BAB 11

1.2K 81 0
                                    

Cinta Selalu menghadirkan banyak rasa terutama sebuah pertemuan.Yang pada akhirnya kita sebut sebuah cerita cinta. Amanda wanita polos dan biasa saja. Meski tidak terlalu memikirkan pria. Tapi Amanda pernah memiliki perasaan pada pria yang membuatnya tersipu malu. Meski itu hanya kenangan cinta monyet.Baginya pria bukan sesuatu yang terlalu penting untuk Amanda. Karir dan kuliah adalah hal yang selalu ada dalam benaknya.

Namun, tidak bagi seorang Dante Fernandez. Dante memang belum pernah merasakan bagaimana mencintai seseorang. Bukan karena dia tidak bisa menemukan seorang wanita untuk dia cintai. Tapi lebih kepada dirinya takut untuk memulai mencintai wanita.

Sisi gelap dari kehidupannya tentang akibat dari mencintai seseorang membuat seorang Dante mengasingkan dirinya untuk mencintai seseorang. Tapi sekeras apa pun kita menghindar ketika takdir telah berkata. Maka sejauh apa pun kau melarikan diri dari cinta. Dia akan selalu menemukan mu. Membuatmu merasakannya yang pada akhirnya tidak bisa kau tolak kehadirannya walau kau tidak menginginkannya.

Inilah yang sedang dirasakan Dante saat ini. Dia telah jatuh cinta kepada gadis cantik bermata hijau. Yang mampu memberikan ketenangan yang belum pernah dia rasakan dimanapun. Ketenangan dan kedamaian yang selama ini dia cari untuk batin dan jiwanya.

Seolah sisi tergelap dari dirinya melebur bersama tatapan hijau yang meneduhkan relung terdalam jiwanya. Amanda Betrice. Pikiran Dante tidak bisa lepas darinya. Pikirannya masih melayang jauh kepada wanita itu.

Setiap inci tubuhnya masih jelas Dante rasakan. Bahkan jika mereka berjauhan seperti saat ini. Pikirannya tertuju hanya kepada wanita itu saat ini. Wanita yang mampu memenuhi setiap ingatan nya tentang dirinya.

"Sedang apa?"entah angin darimana. Dante adalah orang yang tidak pernah menghubungi orang lain terlebih dahulu selain untuk urusan pekerjaan. Terlebih untuk seorang wanita. Tapi malam ini dia membuat sejarah yang mungkin akan ditertawakan oleh asisten jika mengetahuinya. Memainkan ponselnya. Dante mengechat Amanda.

Disisi lain,Amanda sedang bersiap untuk tidur. Lelah dari pekerjaan magang dan juga mengurusi tugas akhirnya. Dia membaringkan tubuhnya. Ketika ponselnya berdering menampilkan sebuah pesan dari nomor yang telah disimpan. Alis Amanda bertaut. Sejak kapan pria itu mempunyai inisitiaf menghubunginya. Seorang Dante Fernandez.

"Bersiap tidur,ada apa?"Amanda membalas pesan itu sembari mengulum senyum tipis. Hal yang luar biasa seorang Dante menghubunginya di tengah malam dan hanya untuk bertanya dirinya sedang apa. Dante menunggu balasan pesan Amanda. Ditengah kesibukannya bekerja. Sebuah pesan masuk yang membuatnya bersemangat membukanya. Alisnya mengeryit dalam. Merasa tidak rela jika percakapan itu harus berkahir secepat itu karena Amanda akan tidur.

"Sedang sakit? Apa kelelahan?"Dante pasti harus minum obat setelahnya. Dia memberi perhatian kepada wanita. Tapi bukan perasaan risih dan jijik yang dia rasakan. Melainkan perasaan bahagia. Lagi-lagi pesan Dante membuat alis Amanda bertaut ketika membacanya.

"Hanya lelah,aku butuh tidur. Kau sedang apa?" balasan yang Amanda rasa cukup. Tidak berlebihan. Lagian sudah jelas dirinya dan Dante tidak memakai perasaan dalam hubungan yang mereka jalani saat ini. Tapi entah kenapa Amanda berharap ini adalah hal yang sunguhan. Ini membuatnya bahagia.

"Menyelesaikan pekerjaan. Istirahatlah,besok aku akan membawamu pergi kesuatu tempat."Melihat wanita yant kini mengisi pikirannya kelelahan. Dante merasa bersalah. Perusahaanya mungkin membuat magang Amanda terlalu berat. Amanda mengeryitkan dahinya lagi. Menatap pesan Dante. Apakah dia berhalusinasi. Pria itu ada apa dengannya.

"Kemana?" Amanda masih menahan diri. Tidak bisa terlalu menujukan perasaan bahagianya saat ini. Tapi sesungguhnya hatinya bergertar tidak karuan. Dia hanya berharap dia tidak salah menilai perasaan Dante saat ini. Jika pria itu memberikan perhatian lebih dan menginginkannya.

"Kesuatu tempat bersiap lah besok aku akan menjemputmu."Dante seolah lupa dengan pekerjaan yang sedang dia kerjakan. Membalas pesan Amanda menjadi sangat menyenangkan. Hal yang tidak pernah terpikirkan olehnya bahwa komunikasi seperti ini bisa begitu menyenangkan perasaannya. Terlihat sepele tapi begitu terasa dihati.

"Baiklah,aku akan istirahat. Ingatlah untuk tidur dan istirahat tuan Dante."Seulas senyum manis terukir dibibir Amanda. Perasaannya saat ini terasa seperti bunga yang mekar dimusim semi. Mengulingkan tubunya dikasur. Amanda ingin berteriak. Hal yang sama dirasakan oleh Dante. Senyum tipis terpatri diwajahnya. Senyum yang memancarkan kebahagian.

"Selamat istirahat Betrice bermimpi indahlah." Dante tidak tahu darimana sifat romantis nya datang. Seumur hidupnya dia tidak pernah berlaku manis dan romantis kepada wanita. Mengucapkan kata-kata manis bukanlah dirinya. Dia tidak pandai untuk itu. Terlalu kaku untuk seorang pria tapi untuk seorang Amanda. Dante bisa melakukannya. Dia akan melakukan apa pun untuk membuat wanita itu nyaman dan bahagia selama bersamanya.

"Good night." Amanda membalas pesan itu lagi. Dia menyimpan ponselnya. Jika ada yang melihat wajahnya saat ini dia pasti sangat malu. Wajahnya memerah seperti udang rebus. Saking malunya. Dia belum pernah merasakan bagaimana jatuh cinta yang sesungguhnya. Tapi kali ini sepertinya dia mengalaminya.

Dante menyimpan ponselnya kembali. Tersenyum dalam diam menatap layar laptop didepanya. Dia seperti orang gila saat ini. Perasaannya seperti ada ribuan kupu-kupu yang berterbangan mengelilingi kebun bunga. Bagaikan musim semi yang datang ditengah musim panas.

Indah, mengairahkan sekaligus juga menenangkan. Amanda Dia seperti buku yang rumit. Setiap dari dirinya bagaikan lembaran yang harus dibaca agar bisa dipahami dengan baik. Setiap lembaran diri Amanda yang membuat Dante penasaran dan ingin terus mencari tahu segalanya tentang dirinya. Dan Dante ingin melakukannya Tanpa banyak bicara melainkan dengan kehadirannya saja.

Amanda mampu mengubah sisi gelap Dante yang bahkan dirinya tidak sanggup untuk mengubahnya. Menyentuh jiwa terdalamnya dengan senyum dan tawanya yang indah. Amanda seperti matahari dimusim panas yang menyinarinya. Memberikan nya kehangatan dalam kegelapan. Menumbuhkan ribuan bunga ditaman yang tandus. Dan menghadirkan ketenangan bagaikan padang sabana yang hijau.

Dia ingin memahami wanita itu lebih dalam lagi. Menyentuh lebih dalam perasaan wanita itu. Mencari tahu setiap kehangatan tersembunyi yang dia simpan dalam tawa dan senyumnya. Menyentuh bagian dari setiap sisi hidup wanita itu. Dia ingin menjadi pendampingnya.

Ya Dante menginginkan Amanda Betrice untuk hidupnya. Bersamanya,hanya saja bisakah Amanda menerima sisi tergelap seorang Dante. Ketika dia tahu iblis apa yang bersayam dalam dirinya. Akankah wanita itu akan memandang dirinya sama setelah tahu semuanya.

Lalu bagaimana dengan Dante. Akan kah dia bisa menerima Amanda. Ketika pikiran Wanita itu begitu rumit. Pikiran Amanda begitu rumit tentang pria. Membuatnya engan untuk memikirkan pria. Kepolosannya membuat dia sulit memahami pria. Dan terkadang sikapnya yang acuh membuat pria yang menginginkannya menjadi merasa tidak diinginkan. Akan kah Dante mampu memahami Amanda. Seperti Amanda yang mampu memahami Dante bahkan ketika pria itu tidak mangatakan banyak hal kecuali dari sorot mata dan sikapnya.

To be continue...dont forget vote thank you 🌹

The Darkness Of DanteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang