat bagaimana Dante menikmati waktunya dengan Amanda. Melihat polah tingkah Amanda yang saat ini sedang menanam bunga dikebun.
Tidak pernah terpikirkan bagi seorang Dante akan hadir seseorang seperti Amanda dan membuatnya menikmati sebuah kebun bunga. Hanya duduk dan menatapnya tapi membuat hatinya terasa penuh dan hangat.
"Apa yang sedang kau perhatikan?" Amanda menatap Dante dari balik topi yang dia kenakan sembari menanam bibit mawar yang dia minta di tukang kebun beberapa hari ini.
"Apa kau sangat suka menanam bunga?" Amanda mengangguk cepat.
"Iya,saat di Italy aku suka berada dikebun anggur ayahku. Aku selalu suka menanam anggur dan bunga. Ini menyenangkan. Membuatku merindukan rumah."
"Mengapa kau tidak berlibur ke Italy untuk bertemu orang tuamu?"
"Kesibukan kuliah dan pekerjaan part timeku menyita semua waktuku. Aku sudah bertekad membuat mereka melihat toga dikepalaku."
"Apa kau ingin mengunjunggi mereka?"
"Mungkin nanti setelah semua selesai disini. Kau jangan berpikir membawaku dengan jet pribadimu kesana." Seolah tahu isi otak Dante. Amanda memberi peringatan kepada pria itu. Cukup dibawa kabur kemari sudah membuatnya syok. Dia tidak ingin ada kejutan mewah lainnya. Kemewahan benar-benar bukan gaya hidupnya. Dante tertawa mendengar ancaman kecil Amanda.
"Ada apa? Apa kau tidak menyukai Jet pribadiku? Apa itu terlalu biasa dan kurang besar? Aku bisa mengubahnya untukmu atau membeli yang baru." Amanda melotot mendengar itu. Seolah membeli Jet baru bagi Dante seperti menganti mainan.
"Tuan Dante aku tahu kau kaya dan meiliuner jutaan dollar. Tapi bukan itu keinginanku. Kemewahan benar-benar tidak cocok denganku. Maksudku,aku menyukai hal sederhana dan biasa." Dante mengeryitkan dahinya. Mungkin inilah alasan mengapa Amanda berbeda. Semua wanita disekelilingnya hanya menginginkan kemewahan dan uangnya.
"Tapi hanya itu yang aku punya. Aku tidak memiliki kesederhanaan itu,"gumam Dante sedikit prustasi. Menghadapi wanita biasa dan tidak menginginkan uangnya adalah hal baru bagi Dante. Dan dia benar-benar tidak tahu bagaimana memperlakukan wanita tanpa uang dan terutama Sex diranjang. Dia baru menyadarinya hari ini. Bahwa dia benar-benar tidak berguna. Selain dari kedua hal itu.
"Mungkin kau bisa mulai dengan menjadi tukang kebun bunga ini,"ujar Amanda menyodorkan skop kecil kepada Dante. Menatap skop itu Dante mengeryit dalam. 35 tahun hidupnya dia tidak pernah menyentuh skop apalagi menanam bunga.
"Aku tidak yakin bunga itu akan hidup ditanganku,"ujarnya menatap tidak yakin kepada skop yang disodorkan Amanda. Amanda tertawa,menarik lembut tangan pria itu untuk duduk disampingnya.
"Aku akan mengajarimu,ayo." Dengan berat hati dan tidak yakin Dante mengambil sarung tangan dan juga skop. Mulai mengikuti langkah Amanda yang perlahan menyekop tanah dan menanamkan bibit bunga.
Perlahan tapi pasti Dante mengikuti langkah Amanda dan dia mulai menikmati peran menjadi tukang kebun dadakan sore itu. Tidak pernah terpikirkan oleh seorang Dante menanam bunga ternyata begitu mengasyikan. Dia tidak tahu bagian mana yang membuatnya bahagia.
Belajar menjadi pria biasa menanam bunga atau karena wanita yang ada disampingnya itu yang mengajarinya. Yang jelas jika dia bisa mengatakan moment terbaik dalam hidupnya adalah saat ini. Saat dimana dia membawa Amanda kesampingnya adalah pilihan terbaik yang pernah Dante buat dalam kehidupannya yang suram,gelap dan tanpa tujuan pasti.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Darkness Of Dante
RomanceHidup bagai dua sisi,hitam dan putih. keduanya adalah pilihan tapi bagi seorang Dante Fernandez dia tidak pernah mempunyai pilihan untuk itu. kehidupannya sudah berjalan tanpa bisa dia memilih. Gelap dan tanpa tujuan. ketika cinta datang kedalam hid...