BAB 9

1.3K 86 3
                                    

Perjanjian yang membuat Amanda berpikir puluhan kali malam itu. Tapi pada akhirnya dia menerima perjanjian Dante. Bukan tanpa alasan, tawaran yang Dante tawarkan sangat mengiurkan. Tawaran itu akan membuat dirinya mudah dalam hal dunia Arkelioginya.

Bekerja di perusahaan Dante adalah rekomendasi terbaik. Dia akan mendapat surat magang terbaik yang akan mampu medobrak nilai akhir mata kuliahnya. Dia melakukan semua itu demi kuliahnya. Meski Amanda masih belum mengerti apa maksud Dante sebagai penyembuh baginya.

Dia hanya cukup bekerja dikantor pria itu. Berada disisinya yang Dante maksud adalah berada di dalam pengawasan nya. Diktator, ya Dante seperti itu. Diktator yang mendominasi. Tukang perintah dan seenaknya. Tapi, Amanda justru tidak masalah dengan itu malah menikmatinya.

Cinta, konyol jika dia berharap itu sekarang. Pekerjaan dan kuliahnya jauh lebih penting saat ini daripada memikirkan soal cinta. Amanda sedang bersiap pagi itu. Setelah membersihkan tubuhnya dibawah guyuran shower dia akan medantangi kantor Dante. Emperor Devlompment inc.

Gedung perkantoran terbesar di California cukup lucu mengingat dia tidak tahu kantor ini ada. Padahal merupakan gedung terbesar dengan aksen yang elegan. Meski bernuanasa gelap. Entah kenapa Dante pemilik gedung tinggi itu sangat menyukai warna gelap.

Amanda mengambil tas selempangnya. Setelah berpakain hanya memakai jeans dan juga blezer hitam. Rambut brown nya dia kuncir,mencoba melihat sepatu di rak sepatunya. Amanda menghela nafas.

"Sial, baru ini aku menyesal tidak membeli sebuah sepatu hak tinggi," Gumam Amanda nanar menatap rak sepatunya yang kebanyakan berisi sepatu kets dan flatsus.

"Apa boleh buat toh aku hanya anak magang," Ujar nya lagi mengambil flatsus bewarna hitam. Amanda bercermin sekali lagi. What the hell sederhana sekali untuk ukuran seorang pekerja kantoran. Tapi dia tidak perduli, toh dia kesana untuk bekerja bukan bermodis ria.

Amanda turun dari apartemen sederhananya. Taxi yang dia pesan sudah tiba. Beruntung tidak butuh waktu lama untuk taxi itu sampai. Mencari apartemen nya yang terletak di sudut kota itu cukup susah. Karena banyak jalanan kecil yang harus dilewati.

Taxi bewarna orange itu berhenti tepat dibawah gedung apartemen Amanda yang lebih tepat seperti rumah susun itu. Apartemen yang sudah menampung nya selama ini. Berbekal dengan uang seadaanya untuk biaya hidup dan kuliahnya. Amanda menyewa apartemen yang cukup murah untuk kawasan California.

"Ke Emperor Devploment inc pak," Ujar Amanda sembari membuka pintu taxi orange dan duduk nyaman disana.

"Baik nona."

Taxi pun meluncur pergi meninggalkan area apartemen Amanda. Cuaca pagi itu cukup lembab karena hujan semalam yang menguyur California. Pembicaraan dengan Dante semalam terbilang cukup singkat. Karena Amanda tidak ingin berlama-lama berada di kediaman pria itu. Bukan tanpa alasan.

Karena cuaca hujan yang turun. Suasana nya semakin dingin dan sedikit membuat Amanda gelisah. Berbicara dengan Dante tidak pernah terasa aman bagi Amanda. Sial, pria itu benar-benar mengeluarkan fromon kejantanan yang membuat dirinya pusing,mual yang membuatnya tidak bisa fokus.

Tatapan matanya selalu bisa membuat Amanda mati kutu tidak berkutik. Atau lebih tepatnya membuatnya gagal jantung. Syok terapi, tatapan yang intes dan tajam. Bulu kuduk Amanda meremang setiap kali mengingat tatapan Dante dan oh sial tentu saja. Pedang panjang yang mengeras membuat bagian bawahnya menjadi selembab sisa hujan yang turun.

"Sial kau Dante!! " umpat Amanda dalam hatinya. Selama ini Amanda selalu berhasil menjaga dirinya. Agar pertahanan nya tidak runtuh. Godaan berbagai pria sering kali datang kepadanya. Tapi tidak ada yang pernah membuatnya tertarik seperti Dante. Pria itu membangkitkan sesuatu yang selama ini Amanda inginkan tapi dengan pria yang tepat.

The Darkness Of DanteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang